LAPORAN
HASIL OBSERVASI SISTEM PENILAIAN MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA NEGERI 7 PONTIANAK
Laporan Observasi ini ditulis dalam rangka
menyelesaikan tugas kedua yang diberikan oleh dosen
mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar
semester lima.
Disusun
OLeh:
Fitri Apriani Pratiwi (F02110003)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penilaian
kelas adalah kegiatan rutin dan mutlak yang harus selalu dilakukan oleh guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Penilaian yang dilakukan pastinya
tidaklah suatu kegiatan yang diperoleh dengan instant dan subjektif.Ini semua demi mencapai keberhasilan
kegiatan belajar mengajar dengan hasil akhir yang sesuai diharapkan. Diperlukan
berbagai macam metode, jenis penilaian tertentu yang disesuaikan untuk
implementasikan kepada siswanya dikelas.
Seorang guru pula mengetahui
kompetensi dasar (KD) apa saja yang telah dikuasai oleh peserta didiknya dan
segera mengambil tindakan perbaikan ketika terjadi nilai peserta didiknya lemah
atau kurang sesuai dengan harapan. Dari penilaian yang dilakukan oleh guru itulah,
guru melakukan perenungan diri atau refleksi dari apa yang telah dilakukan.
Menurut Prof. Dr. H. Arief ada 4 kesadaran yang penting bagi seorang guru
atau pendidik dalam memberikan penilaian. Keempat kesadaran itu adalah:
- Sense of goal
(tujuan)
- sense of regulation
(keteraturan)
- sense of achievement
(berprestasi)
- sense of harmony
(keselarasan)
Berangkat dari keempat kesadaran itulah seharusnya seorang guru melakukan
penilaian. Pendidik harus sudah tahu tujuan penilaian itu adalah mengukur
kemampuan atau kompetensi siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran.
Bila guru melakukan penilaian akan terlihat nanti kemampuan setiap siswa
setelah guru melaksanakan test atau ujian dan kemudian melakukan penilaian.
Ketika guru telah memahami benar tujuan pembuatan soal yang sesuai dengan
indikator dalam standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus
dikuasai oleh siswa atau peserta didik, maka guru yang bersangkutan akan dengan
mudah membuat soal-soal test yang akan diujikan. Dari situlah guru melakukan
bobot penilaian yang telah ditentukan lebih dahulu dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Bila semua itu telah direncanakan dengan baik, maka tujuan
pembelajaran akan tercapai.Tercapainya tujuan pembelajaran dapat terlihat dari
prestasi siswa yang menggembirakan. Di situlah seorang guru dapat berbangga
diri karena telah sukses dalam mentransfer ilmunya
Penilaian yang dilakukan oleh
guru harus mampu membuat setiap siswa berprestasi, dan menemukan potensi unik
yang dimiliki oleh setiap siswa. Akan terlihat nantinya, siswa mana yang unggul
di bidang MIPA (matematika dan Ilmu Pengetahuan alam), olahraga, art (seni),
dan lain sebagainya.Di sinilah peran guru yang memiliki kesadaran sense of
achiement. Ketika terlihat ada siswa yang mengalami masalah dalam
pembelajarannya, maka guru perlu melakukan Achievement Motivation Training
(AMT) untuk memberikan motivasi dan semangat kepada siswa bahwa mereka
sebenarnya bisa. Hanya mungkin faktor kemalasan yang membuat siswa yang
bersangkutan mendapatkan nilai rendah.
Penilaian siswa harus memenuhi
sense of harmony dimana terjadi keselarasan, keserasian, dan keseimbangan.
Ketika itu telah terjadi dalam standar penilaian kita di sekolah, maka siswa
akan merasakan keadilan dari nilai yang diberikan oleh guru. Guru dan siswa
merasakan bahwa sistem penilaian yang diberikan sama-sama menguntungkan kedua
belah pihak. dimana guru bisa melihat kemampuan setiap peserta didik, dan
peserta didikpun merasakan kemampuan apa yang telah dikuasainya. Terjadilah
penilaian obyektif dari pendidik kepada para peserta didiknya.
Akhirnya, penilaian siswa yang
dilakukan oleh guru dalam mengetahui kemampuan akademik dan non akademik
haruslah mengacu kepada kesadaran yang bertujuan, keteraturan, berprestasi, dan
menjadi alunan harmony yang selaras, serasi, dan seimbang. Guru harus sering
berdiskusi dengan teman sejawat agar penilaian tak menjadi subyektif. Guru
harus bisa menentukan model penilaian apa yang harus diputuskan dan
diaplikasikan dalam evaluasi pembelajaran.
Dari permasalahan
diatas merupakan alasan penulis melakukan observasi mengenai
system penilaian dikarenakan sebagai calon pendidik tentunya
perlu diketahui bahwa seorang guru dituntut untuk menguasai
kemampuan memberikan penilaian kepada peserta didiknya. Kemampuan ini adalah
kemampuan terpenting dalam evaluasi pembelajaran. Dari penilaian itulah seorang
guru dapat mengetahui kemampuan keseluruhan yang telah dikuasai oleh para
peserta didiknya.Hal inilah yang akan dibahas
dalam laporan observasi ini.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari penilaian kelas?
2. Apa ciri-ciri dari penilaian kelas?
3. Apa
sajakah prinsip dasar penilaian kelas?
4. Apa
sajakah langkah-langkah dalam penilaian kelas?
5. Apa
sajakah instrument yang telah digunakan dalam penilaian kemampuan siswa dibidang studi kimia?
6. Bagaimana
dengan sistem penilaian khususnya untuk pelajaran kimia yang dilakukan guru
kimia
di SMA Negeri 7 Pontianak?
7. Apa
sajakah teknik penilaian yang dilakukan guru bidang studi kimia untuk menilai kemampuan siswa?
8. Apakah
teknik penilaian yang telah dijalankan guru kimia sudah tepat sesuai dengan kemampuan siswa secara nyata dan benar?
9. Apakah
manfaat dan fungsi dari penilaian bagi
guru bidang studi kimia,siswa dan sekolah
telah didapatkan
dengan nyata?
10. Apakah tes dan ujian tulis merupakan satu-satunya
cara tepat untuk menilai kemampuan siswa?
11. Jenis
kemampuan seperti apa yang dinilai guru terhadap siswa?
