Tuesday 9 September 2014

LAPORAN OBSERVASI LABORATORIUM


LAPORAN HASIL OBSERVASI LABORATORIUM KIMIA DI SMA K SANTO PETRUS PONTIANAK
Laporan Observasi ini ditulis dalam rangka menyelesaikan tugas pertama yang diberikan oleh dosen  mata kuliah Manajemen Laboratorium  semester empat.

Ditulis Oleh :

                                       Fitri Apriani Pratiwi              (F02110003)
 















PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2011




KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Hasil Observasi Laboratorium Kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak”. Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas pertama yang diberikan oleh dosen  mata kuliah Manajemen Laboratorium  semester empat.
Makalah ini ditulis dengan tujuan menjelaskan lokasi bangunan, analisis ruang struktur organisasi, administrasi keselamatan serta tata tertib laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penulis sangat merasakan sekali bantuan dari berbagai pihak baik itu berupa dukungan, kritik, saran, materil dan lain-lain. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada  Ibu Husna Amalya Melati, M.Pd, selaku dosen mata kuliah manajemen laboratorium.
            Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat dan menjadi bagian referensi berbagai pihak mengenai manajemen laboratorium kimia. Oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak akan sangat berarti dalam penyempurnaan karya tulis ini.

 Pontianak,27  Febuari 2012
                                                                                                 Tim Penulis






BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Laboratorium kimia merupakan kelengkapan sebuah program studi yang digunakan untuk meningkatkan ketrampilan penggunaan dan pemakaian bahan kimia maupun peralatan analisis (instrumentasi). Dalam penggunaan lanjut, laboratorium merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. Laboratorium kimia dengan segala kelengkapan peralatan dan bahan kimia merupakan tempat berpotensi menimbulkan bahaya kepada para penggunanya jika para pekerja di dalamnya tidak dibekali dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
Laboratorium kimia juga merupakan suatu ruangan tempat dilangsungkannya kegiatan praktek atau penelitian kimia yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat laboratorium yang lengkap (fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya). Ada berbagai macam jenis laboratorium kimia, seperti laboratorium kimia untuk pengajaran, penelitian, dan terpadu. Hampir semua sekolah memiliki jenis laboratorium pengajaran sebagai fasilitas penunjang pendidikannya selain pengajaran materi dikelas.
Laboratorium kimia dilengkapi dengan fasilitas, alat, bahan kimia serta sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan laboratorium, untuk itu diperlukan pengelolaan yang tepat dan terperinci yang disebut Manajemen laboratorium. Ini  dapat diartikan sebagai pengelolaan laboratorium untuk mencapai tujuan yang ditentukan dalam menghindari terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium. Manajemen laboratorium mencakup tata ruang, organisasi laboratorium, administrasi laboratorium, keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium.
SMA K Santo Petrus Pontianak merupakan salah satu sekolah menengah atas swasta yang terletak di jalan K.S Tubun Pontianak. Sekolah ini memiliki akreditas yang sangat baik yaitu terakreditas A, dan memiliki laboratorium kimia yang dikategorikan sebagai laboratorium yang aktif, sebab sekolah tersebut telah melakukan manajemen laboratorium dengan memenuhi beberapa prosedurnya. Untuk itu demi mengetahui dan memahami dengan jelas prosedur dan penerapan manajemen laboratorium pengajaran kimia di sekolah menengah atas,maka kami melakukan observasi ke sekolah tersebut dan membuat laporan hasil observasi untuk memenuhi tugas pertama mata kuliah Manajemen Lab.

1.2  Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, ada beberapa permasalahan yang akan menjadi pokok bahasan dalam makalah ini yaitu:
1.      Bagaimana lokasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak?
2.      Bagaimana penataan ruangan laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak?
3.      Bagaimana susunan organisasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak?
4.      Bagaimana administrasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak?
5.      Bagaimana sistem keamanan dan keselamatan kerja serta tata tertib di laboratorium kimia SMA K Santo Petrus Pontianak?

