Tuesday 28 October 2014

Rindu

Tiap kali saya ingin memejamkan mata
Saya sering kali merindukan semua hal yang saya kasihii, sukai dan membahagiakan saya
Saat itulah saya juga menyadari bahwa ternyata saya belumlah menjadi hamba ALLAH yang pandai bersyukur

Saya sering kali meneteskan air mata dan merindukan semua hal yang pernah saya lalui...
Merindukan semua hal yang pergi dari hidup saya
Merindukan semua hal yang telah berubah 


Harusnya saya bersyukur dan tidak merindukan apapun yang telah hilang

saya harus lebih banyak belajar dan bersabar
saya pikir untuk saat ini saya jauh dari kata baik
namun saya akan berusaha untuk itu

Ingin sekali saya mengatakan saya rindu pada semuanya
Namun ...saya tidak sanggup
Bahkan hanya untuk mengucapkannya saja saya menangis dan didalam hati ini ada sedikit perasaan yang sepertinya terasa sakit

Kadang saya berpikir harusnya saya menjaga semua nya dengan baik
Menyimpan semua yang telah ALLAH titipkan dengan baik
Namun sepertinya dulu saya belum cukup dewasa untuk menjalankan semua itu

Dan ketika semua yang saya senangi itu berubah
Saya hanya bisa mengingatnya sebelum saya tidur
dan Tersenyum didalam tangis saya saat saya memejamkan mata


fitri apriani pratiwi -

Tuesday 9 September 2014

LAPORAN HASIL OBSERVASI SISTEM PENILAIAN MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA NEGERI 7 PONTIANAK



LAPORAN HASIL OBSERVASI SISTEM PENILAIAN MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA NEGERI 7 PONTIANAK
Laporan Observasi ini ditulis dalam rangka menyelesaikan tugas kedua yang diberikan oleh dosen  mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar  semester lima.



                                                                                                                                 









Disusun OLeh:
 Fitri Apriani Pratiwi        (F02110003)




 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
          Penilaian kelas adalah kegiatan rutin dan mutlak yang harus selalu dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Penilaian yang dilakukan pastinya tidaklah suatu kegiatan yang diperoleh dengan instant dan subjektif.Ini semua demi mencapai keberhasilan kegiatan belajar mengajar dengan hasil akhir yang sesuai diharapkan. Diperlukan berbagai macam metode, jenis penilaian tertentu yang disesuaikan untuk implementasikan kepada siswanya dikelas.

            Seorang guru pula mengetahui kompetensi dasar (KD) apa saja yang telah dikuasai oleh peserta didiknya dan segera mengambil tindakan perbaikan ketika terjadi nilai peserta didiknya lemah atau kurang sesuai dengan harapan. Dari penilaian yang dilakukan oleh guru itulah, guru melakukan perenungan diri atau refleksi dari apa yang telah dilakukan.
Menurut Prof. Dr. H. Arief ada 4 kesadaran yang penting bagi seorang guru atau pendidik dalam memberikan penilaian. Keempat kesadaran itu adalah:
  1. Sense of goal (tujuan)
  2. sense of regulation (keteraturan)
  3. sense of achievement (berprestasi)
  4. sense of harmony (keselarasan)
Berangkat dari keempat kesadaran itulah seharusnya seorang guru melakukan penilaian. Pendidik harus sudah tahu tujuan penilaian itu adalah mengukur kemampuan atau kompetensi siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran.
Bila guru melakukan penilaian akan terlihat nanti kemampuan setiap siswa setelah guru melaksanakan test atau ujian dan kemudian melakukan penilaian. Ketika guru telah memahami benar tujuan pembuatan soal yang sesuai dengan indikator dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai oleh siswa atau peserta didik, maka guru yang bersangkutan akan dengan mudah membuat soal-soal test yang akan diujikan. Dari situlah guru melakukan bobot penilaian yang telah ditentukan lebih dahulu dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bila semua itu telah direncanakan dengan baik, maka tujuan pembelajaran akan tercapai.Tercapainya tujuan pembelajaran dapat terlihat dari prestasi siswa yang menggembirakan. Di situlah seorang guru dapat berbangga diri karena telah sukses dalam mentransfer ilmunya

            Penilaian yang dilakukan oleh guru harus mampu membuat setiap siswa berprestasi, dan menemukan potensi unik yang dimiliki oleh setiap siswa. Akan terlihat nantinya, siswa mana yang unggul di bidang MIPA (matematika dan Ilmu Pengetahuan alam), olahraga, art (seni), dan lain sebagainya.Di sinilah peran guru yang memiliki kesadaran sense of achiement. Ketika terlihat ada siswa yang mengalami masalah dalam pembelajarannya, maka guru perlu melakukan Achievement Motivation Training (AMT) untuk memberikan motivasi dan semangat kepada siswa bahwa mereka sebenarnya bisa. Hanya mungkin faktor kemalasan yang membuat siswa yang bersangkutan mendapatkan nilai rendah.

            Penilaian siswa harus memenuhi sense of harmony dimana terjadi keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Ketika itu telah terjadi dalam standar penilaian kita di sekolah, maka siswa akan merasakan keadilan dari nilai yang diberikan oleh guru. Guru dan siswa merasakan bahwa sistem penilaian yang diberikan sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. dimana guru bisa melihat kemampuan setiap peserta didik, dan peserta didikpun merasakan kemampuan apa yang telah dikuasainya. Terjadilah penilaian obyektif dari pendidik kepada para peserta didiknya.