12. Bagaimana hubungan penilaian terhadap
minat dan prestasi siswa belajar kimia di sekolah?
13. Bagaimana mengelola hasil penilaian
kelas?
14. Bagaimana contoh pemanfaatan laporan hasil
penilaian kelas?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dasar dari penulisan laporan ini secara umum adalah untuk memenuhi
tugas Evaluasi Hasil Belajar serta menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai sistem penilaian mata
pelajaran kimia disekolah , sedangkan secara khusus:
1. Untuk
mengetahui pengertian dari penilaian
kelas.
2. Untuk
mengetahui penilaian kelas.
3. Untuk
mengetahui prinsip dasar penilaian kelas.
4. Untuk
mengetahui langkah-langkah dalam
penilaian kelas.
5. Untuk
mengetahui instrument yang telah
digunakan dalam penilaian kemampuan siswa dibidang
studi kimia.
6. Untuk
mengetahui sistem penilaian khususnya untuk pelajaran kimia yang dilakukan guru
kimia
di SMA Negeri 7 Pontianak.
7. Untuk
mengetahui teknik penilaian yang
dilakukan guru bidang studi kimia untuk
menilai kemampuan siswa.
8. Untuk
mengetahui teknik penilaian yang telah
dijalankan guru kimia sudah tepat sesuai dengan
kemampuan siswa secara nyata dan benar.
9. Untuk
mengetahui manfaat dan fungsi dari
penilaian bagi guru bidang studi kimia,siswa dan
sekolah telah didapatkan dengan nyata.
10. Untuk
mengetahui tes dan ujian tulis apakah
merupakan satu-satunya cara tepat untuk menilai kemampuan siswa.
11. Untuk
mengetahui jenis kemampuan seperti apa
yang dinilai guru terhadap siswa.
12. Untuk mengetahui hubungan penilaian terhadap minat dan
prestasi siswa belajar kimia di sekolah.
13. Untuk mengetahui cara pengelolaan hasil penilaian kelas.
14. Untuk
mengetahui contoh pemanfaatan laporan hasil penilaian kelas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian serta ciri ciri penilaian kelas
Penilaian adalah proses sistematis meliputi
pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi
informasi untuk membuat keputusan. Penilaian merupakan kegiatan yang mengambil
“keputusan” dari hasil proses pengukuran yang teelah dilakukan sebelumnya.
Penilaian biasanya bersifat tidak hanya kuantitatif tapi juga lebih cenderung
mengarah ke kualitatif (Arikunto, 2008).Pengertian penilaian kelas menurut
acuan yang ditetapkan dalam kurikulum KTSP merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian
kompetensi atau hasil belajar peserta didik (siswa) yang mengikuti proses
pembelajaran tertentu.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilaksanakan melalui langkah
langkah perencanaan, penyusunan, pemilihan dan penggunaan alat penilaian,
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil
belajar peserta didik, pengolahan dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar peserta didik. Rambu rambu penilaian kelas meliputi Prinsip prinsip
penilaian kelas, ruang lingkup serta sasaran pengguna model penilaian kelas.
Adapun ciri Penilaian Kelas yakni sebagai
berikut:
1. Belajar tuntas yakni peserta didik tidak
diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik. “Jika peserta didik
dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran
dan diajarkan sesuai dengan karakteristik mereka, maka sebagian besar dari mereka
akan mencapai ketuntasan”.Guru harus mempertimbangkan antara waktu yang diperlukan
berdasarkan karakteristik peserta didik dan waktu yang tersedia di bawah
kontrol guru. Penilaian ini juga dilaksankan Secara terpadu dg KBM, Dalam
suasana formal dan informal
2. Otentik
yakni memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu, mencerminkan masalah
dunia nyata bukan dunia sekolah menggunakan berbagai cara dan criteria holistik
(kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap,)
3. Berkesinambungan adalah Memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus
menerus dalam bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir
Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas.
4. Berdasarkan acuan kriteria / patokan Prestasi kemampuan peserta didik tidak
dibandingkan dengan peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki
sebelumnya dan patokan yang ditetapkan
5. Menggunakan berbagai cara & alat penilaian. Seperti mengembangkan dan
menyediakan sistem pencatatan serta penilaian yang bervariasi: Tertulis, Lisan,
Produk, Portofolio, Unjuk Kerja, Proyek, Pengamatan, dan Penilaian diri.
2.2 Prinsip Dasar
Penilaian Kelas
Prinsip Dasar
Penilaian Kelas antara lain:
1. Penilaian dan KBM terpadu
2. Strategi yang digunakan mencerminkan kemampuan
anak secara autentik
3. Memanfaatkan berbagai jenis informasi
4. Mempertimbangkan kebutuhan khusus siswa
5. Menggunakan sistem pencatatan yang bervariasi
6. Keputusan tingkat pencapaian hasil belajar berdasarkan
berbagai informasi
7. Guru harus berupaya seoptimal mungkin:
8. Memanfaatkan berbagai bukti hasil kerja siswa
9. Keputusan tentang kemampuan siswa mempertimbangkan hasil kerja
(karya) yang dikumpulkan
10. Mengacu pada kompetensi yang tercantum dlm
kurikulum
11. Bersifat adil
12. Dapat memberi informasi yangg lengkap
13. Bermanfaat bagi siswa
14. Dilakukan dalam suasana yanhg menyenangkan
15. Diadministrasikan secara tepat dan efisien
2.3
Manfaat dan Fungsi dari penilaian kelas
Berbagai macam melalui proses
penilaian kelas, antara lain :
1.Memberikan umpan balik (feed back) bagi peserta didik. Sebagai refleksi bagi
kelebihan dan kekurangannya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas.
2.Alat monitoring dan diagnosa berbagai kesulitan belajar peserta didik
(problem) sehingga dapat dilakukan pemantapan ataupun kegiatan remedial.
Remedial dilakukan bila nilai indikator kurang dari nilai kriteria ketuntasan
belajar. Pemantapan dilakukan bila tuntas lebih cepat. Perbaikan program &
kegiatan bila tidak efektif.
3.Memberikan umpan balik (feed back) bagi guru dalam memperbaiki metode,
pendekatan, dan berbagai sumberbelajar, serta kemampuan guru dalam mengajar.