1.3  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan observasi manajemen laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak adalah:
1.    Menjelaskan lokasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak.
2.    Menjelaskan penataan ruangan laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak.
3.    Menjelaskan  susunan organisasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak.
4.    Menjelaskan administrasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak.
5.    Menjelaskan sistem keamanan dan keselamatan kerja serta tata tertib di laboratorium   kimia SMA K Santo Petrus Pontianak.

1.4  Manfaat Penelitian
Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang positif kepada mahasiswa/i khususnya yang berkecimpung di bidang kimia agar lebih memahami bagaimana pengolahan manajemen kimia yang baik serta dapat menjadi tolak ukur evaluasi  baik pada pemerintah daerah, dinas pendidikan kota Pontianak dan pihak sekolah agar bisa menyediakan sarana dan prasarana laboratorium kimia yang baik demi kelancaran proses pembelajaran di sekolah.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Tinjauan Umum Laboratorium
Dalam pengertian secara umum laboratorium adalah suatu fasilitas kerja dan sarana pendidikan untuk melakukan kegiatan praktek percobaan atau eksperimen serta menguji konsep-konsep ilmu pengetahuan secara terkontrol. Di dalam laboratorium kimia siswa mengadakan kontak dengan objek permasalahan, menghayati sendiri, berhadapan dengan objek dan gejala yang timbul serta belajar memecahkan persoalan-persoalan yang dikemukakan. Dengan demikian, siswa akan melakukan proses belajar secara aktif dan akan memperoleh pengalaman langsung atau yang disebut pengalaman pertama. Siswa diharapkan memperoleh kesempatan mengembangkan berbagai keterampilan baik motorik maupun intelektual, menghayati prosedur ilmiah, mengembangkan sikap jujur dan bertanggung jawab, dan menyadari bahwa ilmu sebenarnya tidak bersifat statis dan otoriter, melainkan dinamis. Peranan guru dalam kegiatan laboratorium adalah kapan guru mengambil bagian dan kapan siswa diberi kesempatan melibatkan diri. Mengenai bentuk kegiatan apapun yang dilaksanakan dalam laboratorium yang diutamakan adalah pengembangan kemampuan siswa (Anonim. 2008).
Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum (1995:7), Laboratorium adalah tempat melakukan percobaan dan penyelidikan. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun. Dalam pengertian yang terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup tempat melakukan percobaan dan penyelidikan. Selain itu, menurut Widyarti (2005:1) “Laboratorium adalah suatu ruangan tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat Laboratorium serta adanya infrastruktur Laboratorium yang lengkap”. Kemudian, menurut Wirjosoemarto dkk (2004:40) “pada konteks proses belajar mengajar sains di sekolah-sekolah seringkali istilah Laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan bahan praktikum”.
Laboratorium juga diartikan sebagai adalah suatu ruangan atau kamar tempat dilangsungkannya kegiatan praktek atau penelitian kimia yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat laboratorium yang lengkap (fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya).  Umumnya laboratorium diartikan sebagai suatu tempat berupa ruangan yang dilengkapi dengan berbagai peralatan. Dalam arti luas diluar ruangan juga dapat berfungsi sebagai laboratorium. Dengan adanya objek yang akan diamati dan adanya fasilitas laboratorium merupakan tempat mengadakan percobaan dan penelitian (Ariyanto.2008).
2.2  Jenis Laboratorium
Laboratorium dapat bermacam macam jenisnya. Menurut Wirjosoemarto dkk (2004: 41): di Sekolah Menengah, umumnya jenis laboratorium disesuaikan dengan mata pelajaran yang membutuhkan laboratorium tersebut. Karena itu di sekolah-sekolah untuk pembelajaran IPA biasanya hanya dikenal Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Biologi. Di SLTP mungkin hanya ada Laboratorium IPA saja. Di Perguruan Tinggi, untuk satu jurusan saja, mungkin terdapat banyak laboratorium. Ada tiga macam  laboratorium kimia yang kita kenal  yaitu  laboratorium pengajaran, laboratorium penelitian dan laboratorium terpadu. Kadang kadang atas pertimbangan efisiensi, suatu ruangan laboratorium difungsikan sekaligus sebagai ruangan kelas  untuk proses belajar mengajar. Laboratorium jenis ini dikenal sebagai Science classroom laboratory. Kelebihan jenis laboratorium ini bersifat multi guna (Nurdin, Wira Bahari.2010).