            Akhirnya, penilaian siswa yang dilakukan oleh guru dalam mengetahui kemampuan akademik dan non akademik haruslah mengacu kepada kesadaran yang bertujuan, keteraturan, berprestasi, dan menjadi alunan harmony yang selaras, serasi, dan seimbang. Guru harus sering berdiskusi dengan teman sejawat agar penilaian tak menjadi subyektif. Guru harus bisa menentukan model penilaian apa yang harus diputuskan dan diaplikasikan dalam evaluasi pembelajaran.
            Dari permasalahan diatas merupakan alasan penulis melakukan observasi mengenai system penilaian  dikarenakan sebagai calon pendidik tentunya perlu diketahui bahwa seorang guru dituntut untuk menguasai kemampuan memberikan penilaian kepada peserta didiknya. Kemampuan ini adalah kemampuan terpenting dalam evaluasi pembelajaran. Dari penilaian itulah seorang guru dapat mengetahui kemampuan keseluruhan yang telah dikuasai oleh para peserta didiknya.Hal inilah yang akan dibahas dalam laporan observasi ini.
1.2     Perumusan Masalah
1.         Apa pengertian dari penilaian kelas?
2.         Apa  ciri-ciri dari penilaian kelas?
3.         Apa sajakah prinsip dasar penilaian kelas?
4.         Apa sajakah langkah-langkah dalam penilaian kelas?
5.         Apa sajakah instrument yang telah digunakan dalam penilaian kemampuan siswa   dibidang studi kimia?
6.         Bagaimana dengan sistem penilaian khususnya untuk pelajaran kimia  yang dilakukan        guru     kimia  di SMA Negeri 7 Pontianak?
7.         Apa sajakah teknik penilaian yang dilakukan guru bidang studi kimia untuk menilai           kemampuan  siswa?
8.         Apakah teknik penilaian yang telah dijalankan guru kimia sudah tepat sesuai dengan          kemampuan siswa secara nyata dan benar?
9.         Apakah  manfaat dan fungsi dari penilaian bagi guru bidang studi kimia,siswa dan             sekolah  telah             didapatkan dengan nyata?
10.       Apakah  tes dan ujian tulis merupakan satu-satunya cara tepat untuk menilai kemampuan   siswa?
11.       Jenis kemampuan seperti apa yang dinilai guru terhadap siswa?
12.       Bagaimana hubungan penilaian terhadap minat dan prestasi siswa belajar kimia      di sekolah?
13.       Bagaimana mengelola hasil penilaian kelas?
14.       Bagaimana contoh pemanfaatan laporan hasil penilaian kelas?

1.3     Tujuan
            Adapun tujuan dasar dari penulisan laporan ini secara umum adalah untuk  memenuhi tugas Evaluasi Hasil Belajar serta menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai sistem penilaian mata pelajaran kimia disekolah , sedangkan secara khusus:
1.         Untuk mengetahui  pengertian dari penilaian kelas.
2.         Untuk mengetahui  penilaian kelas.
3.         Untuk mengetahui  prinsip dasar penilaian kelas.
4.         Untuk mengetahui  langkah-langkah dalam penilaian kelas.
5.         Untuk mengetahui  instrument yang telah digunakan dalam penilaian kemampuan siswa    dibidang studi kimia.
6.         Untuk mengetahui  sistem penilaian khususnya untuk pelajaran kimia  yang dilakukan        guru     kimia  di SMA Negeri 7 Pontianak.
7.         Untuk mengetahui  teknik penilaian yang dilakukan guru bidang studi kimia untuk            menilai kemampuan  siswa.
8.         Untuk mengetahui  teknik penilaian yang telah dijalankan guru kimia sudah tepat sesuai    dengan kemampuan siswa secara nyata dan benar.
9.         Untuk mengetahui  manfaat dan fungsi dari penilaian bagi guru bidang studi kimia,siswa dan sekolah             telah    didapatkan dengan nyata.
10.       Untuk mengetahui  tes dan ujian tulis apakah merupakan satu-satunya cara tepat untuk      menilai   kemampuan     siswa.
11.       Untuk mengetahui  jenis kemampuan seperti apa yang dinilai guru terhadap siswa.
12.       Untuk mengetahui  hubungan penilaian terhadap minat dan prestasi siswa belajar kimia di sekolah.
13.       Untuk mengetahui   cara pengelolaan hasil penilaian kelas.
14.       Untuk mengetahui  contoh pemanfaatan laporan hasil penilaian kelas.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian serta ciri ciri penilaian kelas

            Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Penilaian merupakan kegiatan yang mengambil “keputusan” dari hasil proses pengukuran yang teelah dilakukan sebelumnya. Penilaian biasanya bersifat tidak hanya kuantitatif tapi juga lebih cenderung mengarah ke kualitatif (Arikunto, 2008).Pengertian penilaian kelas menurut acuan yang ditetapkan dalam kurikulum KTSP merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik (siswa) yang mengikuti proses pembelajaran tertentu.
            Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilaksanakan melalui langkah langkah perencanaan, penyusunan, pemilihan dan penggunaan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Rambu rambu penilaian kelas meliputi Prinsip prinsip penilaian kelas, ruang lingkup serta sasaran pengguna model penilaian kelas.
 Adapun ciri Penilaian Kelas yakni sebagai berikut:
1. Belajar tuntas
yakni peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. “Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran dan diajarkan sesuai dengan karakteristik mereka, maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan”.Guru harus mempertimbangkan antara waktu yang diperlukan berdasarkan karakteristik peserta didik dan waktu yang tersedia di bawah kontrol guru. Penilaian ini juga dilaksankan Secara terpadu dg KBM, Dalam suasana formal dan informal
2. Otentik yakni memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu, mencerminkan masalah dunia nyata bukan dunia sekolah menggunakan berbagai cara dan criteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap,)
3. Berkesinambungan adalah Memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas.
4. Berdasarkan acuan kriteria / patokan Prestasi kemampuan peserta didik tidak dibandingkan dengan peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan
5. Menggunakan berbagai cara & alat penilaian. Seperti mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan serta penilaian yang bervariasi: Tertulis, Lisan, Produk, Portofolio, Unjuk Kerja, Proyek, Pengamatan, dan Penilaian diri.
2.2       Prinsip Dasar Penilaian Kelas
            Prinsip Dasar Penilaian Kelas antara lain:
1.         Penilaian dan KBM terpadu
2.         Strategi yang digunakan mencerminkan kemampuan anak secara autentik
3.         Memanfaatkan berbagai jenis informasi
4.         Mempertimbangkan kebutuhan khusus siswa
5.         Menggunakan sistem pencatatan yang bervariasi
6.         Keputusan tingkat pencapaian hasil belajar berdasarkan berbagai informasi
7.         Guru harus berupaya seoptimal mungkin:
8.         Memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja siswa
9.         Keputusan tentang kemampuan siswa mempertimbangkan hasil kerja (karya) yang             dikumpulkan
10.       Mengacu pada kompetensi yang tercantum dlm kurikulum
11.       Bersifat adil
12.       Dapat memberi informasi yangg lengkap
13.       Bermanfaat bagi siswa
14.       Dilakukan dalam suasana yanhg menyenangkan
15.       Diadministrasikan secara tepat dan efisien
2.3 Manfaat dan Fungsi dari penilaian kelas
Berbagai macam melalui proses penilaian kelas, antara lain :
1.Memberikan umpan balik (feed back) bagi peserta didik. Sebagai refleksi bagi kelebihan dan kekurangannya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas.
2.Alat monitoring dan diagnosa berbagai kesulitan belajar peserta didik (problem) sehingga dapat dilakukan pemantapan ataupun kegiatan remedial. Remedial dilakukan bila nilai indikator kurang dari nilai kriteria ketuntasan belajar. Pemantapan dilakukan bila tuntas lebih cepat. Perbaikan program & kegiatan bila tidak efektif.
3.Memberikan umpan balik (feed back) bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, dan berbagai sumberbelajar, serta kemampuan guru dalam mengajar. Sehingga dapat berfungsi sebagai masukan, saran, serta refleksi guna merancang kegiatan pembelajaran selanjutnya.
4.Memberikan berbagai informasi mengenai status kee
fektivitasan kegiatan pendidikan kepada komite sekolah.
5. Memberikan umpan balik (feed back) kepada instansi terkait atau dinas daerah sebagai pemberi kebijakan dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas, serta kegiatan menyangkut kemajuan dibidang pendidikan.
2.4       Ruanglingkup penilaian kelas
Ruanglingkup penilaian kelas ini meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian, langkah-langkah pelaksanan penilaian. Dimana dalam konsep penilaian akan di jelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat penilaian, fungsi penilaian dan rambu-rambu penilaian.
2.5       Sasaran Pengguna Model Penilaian Kelas
Model penilaian kelas ini di peruntukkan baagi pihak-pihak berikut :
1.Para guru di sekolah untuk menyusun program penilaian di kelas masing-masing
2.Pengawas dan kepala sekolah untuk merancang program supervisi pendidikan di sekolah
3.Para penentu kebijakan di daerah untuk membuat kebijakan dalm penilaian kelas yang seharusnya dilakukan di sekolah.