Sehingga dapat berfungsi sebagai masukan, saran, serta refleksi guna merancang
kegiatan pembelajaran selanjutnya.
4.Memberikan berbagai informasi mengenai status keefektivitasan kegiatan pendidikan kepada komite
sekolah.
5. Memberikan umpan balik (feed back) kepada instansi terkait atau dinas daerah
sebagai pemberi kebijakan dalam mempertimbangkan konsep penilaian kelas, serta
kegiatan menyangkut kemajuan dibidang pendidikan.
2.4 Ruanglingkup penilaian
kelas
Ruanglingkup penilaian kelas ini meliputi konsep dasar penilaian kelas, teknik
penilaian, langkah-langkah pelaksanan penilaian. Dimana dalam konsep penilaian
akan di jelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat penilaian, fungsi
penilaian dan rambu-rambu penilaian.
2.5 Sasaran Pengguna Model
Penilaian Kelas
Model penilaian kelas ini di
peruntukkan baagi pihak-pihak berikut :
1.Para guru di sekolah untuk menyusun program penilaian di kelas masing-masing
2.Pengawas dan kepala sekolah untuk merancang program supervisi pendidikan di
sekolah
3.Para penentu kebijakan di daerah untuk membuat kebijakan dalm penilaian kelas
yang seharusnya dilakukan di sekolah.
2.6 Teknik Penilaian yang Diterapkan
Teknik pengumpulan informasi pada prinsipnya
adalah pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang
berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar.
Cara penilaian kemajuan belajar
peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus
dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator
pencapaian kompetensi yang telah ditentukan sebagai acuan. Setidaknya ada tujuh
teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap,
penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio,
dan penilaian diri.
2.7
Langkah langkah penilaian
Yang harus diperhatikan dalam melaukan penilaian adalah sebagai berikut:
1.Indikator yang akan ditetapkan harus sesuai dengan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2.Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator yang akan dipetakan
kemudian.
3.Penetapan Teknik Penilaian. Dalam memilih teknik penilaian mempertimbangkan
ciri indikator, contohnya :
a)Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu penampilan kengenai kecakapan
kerja, maka teknik penilainya adalah unjuk kerja (performance)
b)Apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep mendalam antar
individu siswa, maka teknik penilaiannya adalah tetulis.
c)Apabila tuntutan indikator memuat unsur penyelidikan atau studi case, maka
teknik penilaiannya adalah proyek.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Prosedur Pengumpulan Sumber Pustaka
Penulisan laporan observasi ini melalui berbagai macam metode seperti:
1. Metode
library research
Metode library research
yaitu Penulisan laporan ini bersifat deskripsi agar lebih akurat, maka penulis mencari sumber pustaka dari
berbagai literatur yang relevan dengan masalah
yang dipilih untuk digunakan sebagai referensi. Referensi yang digunakan terutama adalah jurnal ilmiah, makalah-makalah,
artikel-artikel yang dimuat di koran dan internet,
serta buku-buku yang sesuai dengan masalah penulisan.Referensi bertujuan juga sebagai kajian pustaka dalam
penulisan laporan ini.
2. Wawancara
informasi
Wawancara
informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa
dan guru secara lisan.
3. Triangulasi
Triagulasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada.
Hal ini dimaksudkan agar hasil
observasi memiliki tolak ukur yang jelas
yaitu refrensi seperti buku sebagai
kajian pustaka sehingga dapat dianalisis dengan baik hasil hasil observasinya.
3.2 Bentuk Wawancara
Wawancara langsung
dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu(prepare question
interview)
3.3 Metode Wawancara
1.Wawancara
informasi
Wawancara
informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data
dan informasi dari koordinator
laboratorium kimia secara lisan.
2.Triangulasi
Merupakan
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
3.4 Pedoman
Wawancara
I.
Identitas
Informan
Nama : Dede Hidayat S.Pd
Jenis Kelamin :Laki-laki
Pendidikan :Sarjana Pendidikan Kimia
Umur :45 tahun
Jabatan :Guru
Kimia
II. Setting
Wawancara dilakukan pada :
A. Hari :Sabtu,15 September 2012
B. Waktu :09.30-11.00WIB
C. Tempat :Ruang guru di SMA Negeri 7 Pontianak
III. Identitas Pewawancara
Nama :Fitri Apriani Pratiwi
Jenis Kelamin :Perempuan
Pendidikan :Mahasiswi
FKIP Kimia
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian
Penilaian
Berdasarkan hasil
wawancara dengan Dede S.Pd selaku guru
bidang studi kimia SMA Negeri 7 Pontianak mengatakan
bahwa penilaian pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan guru.Penerapan penilaian tentunya dengan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh
mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi atau rangkaian
kemampuan peserta didik dengan memiliki beberapa
tujuan
tertentu yang akan
menjadi factor pendukung dalam proses penilaian.
4.2 Prinsip Penilaian
Kelas
Menurut Dede S.Pd saat diwawancari
mengatakan bahwa dalam penilaian kelas atau hasil belajar juga memiliki
beberapa prinsip penilaian yaitu:
1. Guru
harus menilai dengan objektive dan adil .Disini guru dituntut untuk Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif.
Untuk itu, penilaian harus adil, terencana,
dan menerapkan kriteria yang jelas
dalam pemberian skor.
Membuat keputusan yang
adil tentang penguasaan kompetensi siswa dengan mempertimbangkan hasil kerja keras siswa. Hai ini sulit dilakukan terutama
untuk tugas kelompok karena guru tidak dapat langsung memantau proses kerja
yang dilakukan siswa dari awal sampai akhir. Untuk mengantisipasinya, guru
berusaha untuk meminta dari masing-masing siswa untuk mempertanggungjawabkan
mengenai tugas mereka dengan mempresentasikan dengan bagian tugas masing-masing.
2. Menyeluruh
Menyeluruh yaitu,menggunakan berbagai
macam teknik penilaian yang bervariasi agar dapat
mengukur kemampuan siswa yang tentunya
memiliki potensi serta cara pemahaman
dalam proses pembelajaran yang
berbeda-beda.Dengan menggunakan instrument
yang berbeda-beda maka akan tergambar profil kompetensi peserta didik.Teknik penilaian dapat dilakukan
dengan alat penilaian berupa tes dan non tes.
3.