2.3      Fungsi dan Peranan Laboratorium Kimia
Fungsi laorbarotrium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar. Amien dalam Tarmizi (2005:12) mengemukakan bahwa fungsi laboratorium adalah sebagai tempat untuk menguatkan/memberi kepastian keterangan (informasi), menentukan hubungan sebab-akibat (causalitas), membuktikan benar tidaknya faktor-faktor atau fenomena-fenomena tertentu, membuat hukum atau dalil dari suatu fenomena apabila sudah dibuktikan kebenarannya, mempraktekkan sesuatu yang diketahui, mengembangkan keterampilan, memberikan latihan, menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan problem dan untuk melaksanakan penelitian perorangan (individual research).   Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2006:15) fungsi dari pada ruangan Laboratorium Sains/PA adalah sebagai tempat pembelajaran, tempat peragaan dan tempat praktik Sains/ PA (Nurdin, Wira Bahari.2010).

2.3        Fasilitas dan Penataan Ruang Laboratorium

Menurut Wirjosoemarto dkk (2004: 44) fasilitas Laboratorium adalah sebagai berikut: laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai Laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mable, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain-lain.
Menurut Wicahyono (2003:30), untuk menentukan apakah suatu ruangan itu cocok atau tidak untuk dijadikan laboratorium, kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti arah angin, dan arah datangnya cahaya. Apabila memungkinkan, ruangan Laboratorium sebaiknya terpisah dari bangunan ruangan kelas. Hal ini perlu untuk menghindari terganggunya proses belajar mengajar di kelas yang dekat dengan laboratorium akibat dari kegiatan yang berlangsung di laboratorium, baik suara atau bau yang ditimbulkan (Nurdin, Wira Bahari.2010).


2.4        Struktur Organisasi dan Pengelolaan Laboratorium

Agar kesinambungan dan daya guna laboratorium dapat dipertahankan, laboratorium perlu dikelola secara baik. Salah satu bagian dari pengelolaan laboratorium ini adalah staf atau personal laboratorium. Menurut Wirjosoemarto dkk (2004: 4647) tentang struktur organisasi dan pengelolaan laboratorium adalah sebagai berikut: Staf atau personal Laboratorium mempunyai tanggung jawab terhadap efektifitas dan efesiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat dan bahan-bahan praktikum. Pada sekolah menengah, biasanya laboratorium dikelola oleh seorang penanggung jawab laboratorium yang diangkat dari salah seorang guru IPA (Fisika, Kimia atau Biologi). Di Perguruan Tinggi yang bertindak sebagai penanggung jawab laboratorium adalah kepala laboratorium yang diangkat oleh Ketua Jurusan atau Pimpinan Perguruan Tinggi, tergantung status laboratoriumnya, apakah Laboratorium Pusat atau Laboratorium Jurusan. Selain pengelola Laboratorium biasanya terdapat pula seorang Teknisi Laboratorium. Tugas Teknisi Laboratorum membantu penyiapan bahan-bahan/alat-alat praktikum, pengecekan secara periodik, pemeliharaan dan penyimpanan alat dan bahan. Agar kinerja pengelola laboratorium berjalan baik, perlu disusun struktur organisasi laboratorium.







Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Laboratorium Kimia
2.6  Kegiatan Laboratorium Kimia
Melalui kegiatan laboratorium kimia siswa dapat mempelajari fakta, gejala, merumuskan, konsep, prinsip, hokum dan sebagainya. Tujuan kegiatan praktikum kimia selain untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat kognitif juga bertujuan untuk memperoleh keterampilan / kinerja, dapat menetapkan pengetahuan dan keterampilan tersebut pada situasi baru/lain, serta memperoleh sikap ilmiah. Menurut Azizah (2003) dalam pelaksanaan praktikum, umumnya meliputi :
a.         Persiapan, meliputi:
1. Menetapkan tujuan praktikum
2.  Mempersiapkan alat dan bahan
3.  Memperhatikan keamanan, kesehatan dan kenyamanan
 4.  Memberi penjelasan apa yang harus diperhatikan dan langkah-langkah     yang harus dilakukan siswa.
b.        Pelaksanaan, meliputi :
1. Siswa melakukan praktikum
2. Guru, asisten dan ko-asisten mengamati proses praktikum
c.         Tindak lanjut, meliputi :
1. Mengumpulkan laporan praktikum
2. Mendiskusikan masalah yang ditemukan siswa
3. Memeriksa dan menyimpan peralatan
2.7 Tujuan kegiatan di Laboratorium Kimia
Dalam suatu kegiatan laboratorium kimia memiliki tujuan sebagai berikut:
a.       Teliti dalam pengamatan dan cermat dalam pencatatan pada saat pengamatan.
b.      Mampu menafsirkan hasil percobaan untuk memperoleh penemuan dan dapat memecahkan masalah.
c.       Mampu merencanakan dan melaksanakan percobaan.
d.      Terampil mempergunakan alat-alat laboratorium.
e.       Tumbuh sikap positif terhadap kegiatan praktikum.
2.8 Evaluasi kegiatan di laboratorium
Untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan laboratorium dapat dilakukan dengan 3 cara sebagai berikut :
a.       Laporan merupakan rekaman atas apa yang dilakukan siswa selama melalui kegiatan praktikum. Tujuan adanya laporan ini yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi praktikum dan kemampuan siswa dalam merangkai data hasil percobaan serta analisisnya.
b.      Tes kegiatan laboratorium
Tes kegiatan laboratorium digunakan sebagai bahan untuk evaluasi.
c.       Pengamatan langsung
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kinerja siswa pada saat melakukan kegiatan praktikum, misalnya untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memilih alat yang sesuai, merangkai alat, menggunakan alat, sikap siswa pada saat melakukan praktikum (Anonim. 2008).
Hal ini menunjukkan bahwa suatu penilaian tidak hanya dilakukan dengan melihat hasil akhir seperti laporan, tetapi harus mencakup hasil akhir dan proses untuk mencapai hasil itu, termasuk di dalamnya kinerja siswa, sehingga guru dapat memiliki informasi yang lengkap tentang siswa (Anonim.2008).  .
2.9       Manajemen Laboratorium Kimia
Manajemen laboratorium kimia dapat diartikan sebagai pengelolaan laboratorium untuk mencapai tujuan yang ditentukan dalam menghindari terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium. Tujuan manajemen  laboratorium kimia untuk mewujudkan pengelolaan laboratorium yang baik meliputi :
a.         Jenis pekerjaan yang dilakukan
b.        Skill/tenaga kerja/laboran yang terlatih dan terampil
c.         Alatperalatan lab yang canggih serta beroperasi dengan baik dan terkalibrasi
d.        Safety Use ( keselamatan kerja)
e.         Disiplin yang tinggi
f.         Organisasi laboratorium
g.        Budget facilities (dana yang tersedia)
Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan atau fungsi manajemen dapat dibagi menjadi :
a.         Planning (perencanaan)
Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan dimasa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
b.        Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian perangkat kerja yang terdapat di dalam laboratorium terkait keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium.
c.         Actuating (pelaksanaan)
Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat kerja bawahan, mengerahkan aktivitas bawahan, mengkoordinasikan berbagai aktivitas bawahan menjadi aktivitas yang kompak (sinkron). Sehingga semua aktivitas bawahan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
d.        Controlling (pengawasan)
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki (Anonim. 2008)..


BAB  III
METODE PENELITIAN

3.1       Prosedur  Pengumpulan  Sumber Pustaka
Penulisan laporan ini bersifat deskriptif agar lebih akurat, maka penulis mencari sumber pustaka dari berbagai literatur yang relevan dengan masalah yang dipilih untuk digunakan sebagai referensi. Referensi yang digunakan terutama adalah jurnal ilmiah, makalah-makalah, artikel-artikel yang dimuat di koran dan internet, serta buku-buku yang sesuai dengan masalah penulisan. Serta melakukan observasi secara langsung dengan pihak sekolah mengenai laboratorium kimia di SMA K Santu Petrus Pontianak.Hal ini dimaksudkan agar hasil observasi memiliki tolak ukur  yang jelas yaitu refrensi maupun buku serta dapat dianalisis dengan baik.
3.2       Bentuk Wawancara
Wawancara langsung dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu(prepare  question interview)
3.3       Metode Wawancara
            1.Wawancara informasi
Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari koordinator laboratorium kimia secara lisan.
2.Triangulasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.