2.6 Teknik Penilaian yang Diterapkan

            Teknik pengumpulan informasi pada prinsipnya adalah pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar.
             Cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian kompetensi yang telah ditentukan sebagai acuan. Setidaknya ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
2.7 Langkah langkah penilaian
Yang harus diperhatikan dalam melaukan penilaian adalah se
bagai berikut:
1.Indikator yang akan ditetapkan harus sesuai dengan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2.Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang akan dipetakan kemudian.
3.Penetapan Teknik Penilaian. Dalam memilih teknik penilaian mempertimbangkan ciri indikator, contohnya :
a)Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu penampilan kengenai kecakapan kerja, maka teknik penilainya adalah unjuk kerja (performance)
b)Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep mendalam antar individu siswa, maka teknik penilaiannya adalah tetulis.
c)Apabila tuntutan indikator memuat unsur penyelidikan atau studi case, maka teknik penilaiannya adalah proyek.




BAB  III
METODE PENELITIAN
3.1       Prosedur  Pengumpulan  Sumber Pustaka
Penulisan laporan observasi ini melalui  berbagai macam metode seperti:
1.         Metode library research
            Metode library research yaitu Penulisan laporan ini bersifat deskripsi agar lebih akurat,     maka penulis mencari sumber pustaka dari berbagai literatur yang relevan dengan             masalah yang dipilih untuk digunakan sebagai referensi. Referensi yang digunakan terutama adalah jurnal ilmiah, makalah-makalah, artikel-artikel yang dimuat di koran dan    internet, serta buku-buku yang sesuai dengan masalah penulisan.Referensi bertujuan juga             sebagai kajian pustaka dalam penulisan laporan ini.
2.         Wawancara informasi
            Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk         memperoleh data dan informasi dari siswa dan guru secara lisan.
3.         Triangulasi
Triagulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Hal ini dimaksudkan agar hasil observasi memiliki tolak ukur  yang jelas yaitu refrensi seperti buku  sebagai kajian pustaka sehingga dapat dianalisis dengan baik hasil hasil observasinya.



3.2       Bentuk Wawancara
Wawancara langsung dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu(prepare  question interview)
3.3       Metode Wawancara
            1.Wawancara informasi
Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari koordinator laboratorium kimia secara lisan.
2.Triangulasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.











3.4       Pedoman Wawancara
I.                   Identitas Informan
            Nama               : Dede Hidayat S.Pd
Jenis Kelamin  :Laki-laki
Pendidikan      :Sarjana Pendidikan Kimia
Umur               :45 tahun
Jabatan                        :Guru Kimia
            II.        Setting
Wawancara dilakukan pada :
A.    Hari           :Sabtu,15 September 2012
B.     Waktu       :09.30-11.00WIB
C.     Tempat      :Ruang guru di SMA Negeri 7 Pontianak



III.       Identitas Pewawancara
Nama               :Fitri Apriani Pratiwi
Jenis Kelamin  :Perempuan
Pendidikan      :Mahasiswi FKIP Kimia