Validitas
Validitas
berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.Misalnya
Dalam mata pelajaran kimia, misalnya kompetensi
” mempraktikkan cara mentitrasi yang benar”, maka penilaian akan valid apabila
mengunakan penilaian unjuk kerja contohnya melalui praktikum.Jika menggunakan tes tertulis maka penilaian
tidak valid karena tidak sesuai.
4.
Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi hasil
penilaian. Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan
perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misalnya, guru menilai dengan unjuk kerja, penilaian akan
reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung
sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliabel
petunjuk pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya
harus jelas.Maka dibuatlah pedoman skor yang menjadi pedoman guru untuk memberikan skor atau nilai pada
siswa.
5. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan guru harus secara terencana, bertahap dan terus menerus
untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu
tertentu.
6. Mendidik
Proses dan
hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses
pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik
agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Contohnya:apabila dari siswa
mengalami kendala dalam pelajaran kimia maka abidang kan diadakan pengayaan
disekolah yang dibina langsung dengan guru bidang studi kimia.Tidak hanya itu
Pak Dede juga mengatakan dalam wawancaranya bahwa saat siswa mendapatkan nilai
rendah maka akan dilakukan 3 tindakan yakni:
1.Pengayaan dan motivasi ,yang
dilakukan langsung oleh guru bidang studi kimia.Anak-anak yang mendapatkan
nilai rendah akan diberi pengayaan berupa pengajaran ulang yang dilaksanakan
setelah pulang sekolah.Kemudian siswa juga dimotivasi agar belajar lebih giat
lagi dan tidak merasa rendah diri karena mengikuti remedial.
2.Tutor sebaya dimana guru menunjuk
beberapa siswa yang mendapatkan nilai tertinggi kemudian guru memberikan
penguatan materi kembali pada mereka.Setelah itu mereka diberikan pengarahan
untuk mengajarkan kembali kepada teman-temannya yang mendapatkan nilai
rendah.Hal ini dilakukan agar terjadi komunikasi yang baik antara teman sejawat
dan ditinjau dari sikap siswa yang cendrung lebih terbuka dengan teman
sebayanya sehingga proses pembelajaranya akan lebih menyenangkan dan cepat
dimengerti.
3.Remidial dan penugasan
Setelah diberikan pengayaan dengan
guru bidang studi maupun tutor sebaya dengan taman sejawatnya maka siswa
diberikan remedial untuk perbaikan nilai serta tugas terstruktur .
Namun apabila siswa
masih belum tuntas, maka guru memberikan remedial berupa tugas terstruktur.
Jika tugas terstruktur masih belum mencukupi KKM, maka siswa tersebut tidak
tuntas mata pelajaran Kimia.
4.3 Langkah-langkah Penilaian Kelas
Berikut ini merupakan langkah-langkah penilaian kelas berdasarkan
hasil wawancara dengan Dede S.Pd selaku guru bidang studi kimia antara lain :
1. Dibuat kisi-kisi tes untuk penilaian yang tentunya
memperhatikan Standar Kompetensi(SK),Kompetensi Dasar
(KD),indikator,tujuan,jenis tes PG /esai serta kaidah-kaidah
dalam penulisan tes.
2. Dibuat soal yang tepat sesuai dengan
SK,KD,indikator dan tujuan pembelajaran.
3. Setelah dibuat soal maka selanjutnya
soal divalidasi dengan kriteria-kriteria tertentu.
4. Lalu soal dirakit sehingga menjadi
naskah soal yang menjadi perangkat tes.
5. Soal yang telah dirakit akan diuji
cobakan untuk dianalisis apakah soal sudah dalam
keadaan yang valid dan reabel serta mengandung ranah yang jelas yakni kognitif,afektif dan psikomotorik sehingga
dapat dinilai keseluruhan kemampuan siswa.Bila
soal belum sesuai maka dapat direvisi pada bagian tertentu yang dianggap menjadi kekurangan soal.
6. Dari soal-soal yang telah melalui lolos
dari tahap uji coba&uji coba maka dapat dikumpulakan
menjadi bank soal.Didalam bank soal
terdapat berbagai jenis soal dari
tingkat rendah hingga tinggat tinggi.
7. Selanjutnya menetapkan kriteria
untuk mempertimbangkan apapun yang akan dinilai
itu yakni nilai KKM. KKM ditentukan berdasarkan kesukaran atau kemudahan materi pembelajaran, sarana dan
prasarana, dan tingakat intelegensi siswa.
8. Setelah instrument tes telah
siap dan ditetapkan nilai KKM maka selanjutnya adalah
pengawasan yang dilakukan guru saat
siswa melaksanakan ujian , pengawasan
ini dilakukan agar penilaian dilakukan secara objektif. Kemudian data hasil penilaian dikumpulkan di
dalam Buku Daftar Penilaian Siswa.
9. Langkah terakhir ialah mengolah
dan menetapkan tentang data hasil penilaian sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Kemudian mengevaluasi hasil tersebut untuk melakuan tindak
selanjutnya.Setiap akhir tahun ajaran
guru selalu diadakan rapat besar.Rapat
ini dilakukan agar penilaian siswa dilakukan bersama-
sama oleh semua guru yang bersangkutan. Pada rapat ini semua guru mengevaluasi hasil penilaian siswa kemudaian melakukan seleksi terhadap siswa agar dapat ditentukan siswa yang naik
kelas atau tidak tidak naik kelas. Guru menyeleksi
penilaian siswa berdasarkan 3 aspek yakni afektif, psikomotorik, dan kognitif. Misalkan, jika ada siswa yang
berada diambang batas kriteria ketidaknaikan dari aspek kognitif (3 mata pelajaran tidak
tuntas), maka guru juga mempertimbangkan
dari aspek afektif (sikap).
4.4 Teknik,Instrument dan Sistem Penilaian Mata
Pelajaran Kimia
Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru bidang studi yaitu Bapak Dede S.Pd ada beberapa teknik
yang digunakan untuk system penilaian
mata pelajaran kimia di SMA Negeri 7 antara lain:
1. Penilaian unjuk kerja yaitu penilaian
yang lebih kepada aspek psikomotorik dan afektif dimana pada penilaian
ini dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu seperti: Praktik di laboratorium,
presentasi di depan kelas & diskusi.Contohnya
:Saat siswa melakukan praktikum maka lebih dinilai kemampuan psikomotoriknya.Sikap seperti
keseriusan dan kedisiplinannya menjadi penilaian afektip Setelah
praktikum maka diadakan tes formatif yang mengukur kemampuan kognitif siswa.