3.4       Pedoman Wawancara
I.                   Identitas Informan
            Nama               : Firman S.Pd
Jenis Kelamin  :Laki-laki
Pendidikan      :Sarjana Pendidikan Kimia
Umur               :22 tahun
Jabatan                        :Guru Kimia
Lama bekerja :5 bulan

            II.        Setting
Wawancara dilakukan pada :
A.    Hari           :Senin 20 , Februari 2012
B.     Waktu       :11.00-13.00 WIB
C.     Tempat      :Laboratorium SMA K Santo Petrus


III.       Identitas Pewawancara
Nama               :Fitri Apriani Pratiwi
Jenis Kelamin  :Perempuan
Pendidikan      :Mahasiswi FKIP Kimia

.



BAB IV
PEMBAHASAN

4.1      Lokasi Bagunan Laboratorium Kimia SMA  Santo Petrus Pontianak
Sekolah Santo Petrus Pontianak terletak di jalan K. S. Tubun memiliki dua gedung sekolah. Jarak antara gedung sekolah dan gedung laboratorium sekitar 10 meter. Gedung sekolah Santo Petrus terdiri dari  dua gedung yang terpisah antara lain:
·         gedung sekolah     : kantor Kepala Sekolah, ruang guru, ruang kelas, ruang TU, UKS, dan lain-lain.
·         gedung laboratorium : laboratoum fisika, aula , laboratium kimia, laboratorium biologi, kantin, ruang multimedia dan laboratorium komputer.
Pada gedung laboratorium memilki empat lantai yang terdiri dari :
Ø  Lantai satu                        : Kantin, aula, dan laboratorium fisika
Ø  Lantai dua             : Perpustakaan
Ø  Lantai tiga             : Ruang multimedia dan laboratorium komputer
Ø  Lantai empat         : Laboratorium kimia dan laboratorium biologi

Kelebihan Laboratorium Kimia
Jika ditinjau dari lokasinya,maka laboratorium kimia SMA K Santo Petrus memiliki kelebihan diantaranya:
1.      Jika ada kebakaran atau ledakan, maka api tidak akan merambat atau mengenai gedung sekolah sehingga sekolah tidak mengalami kerugian yang besar.
2.      Aktivitas di dalam laboratorium kimia tidak akan diganggu oleh keramaian atau kebisingan dari siswa-siswa.
3.      Laboratorium kimia berada di dalam gedung laboratorium yang jumlahnya ruangannya lebih sedikit dari jumlah ruangan di gedung  satu sehingga fasilitas seperti air dan listrik dikhususkan untuk ruangan di gedung laboratorium khususnya laboratorium kimia.
4.      Jika ada bahan kimia yang berbau tidak sedap maka tidak akan mengganggu aktivitas pembelajaran di kelas.
5.      Sumber sarana seperti air dan listrik tercukupi karena sumber sarana tersebut dikhususkan untuk ruanga-ruangan di dalam gedung laboratorium.

Kekurangan Laboratorium Kimia
Jika ditinjau dari lokasinya,maka laboratorium kimia SMA K Santo Petrus juga memiliki kekurangan diantaranya:
1.      Lokasi laboratorium kimia  yang sulit dipantau oleh kepala sekolah, guru, pegawai TU, satpam dan sebagainya untuk pengontrolan dan memudahkan  tindakan lainnya jika ada terjadi sesuatu yang tidak diingankan , seperti kebakaran, ledakan, kecelakaan, dan sebagainya.
2.      Lokasi laboratorium yang cukup jauh dari ruang kelas dan ruang guru sehingga guru dan siswa membutuhkan tenaga ekstra dan waktu yang cukup lama untuk menjangkau laboratorium kimia.
3.      Lokasi laboratorium berdekatan dengan perpustakaan. Jika terjadi kebakaran dan ledakan maka segala sumber bacaan seperti buku-buku, majalah, koran dan sebagainya akan ikut terbakar.
4.      Lokasi laboratorium kimia yang jauh dari ruang UKS sehingga jika ada siswa yang mengalami kecelakaan di laboratorium kimia maka sulit untuk cepat ditangani.
5.      Saat praktikum di siang hari,suhu dilaboratorium kimia  meningkat dan banyak siswa bahkan guru mengeluh panas walaupun sudah menggunakan kipas angin dan fentilasi yang banyak.