BAB IV
PEMBAHASAN
          4.1     Pengertian Penilaian
      Berdasarkan hasil wawancara dengan  Dede S.Pd selaku guru bidang studi kimia SMA Negeri 7 Pontianak mengatakan bahwa penilaian pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan guru.Penerapan  penilaian tentunya dengan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi atau rangkaian kemampuan peserta didik dengan memiliki beberapa tujuan tertentu yang akan menjadi factor pendukung dalam proses penilaian.
     4.2     Prinsip Penilaian Kelas
      Menurut Dede S.Pd saat diwawancari mengatakan bahwa dalam penilaian kelas atau hasil belajar juga memiliki beberapa prinsip penilaian yaitu:
1.               Guru harus menilai dengan objektive dan adil .Disini guru dituntut untuk   Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil,     terencana, dan menerapkan     kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
             Membuat keputusan yang adil tentang penguasaan kompetensi siswa dengan mempertimbangkan hasil kerja keras siswa. Hai ini sulit dilakukan terutama untuk tugas kelompok karena guru tidak dapat langsung memantau proses kerja yang dilakukan siswa dari awal sampai akhir. Untuk mengantisipasinya, guru berusaha untuk meminta dari masing-masing siswa untuk mempertanggungjawabkan mengenai tugas mereka dengan mempresentasikan dengan bagian tugas masing-masing.
2.   Menyeluruh
      Menyeluruh yaitu,menggunakan berbagai macam teknik penilaian yang bervariasi agar       dapat   mengukur kemampuan siswa yang tentunya memiliki potensi serta cara      pemahaman     dalam proses pembelajaran yang berbeda-beda.Dengan menggunakan        instrument yang berbeda-beda maka akan tergambar profil kompetensi peserta       didik.Teknik penilaian dapat dilakukan dengan alat penilaian berupa tes dan non tes.
3. Validitas
      Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang          sesuai untuk mengukur kompetensi.Misalnya Dalam mata pelajaran kimia, misalnya kompetensi ” mempraktikkan cara mentitrasi yang benar”, maka        penilaian akan valid    apabila mengunakan penilaian unjuk kerja contohnya melalui praktikum.Jika      menggunakan tes tertulis maka penilaian tidak valid karena tidak sesuai.
4. Reliabilitas
      Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg)        memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misalnya, guru   menilai dengan unjuk kerja, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu             cenderung sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama.             Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan unjuk kerja dan       penskorannya harus jelas.Maka dibuatlah pedoman skor yang menjadi pedoman guru         untuk memberikan skor atau nilai pada siswa.
5. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan guru harus  secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.



6. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Contohnya:apabila dari siswa mengalami kendala dalam pelajaran kimia maka abidang kan diadakan pengayaan disekolah yang dibina langsung dengan guru bidang studi kimia.Tidak hanya itu Pak Dede juga mengatakan dalam wawancaranya bahwa saat siswa mendapatkan nilai rendah maka akan dilakukan 3 tindakan yakni:

1.Pengayaan dan motivasi ,yang dilakukan langsung oleh guru bidang studi kimia.Anak-anak yang mendapatkan nilai rendah akan diberi pengayaan berupa pengajaran ulang yang dilaksanakan setelah pulang sekolah.Kemudian siswa juga dimotivasi agar belajar lebih giat lagi dan tidak merasa rendah diri karena mengikuti remedial.

2.Tutor sebaya dimana guru menunjuk beberapa siswa yang mendapatkan nilai tertinggi kemudian guru memberikan penguatan materi kembali pada mereka.Setelah itu mereka diberikan pengarahan untuk mengajarkan kembali kepada teman-temannya yang mendapatkan nilai rendah.Hal ini dilakukan agar terjadi komunikasi yang baik antara teman sejawat dan ditinjau dari sikap siswa yang cendrung lebih terbuka dengan teman sebayanya sehingga proses pembelajaranya akan lebih menyenangkan dan cepat dimengerti.

3.Remidial dan penugasan
Setelah diberikan pengayaan dengan guru bidang studi maupun tutor sebaya dengan taman sejawatnya maka siswa diberikan remedial untuk perbaikan nilai serta tugas terstruktur .
                        Namun apabila siswa masih belum tuntas, maka guru memberikan remedial             berupa tugas             terstruktur. Jika tugas terstruktur masih belum mencukupi KKM, maka       siswa tersebut tidak tuntas mata pelajaran Kimia.

4.3       Langkah-langkah Penilaian Kelas
Berikut ini merupakan  langkah-langkah penilaian kelas berdasarkan hasil wawancara dengan Dede S.Pd selaku guru bidang studi kimia antara lain :

1.         Dibuat kisi-kisi  tes untuk penilaian yang tentunya memperhatikan  Standar             Kompetensi(SK),Kompetensi Dasar (KD),indikator,tujuan,jenis tes PG /esai serta kaidah-kaidah dalam penulisan tes.
2.         Dibuat soal yang tepat sesuai dengan SK,KD,indikator dan tujuan pembelajaran.
3.         Setelah dibuat soal maka selanjutnya soal divalidasi dengan kriteria-kriteria            tertentu.
4.         Lalu soal dirakit sehingga menjadi naskah soal yang menjadi perangkat tes.
5.         Soal yang telah dirakit akan diuji cobakan untuk dianalisis apakah soal sudah         dalam keadaan yang valid dan reabel serta mengandung ranah yang jelas yakni       kognitif,afektif dan psikomotorik sehingga dapat dinilai keseluruhan kemampuan         siswa.Bila soal belum sesuai maka dapat direvisi pada bagian tertentu yang   dianggap menjadi kekurangan soal.
6.         Dari soal-soal yang telah melalui lolos dari tahap uji coba&uji coba maka dapat      dikumpulakan menjadi  bank soal.Didalam bank soal terdapat berbagai jenis soal   dari tingkat rendah hingga tinggat tinggi.
7.         Selanjutnya menetapkan kriteria untuk mempertimbangkan apapun yang akan        dinilai itu yakni nilai KKM. KKM ditentukan berdasarkan kesukaran atau    kemudahan materi pembelajaran, sarana dan prasarana, dan tingakat intelegensi     siswa.
8.         Setelah instrument tes telah siap dan ditetapkan nilai KKM maka selanjutnya         adalah  pengawasan yang dilakukan guru  saat  siswa melaksanakan ujian , pengawasan ini dilakukan agar penilaian dilakukan secara objektif. Kemudian             data hasil penilaian dikumpulkan di dalam Buku Daftar Penilaian Siswa.



9.         Langkah terakhir ialah mengolah dan menetapkan tentang  data       hasil penilaian sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Kemudian mengevaluasi hasil         tersebut untuk melakuan tindak selanjutnya.Setiap akhir  tahun ajaran guru selalu          diadakan rapat besar.Rapat ini dilakukan agar penilaian siswa dilakukan             bersama- sama oleh semua guru yang bersangkutan. Pada rapat ini semua guru        mengevaluasi  hasil penilaian siswa  kemudaian melakukan seleksi terhadap siswa          agar dapat ditentukan siswa yang naik kelas atau tidak tidak naik kelas. Guru           menyeleksi penilaian siswa berdasarkan 3 aspek yakni afektif, psikomotorik, dan       kognitif. Misalkan, jika ada siswa yang berada diambang batas kriteria             ketidaknaikan  dari aspek kognitif (3 mata pelajaran tidak tuntas), maka guru juga             mempertimbangkan dari aspek afektif (sikap).