2. Penilaian
Sikap melalui jurnal belajar siswa yang memuat menenai penilaian siswa terhadap aspek tertentu. Sikap terdiri dari
tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif.Umumnya
objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah Sikap terhadap materi
pelajaran, guru/pengajar, proses pembelajaran,
serta nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan
observasi.Guru bidang studi sudah melakukan penilaian
sikap dengan meminta pendapat siswa mengenai cara mengajarnya sebagai evaluasi diri untuk meningkatkan kualitas
mengajar agar sesuai dengan kondisi siswa.Penilaian
ini tidak berupa angket tapi lebih sederhana karena hanya menuliskan pendapatnya tentang guru bidang
studi kemudian kertas penilaian tidak diberi nama siswa agar siswa lebih leluasa untuk memberi masukan,saran mapun
kritik pada guru.
Guru
bidang studi kimia juga sudah melakukan penilaian sikap seperti membuat data nilai hasil pengamatan peserta
didik.Didalam data tersebut ada skor kedisiplinan dan sikap.Nilai ini tentunya berpengaruh dengan nilai raport
siswa pada penilaian afektiv.Ini merupakan
contoh penilaian non tes berupa observasi.Guru langsung mengobservasi dan menilai siswa selama proses
kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Penilaian Tertulis yakni yang paling sering dilakukan oleh guru
bidang studi kimia.Tes tertulis
seperti ulangan harian sebagai tes formatif.dilaksanakan berkala setelah materi
tertentu habis dan ditargetkan
minimal 2 minggu sekali.Ulangan Harian menggunakan waktu yang telah diputuskan bersama-sama antara siswa dan
murid.Penilaian tertulis lebih
pada aspek kognitif.Kemudian ada ulangan umum yang ditetapkan sebagai tes sumatif.
4. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.Dalam penilaian
portofolio maka akan dinilai perkembangan siswa melalui 3 aspek yaitu afektif,kognitif dan psikomotorik.
5 Penilaian Produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan
peserta didik membuat produk- produk.Pada mata
pelajaran kimia penilaian produk baru
dilakukan satu kali untuk kelas XII yaitu
saat membuat ice cream pada materi koloid.Dalam penilaian produk dapat dinilai 3 aspek sekaligus yaitu saat pembuatan
produk dapat dinilai kemampuan psikomotorik
siswa,untuk membuat produk maka siswa dituntun memiliki pengetahuan yang bersifat kognitif kemudian keseriusan dan
ketelitian siwa dalam membuat produk dinilai
sebagai kemampuan afektif.
Disini
terdapat kekurangan yaitu tidak ada penilaian diri dan penilaian melalui proyek. Penilaian Diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata
pelajaran tertentu didasarkan atas kriteria atau acuan
yang telah disiapkan.Tujuan utama dari penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil belajar.
Sedangkan penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu Investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.Penilaian proyek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan
dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata
pelajaran tertentu secara jelas.
Alasan
pertama guru tidak menggunakan penilaian
diri adalah karena apabila guru bidang studi kimia langsung melakukan
penilaian diri kepada siswa,siswa cendrung
malu dan takut untuk menjelaskan apa yang menjadi kendala mereka.Namun para siswa telah dianjurkan untuk
berkonsultasi kepada guru bimbingan konseling apabila terjadi kesulitan dalam mata pelajaran tertentu yang biasanya
disebabkan dengan ketidakcocokan
dengan cara guru mengajar ataupun kesulitan menemukan cara belajar yang tepat untuk dirinya sendiri.Guru
bidang studi kimia saling bekerja sama dengan guru
bimbingan konseling untuk menyelesaikan persoalan tersebut.Disini fungsi guru bimbingan konseling sangat berperan.
Alasan
kedua guru tidak menggunakan tugas proyek karena guru bidang studi mengatakan bahwa tugas-tugas yang
diberikan kepada siswanya telah cukup untuk menjadi
penilaian kemampuan siswa.Tugas proyek dianggap guru terlalu menyita waktu siswa
dan ditakutkan bila terlalu banyak diberi tugas maka siswa cendrung susah membagi waktu untuk belajar.Hal ini ditinjau
dari batas beban belajar siswa maksimum adalah
60% disesuaikan sesuai dengan peraturan yaitu waktu untuk penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMA atau yang
sederajat maksimum 60% dari jumlah
waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.Sehingga
siswa tidak boleh terlalu banyak terbebani dengan tugas-tugas.
Mengenai
guru lebih cendrung menggunakan instrument tes dari pada non tes dikarenakan
guru lebih mengutamakan time curriculum dimana
materi harus habis sehingga guru
cendrung mengejar target nilai secara kognitif
dan psikomotorik karena itu paling sering digunakan tes seperti tes
tertulis dan tes unjuk kerja seperti praktikum.Mengenai
sikap juga dinilai tapi hanya berdasarkan tingkah laku siswa saat mengikuti proses pembelajaran.Jadi non
tes tidak digunakan secara intensif karena alasan keterbatasan waktu.
Menurut Dede S.Pd selaku guru bidang
studi kimia mengatakan dalam pemberian tugas
hendaknya proporsional. Artinya, guru seyogyanya tidak memberikan tugas
yang berlebihan alias terlalu membebani siswa. Perlu diingat bahwa
dalam KTSP, ketentuan tugas yang dibebankan kepada siswa
maksimum hanya separuh dari jumlah waktu kegiatan tatap muka
dari mata pelajaran yang bersangkutan. Memberikan tugas kepada siswa
seyogyanya disesuaikan dengan kemampuan siswa .Oleh karena itu tantangan beban
tugas kepada siswa hendaknya diberikan secara moderat. Artinya, dalam memberikan
tugas kepada siswa diusahakan tidak terlalu sulit atau justru terlalu mudah atau
bahan terlalu banyak untuk dikerjakan siswa
Dari
semua penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa sistem penilaian mata pelajaran kimia di SMA Negeri 7
sudah cukup baik karena sudah menggunakan beberapa
teknik penilaian dimana dari beberapa teknik tersebut sudah mengacu pada 3 aspek yaitu kognitif,afektif dan psikomotorik.