 


Text Box: Jln. K. S. Tubun                                    














Gedung Sekolah
 





 

Text Box: Gedung laboratorium kmiaText Box: Jln. Sultan Abdurahman                                      


Gambar 4.1  Lokasi Bagunan Laboratorium Kimia SMA  Santo Petrus Pontianak

Laboratorium kimia SMA K Santo Petrus dibangun terpisah dengan gedung sekolah dan berada di samping ruang biologi tepatnya dilantai empat paling atas. Hal ini berdasarkan pertimbangan antara lain:
1.      Pembuangan limbah berupa gas lebih mudah dibuang ke lingkungan luar dan tidak mengganggu aktivitas di lantai bawah karena limbah gas yang dihasilkan beracun dan berbau tidak sedap yang dapat menggangu lingkungan sekitar.
2.      Sumber sarana air mudah diperoleh karena laboratorium kimia berada di dekat lokasi tempat penampungan air.
3.      Lokasi laboratorium kimia bersampingan dengan laboratorium biologi.Tujuannya agar dalam penggunaan alat dan bahan dapat dipakai secara bersama sehinga dapat mengefisiensi biaya yang dikeluarkan pihak sekolah.Praktikum kimia dan biologi terkadang masih menggunakan alat yang sama sehingga ruang alat dapat disatukan.
4.      Jika pihak sekolah memiliki rencana untuk pengembangan lokasi akan menjadi lebih mudah dilakukan karena lokasi laboratorium kimia terletak di atas.
5.      Jika terjadi ledakan atau kebakaran maka api tidak akan mengenai atau merambat ke lantai bawahnya maupun gedung utama (gedung sekolah).
6.      Pada lemari asam tidak digunakan penghisap gas atau blower maka akan lebih aman jika laboratorium kimia diletakan di atas karena gas dapat dibuang dengan cepat melalui saluran pembuangan.

Dengan letak ruangan laboratorium SMA K Santo Petrus yang berada di lantai atas,maka terdapat juga beberapa kekurangan ataupun dampak negatif yang mungkin saja terjadi,antara lain:
1.      Pembuangan limbah berupa cairan sulit untuk dibuang ke pembuangan limbah karena jarak yang cukup jauh sehingga diperlukan pipa saluran pembuangan menuju selokan.Selain itu penampung limbah cair ini juga langsung dibuang ke selokan sehingga dapat mencemari lingkungan.
2.      Lokasi laboratorium yang cukup jauh dari ruang kelas dan ruang guru sehingga guru dan siswa membutuhkan tenaga ekstra dan waktu yang cukup lama untuk menjangkau laboratorium kimia.
3.      Jika laboratorium kimia terjadi kebakaran atau ledakan maka sulit untuk dipadamkan, hal ini dikarenakan jauhnya sumber air dari lokasi kebakaran.
4.      Karena lokasi labortorium jauh dari ruang guru dan kantor kepala sekolah sehingga sulit untuk mengontrol atau mengawasi  aktivitas di laboratorium kimia.
5.      Karena jauh dari ruangan UKS,  maka ketika terjadi kecelakaan saat praktikum, penanangannya menjadi lebih lamban.
6.      Jika laboratorium mengalami kebakaran atau ledakan makadalam mengevakuasi praktikan dan guru pembimbing dan lain-lain akan menjadi terhambat karena jarak tempuh untuk keluar dari laboratorium kimia cukup jauh.Selain itu, tidak adanya pintu darurat yang langsung menuju ke tempat yang lebih aman.
7.      Jika pihak sekolah membeli alat-alat kimia yang beratnya sangat besar sehingga mempersulit dalam proses pengangkutan.