4.4     Teknik,Instrument dan Sistem Penilaian Mata Pelajaran Kimia
            Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi yaitu Bapak Dede S.Pd ada beberapa teknik yang digunakan  untuk system penilaian mata pelajaran kimia di SMA Negeri 7 antara lain:
1.         Penilaian unjuk kerja yaitu penilaian yang lebih kepada aspek psikomotorik dan afektif      dimana pada             penilaian ini dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam      melakukan       sesuatu seperti: Praktik di laboratorium, presentasi di depan kelas &             diskusi.Contohnya :Saat siswa melakukan praktikum maka lebih dinilai kemampuan            psikomotoriknya.Sikap seperti keseriusan dan kedisiplinannya menjadi penilaian          afektip             Setelah praktikum maka diadakan tes formatif yang mengukur kemampuan             kognitif siswa.
2.         Penilaian Sikap melalui jurnal belajar siswa yang memuat menenai penilaian siswa terhadap aspek tertentu. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan          konatif.Umumnya objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai   mata pelajaran adalah Sikap terhadap materi pelajaran, guru/pengajar, proses             pembelajaran, serta nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran.       Penilaian sikap dapat dilakukan dengan observasi.Guru bidang studi sudah melakukan       penilaian sikap dengan meminta pendapat siswa mengenai cara mengajarnya sebagai      evaluasi diri untuk meningkatkan kualitas mengajar agar sesuai dengan kondisi            siswa.Penilaian ini tidak berupa angket tapi lebih sederhana karena hanya menuliskan             pendapatnya tentang guru bidang studi kemudian kertas penilaian tidak diberi nama siswa            agar siswa lebih leluasa untuk memberi masukan,saran mapun kritik pada guru.
                        Guru bidang studi kimia juga sudah melakukan penilaian sikap seperti membuat     data nilai hasil pengamatan peserta didik.Didalam data tersebut ada skor kedisiplinan dan             sikap.Nilai ini tentunya berpengaruh dengan nilai raport siswa pada penilaian afektiv.Ini      merupakan contoh penilaian non tes berupa observasi.Guru langsung mengobservasi                    dan menilai siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
3.         Penilaian Tertulis  yakni yang paling sering dilakukan oleh guru bidang studi kimia.Tes      tertulis seperti ulangan harian sebagai tes formatif.dilaksanakan berkala setelah materi       tertentu habis dan ditargetkan minimal 2 minggu sekali.Ulangan Harian menggunakan             waktu yang telah diputuskan bersama-sama antara siswa dan murid.Penilaian tertulis           lebih pada aspek kognitif.Kemudian ada ulangan umum yang ditetapkan sebagai tes             sumatif.
4.         Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan    informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.Dalam penilaian portofolio maka akan dinilai perkembangan siswa        melalui 3 aspek yaitu afektif,kognitif dan psikomotorik.
5          Penilaian Produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-        produk.Pada mata pelajaran  kimia penilaian produk baru dilakukan satu kali untuk kelas XII yaitu saat membuat ice cream pada materi koloid.Dalam penilaian produk dapat   dinilai 3 aspek sekaligus yaitu saat pembuatan produk dapat dinilai kemampuan     psikomotorik siswa,untuk membuat produk maka siswa dituntun memiliki pengetahuan   yang bersifat kognitif kemudian keseriusan dan ketelitian siwa dalam membuat produk          dinilai sebagai kemampuan afektif.
                        Disini terdapat kekurangan yaitu tidak ada penilaian diri dan penilaian melalui       proyek. Penilaian Diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk        menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian             kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria atau   acuan yang telah disiapkan.Tujuan utama dari penilaian diri adalah untuk mendukung             atau memperbaiki proses dan hasil belajar.
                        Sedangkan penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas     yang    harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu      Investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan          penyajian data.Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,         kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan             menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
                        Alasan  pertama guru tidak menggunakan penilaian diri adalah karena apabila         guru     bidang studi kimia langsung melakukan penilaian diri kepada siswa,siswa   cendrung malu dan takut untuk menjelaskan apa yang menjadi kendala mereka.Namun            para siswa telah dianjurkan untuk berkonsultasi kepada guru bimbingan konseling apabila         terjadi kesulitan dalam mata pelajaran tertentu yang biasanya disebabkan dengan             ketidakcocokan dengan cara guru mengajar ataupun kesulitan menemukan cara belajar       yang tepat untuk dirinya sendiri.Guru bidang studi kimia saling bekerja sama dengan             guru bimbingan konseling untuk menyelesaikan persoalan tersebut.Disini fungsi guru             bimbingan konseling sangat berperan.
                        Alasan kedua guru tidak menggunakan tugas proyek karena guru bidang studi       mengatakan bahwa tugas-tugas yang diberikan kepada siswanya telah cukup untuk       menjadi penilaian kemampuan siswa.Tugas proyek dianggap guru terlalu menyita waktu             siswa dan ditakutkan bila terlalu banyak diberi tugas maka siswa cendrung susah membagi waktu untuk belajar.Hal ini ditinjau dari batas beban belajar siswa maksimum             adalah 60% disesuaikan sesuai dengan peraturan yaitu waktu untuk penugasan terstruktur             dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMA atau yang sederajat           maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang             bersangkutan.Sehingga siswa tidak boleh terlalu banyak terbebani dengan tugas-tugas.
                        Mengenai guru lebih cendrung menggunakan instrument tes dari pada non tes        dikarenakan guru lebih mengutamakan time curriculum dimana materi harus habis      sehingga guru cendrung mengejar target nilai secara kognitif dan psikomotorik karena itu    paling sering digunakan tes seperti tes tertulis dan tes unjuk kerja seperti praktikum.Mengenai sikap juga dinilai tapi hanya berdasarkan tingkah laku siswa saat        mengikuti proses pembelajaran.Jadi non tes tidak digunakan secara intensif karena alasan      keterbatasan waktu.
                        Menurut Dede S.Pd selaku guru bidang studi kimia mengatakan dalam pemberian             tugas hendaknya proporsional. Artinya,  guru seyogyanya tidak memberikan tugas yang berlebihan alias terlalu membebani siswa. Perlu diingat bahwa dalam KTSP, ketentuan tugas yang  dibebankan kepada siswa maksimum hanya separuh dari jumlah waktu       kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan. Memberikan tugas  kepada             siswa seyogyanya disesuaikan dengan kemampuan siswa .Oleh karena itu tantangan          beban tugas kepada siswa hendaknya diberikan secara moderat. Artinya, dalam             memberikan  tugas kepada siswa diusahakan tidak terlalu sulit atau justru terlalu mudah         atau bahan terlalu banyak untuk dikerjakan siswa
                        Dari semua penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa sistem penilaian mata             pelajaran kimia di SMA Negeri 7 sudah cukup baik karena sudah menggunakan          beberapa teknik penilaian dimana dari beberapa teknik tersebut sudah mengacu pada 3 aspek yaitu kognitif,afektif dan psikomotorik.
            Dalam pelaksanaan penilaian yang dilaksanakan oleh guru sudah  cukup objektif. Dimana             guru telah berupaya secara optimal untuk :
a.         Melakukan penilaian berdasarkan bukti hasil kerja peserta didik (aspek kognitif dan           psikomotorik) dan tingkah laku siswa (aspek afektif).
b.         Membuat keputusan yang adil tentang penguasaan kompetensi peserta didik dengan             mempertimbangkan hasil kerja keras mereka. Hai ini sulit dilakukan terutama untuk tugas kelompok karena guru tidak dapat langsung memantau proses kerja yang dilakukan siswa      dari awal sampai akhir. Untuk mengantisipasinya, guru berusaha untuk meminta dari          masing-masing siswa untuk mempertanggungjawabkan mengenai tugas mereka dengan          mempresentasikan dan  melakukantanya jawab.
                        Menurut Dede S.Pd selaku guru bidnag studi kimia walaupun teknik penilaian       sudah cukup baik namun terkadang masih ada siswa yang tidak tuntas mata pelajaran             kimia walaupun hanya 1-3 orang siswa yang dikarenakan dengan kemungkinan 3 faktor       penyebab yaitu:
1.         Dari siswa itu sendiri karena kurangnya motivasi belajar & minat terhadap pelajaran           kimia.Sehingga dapat diperbaiki dengan memberikan motivasi positif sebagai penguatan     positif  dan pengayaan yang dapat dilakukan oleh guru ke siswa maupun tutor sebaya.
2.         Dari guru bidang studi kimia.Faktor ini dapat dijadikan indikasi apabila jumlah siswa        yang tidak tuntas lebih dari 50%  sehingga perlu adanya evaluasi pembelajaran dengan           cara mengubah metode,instrument maupun teknik mengajar dan meminta masukan        dari siswa.
3.         Dari sekolah yaitu sarana dan prasarana yang sangat kurang memada sehingga        mengakibatkan keterbatasan siswa untuk mendapatkan tempat belajar yang baik dan           dapat menganggu kenyamanan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4.5     Jenis Kemampuan Siswa yang Masuk Dalam Penilaian
          Jenis kemampuan yang masuk dalam penilaian kemampuan siswa dalam mata pelajaran kimia menurut guru bidang studi kimia ada 3 antara lain:
1.         Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak) yaitu segala upaya      yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.            Ranah kognitif            berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya            kemampuan     menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan      kemampuan     mengevaluasi. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang   proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.
Tabel  Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek kognitif
No
Tingkatan
Deskripsi
1
Pengetahuan
Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, teori, prosedur,dll.
Contoh kegiatan belajar:
  • Mengemukakan arti atom
  • Menentukan lokasi medan magnet
  • Mendriskripsikan model-model atom
  • Menceritakan sejarah ditemukannya table periodik
  • Menguraikan pengertian perubahan kimia dan fisika
2
Pemahaman
Arti:pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, dan antar data hubungan sebab akibat penarikan kesimpulan
Contoh kegiatan belajar:
¨    Mengungkapakan gagasan dan pendapat dengan kata-kata sendiri
¨    Membedakan atau membandingkan
¨    Mengintepretasi data percobaan
¨    Mendriskripsikan dengan kata-kata sendiri
¨    Menjelaskan gagasan pokok
3
Aplikasi
Arti: Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari
Contoh kegiatan:
  • Menghitung jumlah mol zat
  • Melakukan percobaan kimia
  • Membuat peta konsep materi kimia
  • Membuat model atom rutherford
4
Analisis
Artinya: menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian, atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar bagian tersebut
Contoh kegiatan belajar:
  • Mengidentifikasi faktor penyebab
  • Merumuskan masalah
  • Mengajukan pertanyaan untuk mencari informasi
  • Membuat grafik hubungan suhu dan laju reaksi
  • Mengkaji ulang
5
Sintesis
Artinya: menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan/konsepatau meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi suatu hal yang baru
Contoh kegiatan belajar:
v   Membuat desain
v   Menemukan solusi masalah dari pencemaran bahan kimia di lingkungan
v   Menciptakan produksi baru dari bahan kimia
6
Evaluasi
Arti: mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk, bermanfaat-tidak bermanfaat
Contoh kegiatan belajar:
Menulis laporan percobaan