Dalam pelaksanaan penilaian yang
dilaksanakan oleh guru sudah cukup
objektif. Dimana guru telah
berupaya secara optimal untuk :
a. Melakukan penilaian berdasarkan bukti
hasil kerja peserta didik (aspek kognitif dan psikomotorik)
dan tingkah laku siswa (aspek afektif).
b. Membuat keputusan yang adil tentang
penguasaan kompetensi peserta didik dengan mempertimbangkan
hasil kerja keras mereka. Hai ini sulit dilakukan terutama untuk tugas kelompok karena guru tidak dapat langsung
memantau proses kerja yang dilakukan siswa dari
awal sampai akhir. Untuk mengantisipasinya, guru berusaha untuk meminta dari masing-masing siswa untuk
mempertanggungjawabkan mengenai tugas mereka dengan mempresentasikan dan
melakukantanya jawab.
Menurut
Dede S.Pd selaku guru bidnag studi kimia walaupun teknik penilaian sudah cukup baik namun terkadang masih ada
siswa yang tidak tuntas mata pelajaran kimia
walaupun hanya 1-3 orang siswa yang dikarenakan dengan kemungkinan 3 faktor penyebab yaitu:
1. Dari siswa itu sendiri karena kurangnya
motivasi belajar & minat terhadap pelajaran kimia.Sehingga dapat diperbaiki dengan memberikan motivasi
positif sebagai penguatan positif dan pengayaan yang dapat dilakukan oleh guru
ke siswa maupun tutor sebaya.
2. Dari guru bidang studi kimia.Faktor ini
dapat dijadikan indikasi apabila jumlah siswa yang
tidak tuntas lebih dari 50% sehingga
perlu adanya evaluasi pembelajaran dengan cara
mengubah metode,instrument maupun teknik mengajar dan meminta masukan dari siswa.
3. Dari sekolah yaitu sarana dan prasarana
yang sangat kurang memada sehingga mengakibatkan
keterbatasan siswa untuk mendapatkan tempat belajar yang baik dan dapat menganggu kenyamanan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
4.5 Jenis Kemampuan Siswa yang Masuk Dalam
Penilaian
Jenis kemampuan yang
masuk dalam penilaian kemampuan siswa dalam mata pelajaran kimia menurut guru
bidang studi kimia ada 3 antara lain:
1. Ranah
kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak) yaitu segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif berhubungan
dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan
menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis,
mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir,
mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi.
Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan
domain tingkatan aspek kognitif
No
|
Tingkatan
|
Deskripsi
|
1
|
Pengetahuan
|
Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama,
peristiwa, tahun, daftar, teori, prosedur,dll.
Contoh kegiatan belajar:
- Mengemukakan arti atom
- Menentukan lokasi medan magnet
- Mendriskripsikan model-model atom
- Menceritakan sejarah ditemukannya table periodik
- Menguraikan pengertian perubahan kimia dan fisika
|
2
|
Pemahaman
|
Arti:pengertian
terhadap hubungan antar-faktor, antar konsep, dan antar data hubungan sebab
akibat penarikan kesimpulan
Contoh kegiatan belajar:
¨ Mengungkapakan gagasan dan pendapat dengan kata-kata sendiri
¨ Membedakan atau membandingkan
¨ Mengintepretasi data percobaan
¨ Mendriskripsikan dengan kata-kata sendiri
¨ Menjelaskan gagasan pokok
|
3
|
Aplikasi
|
Arti: Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah
atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari
Contoh kegiatan:
- Menghitung jumlah mol zat
- Melakukan percobaan kimia
- Membuat peta konsep materi kimia
- Membuat model atom rutherford
|
4
|
Analisis
|
Artinya: menentukan bagian-bagian dari suatu masalah,
penyelesaian, atau gagasan dan menunjukkan hubungan antar bagian tersebut
Contoh kegiatan belajar:
- Mengidentifikasi faktor penyebab
- Merumuskan masalah
- Mengajukan pertanyaan untuk mencari informasi
- Membuat grafik hubungan suhu dan laju reaksi
- Mengkaji ulang
|
5
|
Sintesis
|
Artinya:
menggabungkan berbagai informasi menjadi satu kesimpulan/konsepatau
meramu/merangkai berbagai gagasan menjadi suatu hal yang baru
Contoh kegiatan belajar:
v Membuat desain
v Menemukan solusi masalah dari pencemaran bahan kimia di
lingkungan
v Menciptakan produksi baru dari bahan kimia
|
6
|
Evaluasi
|
Arti:
mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk, bermanfaat-tidak bermanfaat
Contoh kegiatan belajar:
Menulis laporan percobaan
|
2. Ranah
afektif yaitu tidak dapat diukur seperti halnya
ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang
diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai,
Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai.
Skala yang digunakan untuk mengukur ranah
afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek
diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif),
menolak (negatif), dan netral.
Tingkat
|
Contoh kegiatan pembelajaran
|
Penerimaan (Receiving)
|
Arti :
Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan) terhadap fenomena/stimult
menunjukkan perhatian terkontrol dan terseleksi
Contoh kegiatan belajar :
- senang membaca puisi kimia
- senang mengerjakan soal matematik
- ingin menonton video tentang materi kimia
- senang menghafal rumus dengan
menjadikan nya sebuah lagu lalu dinyanyikan
|
Responsi (Responding)
|
Arti :
menunjukkan perhatian aktif melakukan sesuatu dengan/tentang fenomena setuju,
ingin, puas meresponsi (mendengar)
Contoh kegiatan belajar :
ü mentaati aturan di laboratorium
ü mengerjakan tugas tepat waktu
ü menanggapi pendapat dengan baik
ü menunjukkan empati
ü menulis puisi kimia
|
Acuan Nilai
( Valuing)
|
Arti :
Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung nilai, termotivasi
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang pasti
Tingkatan : menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan komitmen terhadap suatu
nilai
Contoh Kegiatan Belajar :
- menjelaskan alasan senang
membaca buku yang berhubungan dengan kimia
|
Organisasi
|
Arti :
mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu sistem menentukan
saling hubungan antar nilai memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima
di mana-mana memantapkan suatu nilaimyang dominan dan diterima di mana-mana
Tingkatan : konseptualisasi suatu nilai, organisasi suatu sistem nilai
Contoh kegiatan belajar :
- rajin, tepat waktu
- berdisiplin diri
mandiri dalam bekerja secara independen
- objektif dalam memecahkan masalah
- menilai masih pada fasilitas
umum dan mengajukan saran perbaikan
- menyarankan pemecahan masalah
kimia yang berbahaya dalam
lingkungan
|
3. Ranah
psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya
keterampilan siswa saat
melakukan titrasi,kromatografi kertas,membuat larutan kimia dan sebagainya.