 









Gambar 4.2 Denah bangunan laboratorium di SMA K Santo Petrus Pontianak

4.2 Analisis Ruang Laboratorium kimia
            Laboratorium kimia SMA K Santo Petrus Pontianak berukuran 6 x 10 m dan memiliki ruang alat yang mencakup ruang bahan dan lemari asam berukuran 1,5 x 10 m. Lemari asam yang dibuat dekat dengan jendela berukuran 1m x 1,5 m.
            Menurut Pak Firman selaku guru yang bertanggung jawab mengawasi jalannya praktikum kimia,kekurangan utama pada laboratorium SMA K Santo Petrus yaitu selain tidak memiliki ruang asam yang spesifik ,terdapat lemari asam yang terdapat tepat disamping jendela ruang alat dan bahan.Hal ini dimaksudkan agar gas yang dhasilkan akan lebih cepat keluar,maka di beri saluran udara pembuangan gas namun ternyata saluran gas ini justru membuat udara kembali lagi masuk ke ruang alat dan bahan sehingga menimbulkan bau asam yang cukup menyengat apabila lemari asam dibuka.Ini tentunya menganggu kenyamanan praktikan saat proses praktikum berlangsung.
            Saat praktikum. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok, dengan jumlah siswa tiap kelas IPA yang berjumlah sekitar 36 siswa . Artinya tiap kelompok berkisar antara 4-5 orang. Jika dihitung, luas laboratorium adalah 60 m2.
Dengan jumlah siswa yang berjumlah sekitar 36 siswa, artinya tiap siswa memiliki luas ruang gerak hanya sekitar 1,67 m2. Padahal dalam teorinya, luas laboratorium seharusnya sesuai dengan kriteria, yaitu 4 m2 / orang dan dalam keadaan tertentu diperbolehkan 3,5 m2 / orang. Ruang gerak yang terlalu sempit untuk tiap siswa tentunya akan menimbulkan perasaan tidak nyaman, tidak leluasa, tidak efektif dan bahkan dapat mengganggu jalanya praktikum.

jendela
 
Text Box: ventilasiText Box: ventilasiText Box: ventilasi
Gambar 4.3 Denah Ruang Praktikum kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak




4.3 Organisasi Laboratorium SMA K Santo Petrus Pontianak
Laboratorium SMA K Santo Petrus Pontianak terdiri atas 4 macam, diantaranya laboratorium fisika, biologi, kimia dan komputer.Keempat ruang laboratorium tersebut berada pada satu bangunan yang sama dan memiliki satu susunan hirarki dalam organisasi laboratoriumnya. Susunan organisasi ini menunjukkan interaksi antara komponen-komponen yang terkait dalam laboratorium hingga semua kegiatan dan perlengkapan laboratorium dapat terorganisir dengan baik.
Laboratorium SMA K Santo Petrus Pontianak dipertanggung jawabkan oleh seorang  kepala sekolah, hingga kedudukannya dalam struktur organisasi laboratorium berada pada bagian paling atas, dan diikuti oleh seorang kepala laboratorium yang juga merupakan salah satu guru di Santo Petrus. Dibawah kepala laboratorium merupakan koordinator untuk setiap macam laboratorium, yang mana di tangani oleh masing-masing guru mata pelajaran.
Susunan organisasi laboratorium di SMA K Santo Petrus Pontianak tidak memiliki periode tertentu. Sehingga jabatan yang dipegang oleh masing-masing komponen organisasi tersebut tidak akan berubah kecuali ada perombakan yang diinginkan dari pihak yayasan atau pergantian kepala sekolah dan menginginkan perubahan organisasi. Struktur organisasi ini merupakan susunan yang didasarkan pada keadaan laboratorium pendidikan di sekolah ini, dimana hanya ada satu kepala laboratorium yang menangani, mengawasi setiap laboratorium dan membawahi koordinator keempat laboratorium tersebut. Keempat coordinator merupakan guru mata pelajaran yang bersangkutan dan saling berkoordinasi satu sama lain dalam hal  membuat aturan yang harus dipatuhi oleh semua komponen termasuk praktikan (siswa). Selain itu juga berkewajiban dalam melaporkan semua keadaan laboratorium kepada kepala laboratorium baik dalam hal administrasi bahan dan alat maupun kegiatan praktikum yang dilakukan.Menurut Pak Firman selaku guru yang bertanggung jawab di laboratorium kimia,mengenai pembagian tugas disusun dengan guru patnernya yakni Ibu Herlin.Pembagian tugas ini antara lain Pak Firman bertugas untuk membuat larutan dan mengajarkan metode praktikum kepada para siswa sedangkan Bu Herlin bertugas di meja persiapan alat dan bahan.Setelah metode kerja di berikan serta alat dan bahan sudah diambil oleh praktikan maka proses pengawasan praktikum dilakukan oleh Pak Firman dan Bu Herlin.
Text Box: KEPALA LABORATORIUM
Gambar 4.4 Organisasi Laboratorium Sma K Santo Petrus Pontianak
 Kepala sekolah sabagai penanggung jawab utama terhadap laboratorium di sekolah memberikan kewenangan kepada kepala laboratorium dalam perencanaan dan pengawasan kegiatan laboratorium serta pengadaan bahan dan alat. Dimana kepala laboratorium dibantu oleh koordinator setiap laboratorium.
Tugas masing-masing komponen tenaga kerja dalam struktur organisasi laboratorium dirincikan sebagai berikut:
1.      Kepala sekolah
-          Bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap laboratorium sekolah
2.      Ketua laboratorium
-          Merencanakan pengembangan laboratorium
-          Membuat program kerja kegiatan laboratorium
-          Merencanakan pengadaan alat dan bahan
-          Bertanggung jawab dalam menjaga program kerja
-          Mengawasi kegiatan laboratorium
-          Menyusun laporan pertanggungjawaban kepada kepala sekolah