2.         Ranah afektif  yaitu tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon,             Menghargai, Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai.
            Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif  seseorang terhadap kegiatan suatu    objek diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung         (positif), menolak (negatif), dan netral.
Tingkat
Contoh kegiatan pembelajaran
Penerimaan (Receiving)
Arti : Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan) terhadap fenomena/stimult menunjukkan perhatian terkontrol dan terseleksi
Contoh kegiatan belajar :
- senang membaca puisi kimia
- senang mengerjakan soal matematik
- ingin menonton video tentang materi kimia
- senang menghafal rumus dengan  menjadikan nya sebuah lagu lalu dinyanyikan
Responsi (Responding)
Arti : menunjukkan perhatian aktif melakukan sesuatu dengan/tentang fenomena setuju, ingin, puas meresponsi (mendengar)
Contoh kegiatan belajar :
ü      mentaati aturan di laboratorium
ü      mengerjakan tugas  tepat waktu
ü      menanggapi pendapat dengan baik
ü      menunjukkan empati
ü      menulis puisi kimia
Acuan Nilai
( Valuing)
Arti : Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang pasti
Tingkatan : menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan komitmen terhadap suatu nilai
Contoh Kegiatan Belajar :
  • menjelaskan alasan senang membaca buku yang berhubungan dengan kimia
Organisasi
Arti : mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu sistem menentukan saling hubungan antar nilai memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di mana-mana memantapkan suatu nilaimyang dominan dan diterima di mana-mana
Tingkatan : konseptualisasi suatu nilai, organisasi suatu sistem nilai
Contoh kegiatan belajar :
  • rajin, tepat waktu
  • berdisiplin diri  mandiri dalam bekerja secara independen
  • objektif dalam  memecahkan masalah
  • menilai masih pada fasilitas umum dan mengajukan saran perbaikan
  • menyarankan pemecahan masalah kimia  yang berbahaya dalam lingkungan
                                                                                                                                          
3. Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya keterampilan siswa saat melakukan titrasi,kromatografi kertas,membuat larutan kimia dan sebagainya.
              Dari ketiga ranah diatas maka dapat dikatakan bahwa untuk mengukur kemampuan keseluruhan siswa dengan baik tidak bisa hanya melalui ujian tertulis karena tidak akan didapatkan kemampuan yang sesuai realita.Dede S.Pd selaku guru bidang studi kimia  memberikan contoh nyata yang terjadi pada anak didiknya.Saat melakukan percobaan titrasi,sebagian besar muridnya ketika di tes secara tertulis sebelum melakukan percobaan didapatkan hasil bahwa para siswa telah hafal cara mentitrasi yang benar .Tapi ketika dilakukan praktikum  ternyata keterampilan psikomotoriknya tidak sejalan dengan pengetahuan kognitifnya.Sehingga diperlukan banyak instrument untuk mengukur kemampuan kompetensi siswa.
4.6   Manfaat dan Fungsi dari Hasil Penilaian
Terdapat manfaat dan fungsi yang didapatkan dari hasil penilaian menurut Dede S.Pd sebagai berikut:
a. Manfaat penilaian bagi guru
1) Dengan melaksanakan penilaian, guru akan memperoleh data tentang kemajuan belajar siswa.
2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkannya sudah sesuai atau tidak dengan kemampuan siswa, sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan materi pelajaran selanjutnya.
3) Dengan melaksanakan penilaian guru akan dapat mengetahi apakah metode mengajar yang digunakannya sudah sesuai atau tidak.
4) Hasil penilaian dapat dimanfaatkan guru untuk merlaporkan kemajuan belajar siswa kepada orang tua/wali siswa.
b. Manfaat penilaian bagi siswa
1) Hasil penilaian dapat menjadi pendorong siswa agar belajar lebih giat.
2) Hasil penilaian dapat dimanfaatkan siswa untuk mengetahui kemajuan belajarnya.
3) Hasil penilaian merupakan data tentang apakah cara belajar yang dilaksanakannya sudah tepat atau belum.
c. Manfaat Penilaian bagi Lembaga/Sekolah
1) Hasil penilaian dapat dimanfaatkan sekolah untuk mengetahui apakah kondisi belajar mengajar yang dilaksanakan sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum.
2) Hasil penilaian merupakah data yang dapat dimanfaatkan sekolah untuk merencanakan pengembangan sekolah pada masa yang akan datang.
3) Hasil penilaian merupakan bahan untuk menetapkan kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah.
4.7       Hubungan Penilaian Terhadap Minat dan Prestasi Siswa Belajar Kimia
                        Berdasarkan hasil wawancara dengan Adi Bayu Prasetyo seorang siswa yang dijadikan sampel didapatkan hasil bahwa semakin variasi guru dalam menilai siswa maka siswa cendrung semakin antusias mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran kimia.Sebagai contoh pada materi tertentu seperti asam basa dan larutan elektrolit dan non elektrolit ,sistem penilaiannya mengguanakan percobaan yang mengukur kemampuan psikomotorik siswa dan siswa sangat senang saat melakukan percobaan di laboratorium kimia.Kemudian untuk materi seperti stokiometri sistem penilaian menggunakan hasil kerja dari diskusi kelompok ,disini siswa merasa lebih baik apabila membahas materi stokiometri dengan diberi soal oleh guru kemudian ditugaskan untuk memecahkan soal secara bersama-sama dan merasa lebih cepat paham.Penilaian produk yang digunakan guru seperti membuat ice cream pada materi koloid serta ditugaskan untuk membuat makalah untuk tugas individual dengan menemukan jenis-jenis koloid dan contohnya yang ada disekitar kita membuat siswa lebih semangat dan lebih dekat dengan alam sehingga minat siswa dalam mengikuti pelajaran kimia menjadi meningkat.
                        Menurut Dede S.Pd selaku guru bidang studi kimia memang diperlukan penilaian yang bervariasi untuk mengukur kompetensi siswa.Hal ini untuk menghindari sikap jenuh siswa pada pelajaran kimia yang dianggap sebagian besar anak adalah pelajaran yang sulit.Apabila hanya dilakukan system penilaian yang kaku seperti belajar dikelas kemudian tes dan ulangan harian berkala akan membuat siswa merasa semakin sulit dan mengurangi minat siswa pada pelajaran kimia.
                        Tingginya minat siswa dalam pelajaran kimia dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang diatas standard KKM yaitu 76.Sangat jarang ditemukan siswa yang bermasalah untuk pelajaran kimia dan apabila ditemukan maka akan langsung dilakukan ttindak lanjut seperti pemberian motivasi,keikutsertaanya guru bimbingan konseling untuk menampung keluhan siswa serta pengevaluasian diri yang dilakukan oleh guru.
                       