Dari ketiga ranah diatas maka
dapat dikatakan bahwa untuk mengukur kemampuan keseluruhan siswa dengan baik
tidak bisa hanya melalui ujian tertulis karena tidak akan didapatkan kemampuan
yang sesuai realita.Dede S.Pd selaku guru bidang studi kimia memberikan contoh nyata yang terjadi pada anak
didiknya.Saat melakukan percobaan titrasi,sebagian besar muridnya ketika di tes
secara tertulis sebelum melakukan percobaan didapatkan hasil bahwa para siswa
telah hafal cara mentitrasi yang benar .Tapi ketika dilakukan praktikum ternyata keterampilan psikomotoriknya tidak
sejalan dengan pengetahuan kognitifnya.Sehingga diperlukan banyak instrument
untuk mengukur kemampuan kompetensi siswa.
4.6
Manfaat dan Fungsi dari Hasil Penilaian
Terdapat manfaat dan fungsi yang
didapatkan dari hasil penilaian menurut Dede S.Pd sebagai berikut:
a.
Manfaat penilaian bagi guru
1) Dengan melaksanakan penilaian, guru akan memperoleh data tentang kemajuan
belajar siswa.
2) Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkannya sudah sesuai atau tidak
dengan kemampuan siswa, sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan
materi pelajaran selanjutnya.
3) Dengan melaksanakan penilaian guru akan dapat mengetahi apakah metode
mengajar yang digunakannya sudah sesuai atau tidak.
4) Hasil penilaian dapat dimanfaatkan guru untuk merlaporkan kemajuan belajar
siswa kepada orang tua/wali siswa.
b. Manfaat penilaian bagi siswa
1) Hasil penilaian dapat menjadi pendorong siswa agar belajar lebih giat.
2) Hasil penilaian dapat dimanfaatkan siswa untuk mengetahui kemajuan
belajarnya.
3) Hasil penilaian merupakan data tentang apakah cara belajar yang
dilaksanakannya sudah tepat atau belum.
c. Manfaat Penilaian bagi Lembaga/Sekolah
1) Hasil penilaian dapat dimanfaatkan sekolah untuk mengetahui apakah kondisi
belajar mengajar yang dilaksanakan sekolah sudah sesuai dengan harapan atau
belum.
2) Hasil penilaian merupakah data yang dapat dimanfaatkan sekolah untuk
merencanakan pengembangan sekolah pada masa yang akan datang.
3) Hasil penilaian merupakan bahan untuk menetapkan kebijakan dalam upaya
meningkatkan kualitas sekolah.
4.7 Hubungan Penilaian Terhadap Minat
dan Prestasi Siswa Belajar Kimia
Berdasarkan
hasil wawancara dengan Adi Bayu Prasetyo seorang siswa yang dijadikan sampel didapatkan
hasil bahwa semakin variasi guru dalam menilai siswa maka siswa cendrung
semakin antusias mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran kimia.Sebagai
contoh pada materi tertentu seperti asam basa dan larutan elektrolit dan non
elektrolit ,sistem penilaiannya mengguanakan percobaan yang mengukur kemampuan
psikomotorik siswa dan siswa sangat senang saat melakukan percobaan di
laboratorium kimia.Kemudian untuk materi seperti stokiometri sistem penilaian
menggunakan hasil kerja dari diskusi kelompok ,disini siswa merasa lebih baik
apabila membahas materi stokiometri dengan diberi soal oleh guru kemudian
ditugaskan untuk memecahkan soal secara bersama-sama dan merasa lebih cepat
paham.Penilaian produk yang digunakan guru seperti membuat ice cream pada
materi koloid serta ditugaskan untuk membuat makalah untuk tugas individual
dengan menemukan jenis-jenis koloid dan contohnya yang ada disekitar kita
membuat siswa lebih semangat dan lebih dekat dengan alam sehingga minat siswa
dalam mengikuti pelajaran kimia menjadi meningkat.
Menurut Dede S.Pd selaku
guru bidang studi kimia memang diperlukan penilaian yang bervariasi untuk
mengukur kompetensi siswa.Hal ini untuk menghindari sikap jenuh siswa pada
pelajaran kimia yang dianggap sebagian besar anak adalah pelajaran yang sulit.Apabila
hanya dilakukan system penilaian yang kaku seperti belajar dikelas kemudian tes
dan ulangan harian berkala akan membuat siswa merasa semakin sulit dan mengurangi
minat siswa pada pelajaran kimia.
Tingginya minat siswa
dalam pelajaran kimia dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang diatas
standard KKM yaitu 76.Sangat jarang ditemukan siswa yang bermasalah untuk
pelajaran kimia dan apabila ditemukan maka akan langsung dilakukan ttindak
lanjut seperti pemberian motivasi,keikutsertaanya guru bimbingan konseling
untuk menampung keluhan siswa serta pengevaluasian diri yang dilakukan oleh
guru.
4.8 Cara Pengelolaan Hasil Penilaian Kelas.
Ketuntasan Belajar ditentukan oleh Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM ) dimana KKM untuk tiap sekolah berbeda-beda tergantung kebijakan sekolah
dari hasil musyawarah guru.KKM di SMA Negeri 7 Pontianak untuk mata pelajaran kimia kelas X dan XII 76
kecuali untuk kelas XI nilai KKM nya 75.
Kriteri Ketuntasan Mata Pelajaran Kimia di SMA
Negeri 7 antara lain:
1.Apabila
per indikator jumlah indikator yang tuntas lebih dari 50%: maka pembelajaran
siswa dapat dilanjut ke KD berikutnya.
2.Kriteria: 0% – 100%,
Ideal: 75%. Jumlah indikator belum tuntas sama atau lebih dari 50%: mengulang
KD yang sama.
3.Tuntas: dapat dilihat
dari perhitungan skor, apabila skor ≥ kriteria ketuntasan
4.Tuntas jika dilihat dari
ketercapaian indikator yakni indikator → KD → SK→ Maple
Berikut
ini tahap-tahap dalam pengolohan hasil
penilaian antara lain:
1. Hitung jumlah Kompetensi
Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas!
2. Tentukan kekuatan/nilai untuk
setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan
masing-masing aspek:
a. Aspek Kompleksitas:
Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin
rendah tetapi semakin mudah KD
maka nilainya semakin tinggi.
b. Aspek Sumber Daya Pendukung
Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya
semakin tinggi.
c. Aspek intake
Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake)
maka nilainya semakin tinggi.
3. Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk
menentukan KKM setiap KD!
4. Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD
untuk menentukan
KKM mata pelajaran!
5. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung
pada kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.
Contoh rumusnya:
Jumlah total analisis 3 komponen=Aspek nilai komplesitas+nilai daya
dukung+intek siswa
3
3=jumlah maksimum kompenen
yang dinilai
KKM =jumlah total analisis 3 komponen
Jumlah maksimum
Rumus diatas berlaku untuk
mencari KKM indikator,KD,SK,dan terakhir KKM mata pelajaran
Maka didapatkan lah KKM
untuk tiap mata pelajaran
Rumus Untuk Menghitung Nilai raport:
Nilai raport=x.Nilai harian+y.Nilai Mid semester+z.Nilai
Ujian Akhir Semester+a aktivitas
X+y+z+a
X,y,dan z=tergantung kesepakatan masing-masing
sekolah.
X=20%, y=30%,z=40%,a=10%
4.9 Pemanfaatan Laporan Hasil Penilaian Kelas
Laporan kemajuan hasil belajar
peserta didik dimanfaatkan sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada
orangtua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait
lainnya. Laporan tersebut Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan
akurat dan merupakan sarana komunikasi dan kerja sama antara sekolah, orang
tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta didik
maupun pengembangan sekolah.
Laporan
kemajuan belajar peserta didik dapat disajikan dalam data kuantitatif maupun
kualitatif. Rapor merupakan dokumen yang menjadi penghubung komunikasi baik
antara sekolah dengan orangtua peserta didik maupun dengan pihak lain yang
ingin mengetahui tentang hasil belajar anak pada kurun waktu tertentu. Karena
itu, rapor harus komunikatif, informatif, dan komprehensif (menyeluruh)
memberikan gambaran tentang hasil belajar peserta didik.
Informasi tentang hasil
belajar dalam rapor diperoleh dari Rekap nilai yang dirangkum guru selama
proses pembelajaran berlangsung. Dalam penentuan Kenaikan Kelas Automatic
promotion apabila semua indikator, kompetensi dasar (KD), dan standar
kompetensi (SK) suatu mata pelajaran telah terpenuhi ketuntasannya, maka
peserta didik dianggap layak naik ke kelas berikutnya. Peserta didik dinyakan
tidak naik kelas apabila:
1.Memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia
2.Jika peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau lebih KD dan SK lebih dari 3
mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir
tahun ajaran
3.Jika karena alasan yang kuat, misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi
atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang
ditargetkan.
Untuk memudahkan administrasi, peserta didik yang tidak naik kelas diharapkan
mengulang semua mata pelajaran beserta SK, KD, dan indikatornya .Lalu sekolah
mempertimbangkan mata pelajaran, SK, KD, dan indikator yang telah tuntas pada
tahun ajaran sebelumnya
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi melalui
wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan antara
lain:
1. Penilaian
kelas pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 7 sudah beradasarkan prinsip-prinsip
dasar penilaian yaitu
objective,adil,berkesinambungan, menyeluruh,mendidik dan tidak
terlepas dari 3 aspek yaitu afektif,kognitif dan psikomotorik.
2. Langkah-langkah penilaian kelas
sudah baik meliputi:membuat kisi-kisi tes sesuai SK,KD,indikator dan tujuan,membuat soal,validasi soal,uji coba
soal,membuat bank
soal,menentukan KKM dan instrument tes,dilakukan penilaian dan rekap didalam buku Daftar Nilai Siswa dan
terakhir mengevaluasi data hasil penilaian untuk
ditindak lanjuti.
3. Sistem penilaian mata pelajaran kimia di SMA
Negeri 7 sudah cukup baik karena sudah menggunakan beberapa teknik
penilaian dimana dari beberapa teknik tersebut
sudah mengacu pada 3 aspek yaitu kognitif,afektif dan psikomotorik.
4. Instrument
yang dilakukan dalam penilaian mata pelajaran kimia lebih pada mengarah menggunakan tes bukan non tes.
5. Teknik
penilaian sudah dialakukan bervariasi seperti penilaian sikap,fortofolio,produk,dan unjuk kerja.Tetapi tidak
menggunakan teknik penilaian
diri dan penilaian proyek.
6. Sistem
penilaian yang bervariasi dengan menggunakan teknik dan instrument yang beranekaragam dan meningkatkan minat siswa untuk
belajar kimia dan secara
otomatis meningkatkan nilai siswa khusunya pelajaran kimia disekolah.
7. Kriteria
Ketuntasan Belajar ditetapkan berdasarkan 3 faktor yaitu:kompleksitas,daya dukung dan
intek siswa.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu:
Menurut penulis ,sistem penilaian pelajaran kimia di
SMA Negeri 7 Pontianak sudah cukup
baik karena sudah menggunakan tes dan non tes hanya saja pada prakteknya penilaian secara tes lebih mendominasi
sehingga tidak balance.Kekurangan terletak pada data penilaian fortofolio yang belum lengkap karena pengaruh
adminstrasi yang kurang baik.Padahal
penilaian fortofolio sangat baik untuk meninjau perkembangan siswa dari kemampuan kognitif,afektif dan
psikomotorik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto suharsimi, 2008. Dasar dasar evaluasi pendidikan. Bumi
aksara:Jakarta.
John B. Carrol, 2009. Evaluasi belajar. Bumi aksara:Jakarta.
Joni raka, 1984. Pengukuran dan penilaian dalam pendidikan.
Karya anda:Surabaya.
Hasil Observasi di SMA
Negeri 7 Pontianak
.