4.8     Cara Pengelolaan Hasil Penilaian Kelas.
            Ketuntasan Belajar  ditentukan oleh Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ) dimana KKM untuk tiap sekolah berbeda-beda tergantung kebijakan sekolah dari hasil musyawarah guru.KKM di SMA Negeri 7 Pontianak  untuk mata pelajaran kimia kelas X dan XII 76 kecuali untuk kelas XI nilai KKM nya 75.
Kriteri Ketuntasan Mata Pelajaran Kimia di SMA Negeri 7 antara lain:
1.Apabila per indikator jumlah indikator yang tuntas lebih dari 50%: maka pembelajaran siswa dapat dilanjut ke KD berikutnya.
2.Kriteria: 0% – 100%, Ideal: 75%. Jumlah indikator belum tuntas sama atau lebih dari 50%: mengulang KD yang sama.
3.Tuntas: dapat dilihat dari perhitungan skor, apabila skor ≥ kriteria ketuntasan
4.Tuntas jika dilihat dari ketercapaian indikator yakni indikator → KD → SK→ Maple
            Berikut ini tahap-tahap dalam  pengolohan hasil penilaian antara lain:
            1.   Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas!
            2.   Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan                   masing-masing aspek:
            a.   Aspek Kompleksitas:
            Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD     maka nilainya semakin tinggi.
            b.   Aspek Sumber Daya Pendukung
            Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
            c.   Aspek intake
            Semakin tinggi kemampuan awal  siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.
3.   Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap KD!
4.   Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan     KKM mata pelajaran!
5.   KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Contoh rumusnya:
Jumlah total analisis 3 komponen=Aspek nilai komplesitas+nilai daya dukung+intek siswa
                                                                                         3
3=jumlah maksimum kompenen yang dinilai
KKM =jumlah total analisis 3 komponen
                        Jumlah maksimum
Rumus diatas berlaku untuk mencari KKM indikator,KD,SK,dan terakhir KKM mata pelajaran
Maka didapatkan lah KKM untuk tiap mata pelajaran

Rumus Untuk Menghitung Nilai raport:
Nilai raport=x.Nilai harian+y.Nilai Mid semester+z.Nilai Ujian Akhir Semester+a                            aktivitas
                                                X+y+z+a                                
X,y,dan z=tergantung kesepakatan masing-masing sekolah.
X=20%, y=30%,z=40%,a=10%




4.9     Pemanfaatan Laporan Hasil Penilaian Kelas

            Laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dimanfaatkan sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada orangtua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait lainnya. Laporan tersebut Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat dan merupakan sarana komunikasi dan kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik maupun pengembangan sekolah.
            Laporan kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif maupun kualitatif. Rapor merupakan dokumen yang menjadi penghubung komunikasi baik antara sekolah dengan orangtua peserta didik maupun dengan pihak lain yang ingin mengetahui tentang hasil belajar anak pada kurun waktu tertentu. Karena itu, rapor harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh) memberikan gambaran tentang hasil belajar peserta didik.
            Informasi tentang hasil belajar dalam rapor diperoleh dari Rekap nilai yang dirangkum guru selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam penentuan Kenaikan Kelas Automatic promotion apabila semua indikator, kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi (SK) suatu mata pelajaran telah terpenuhi ketuntasannya, maka peserta didik dianggap layak naik ke kelas berikutnya. Peserta didik dinyakan tidak naik kelas apabila:
1.Memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2.Jika peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau lebih KD dan SK lebih dari 3 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun ajaran
3.Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.
Untuk memudahkan administrasi, peserta didik yang tidak naik kelas diharapkan mengulang semua mata pelajaran beserta SK, KD, dan indikatornya .Lalu sekolah mempertimbangkan mata pelajaran, SK, KD, dan indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya
BAB V
PENUTUP
5.1       Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan antara       lain:
1.         Penilaian kelas pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 7 sudah beradasarkan                             prinsip-prinsip dasar penilaian  yaitu objective,adil,berkesinambungan,                                            menyeluruh,mendidik dan tidak terlepas dari 3 aspek yaitu afektif,kognitif dan                              psikomotorik.
2.         Langkah-langkah penilaian kelas sudah baik meliputi:membuat kisi-kisi tes sesuai   SK,KD,indikator dan tujuan,membuat soal,validasi soal,uji coba soal,membuat           bank soal,menentukan KKM dan instrument tes,dilakukan penilaian dan rekap             didalam buku Daftar Nilai Siswa dan terakhir mengevaluasi data hasil penilaian       untuk ditindak lanjuti.
            3.         Sistem penilaian mata pelajaran kimia di SMA Negeri 7 sudah cukup baik karena                           sudah menggunakan beberapa teknik penilaian dimana dari beberapa teknik                                    tersebut sudah mengacu pada 3 aspek yaitu kognitif,afektif dan psikomotorik.
            4.         Instrument yang dilakukan dalam penilaian mata pelajaran kimia lebih pada                                    mengarah menggunakan tes bukan non tes.
            5.         Teknik penilaian sudah dialakukan bervariasi seperti penilaian                                                          sikap,fortofolio,produk,dan unjuk kerja.Tetapi tidak menggunakan teknik                                       penilaian diri dan penilaian proyek.
            6.         Sistem penilaian yang bervariasi dengan menggunakan teknik dan instrument                                 yang beranekaragam dan meningkatkan minat siswa untuk belajar kimia dan                                   secara otomatis meningkatkan nilai siswa khusunya pelajaran kimia disekolah.
            7.         Kriteria Ketuntasan Belajar ditetapkan berdasarkan 3 faktor                                                            yaitu:kompleksitas,daya dukung dan intek siswa.

5.2       Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu:
Menurut penulis ,sistem penilaian pelajaran kimia di SMA Negeri 7 Pontianak sudah          cukup baik karena sudah menggunakan tes dan non tes hanya saja pada prakteknya     penilaian secara tes lebih mendominasi sehingga tidak balance.Kekurangan terletak pada         data penilaian fortofolio yang belum lengkap karena pengaruh adminstrasi yang kurang         baik.Padahal penilaian fortofolio sangat baik untuk meninjau perkembangan siswa dari             kemampuan kognitif,afektif dan psikomotorik.









DAFTAR PUSTAKA

Arikunto suharsimi, 2008. Dasar dasar evaluasi pendidikan. Bumi aksara:Jakarta.
John B. Carrol, 2009. Evaluasi belajar. Bumi aksara:Jakarta.
Joni raka, 1984. Pengukuran dan penilaian dalam pendidikan. Karya anda:Surabaya.
Hasil Observasi di SMA Negeri 7 Pontianak




















.