3.      Koordinator laboratoriumk hususnya laboratorium kimia
-          Menyusun alat dan bahan
-          Menginventaris bahan yang habis
-          Menginventaris alat yang rusak atau hilang
-          Mendaftar dan melaporkan alat dan bahan yang harus dibeli pada kepala lab
-          Menyusun LKS praktikum
-          Mendaftar alat/bahan dan menyiapkan semua yang akan di gunakan pada praktikum
-          Mengadministrasikan bahan/zat
-          Membuat tata tertib laboratorium
-          Membuat jadwal pengggunaan Lab
-          Membuat laporan kegiatan dan keadaan laboratorium
-          Melakukan kegiatan praktikum
Semua tugas masing-masing komponen organisasi tenaga kerja laboratorium ini telah menjadi tetapan yang disahkan serta telah disosialisasikan kepada semua pihak yang berkepentingan, sehingga pembagian tugas masing-masing menjadi jelas.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas semua keadaan, kegiatan dan kejadian di laboratorium oleh sebab itu semua keadaan yang terjadi di laboratorium harus dilaporkan dan semua kegiatannya harus diketahui juga mendapat persetujuan dari kepala sekolah. Kepala laboratorium membantu kepala sekolah dengan menyusun laporan berkala mengenai keadaan laboratorium berdasarkan laporan dari setiap koordinator laboratorium dan juga membuat perencanaan untuk pengembangan laboratorium.Sedangkan koordinator laboratorium khususnya kimia memiliki tugas yang lebih banyak, karena sebagai pengelola laboratorium kimia yang tidak dibantu dengan adanya laboran maupun asisten praktikum menyebabkan koordinator laboratorium harus merangkap semua tugas tersebut. Namun koordinator laboratorium kimia ini terdiri dari 2 orang guru mata pelajaran kimia sehingga tugas tersebut dapat dibagi rata dan ada fokus masing-masing bagian. Oleh sebab itu menurut bapak Firman sebagai salah satu koordinator laboratorium kimia, menyatakan bahwa dengan adanya pembagian tugas untuk koordinator lab, maka kegiatan praktikum menjadi lebih ringan karena bila salah satu koordinator mengadakan praktikum maka koordinator lainnya menjadi laboran yang membantu pelaksanaan praktikum. Dan pada saat ini para koordinator laboratorium sedang melakukan pendataan untuk membuat administrasi laboratorium yang sesuai dengan standar.
Selain itu,apabila terjadi kerusakan alat dan stok bahan kimia habis dalam jumlah yang besar maka ketua laboratorium akan melaporkan kepada yayasan sebagai penyalur dana utama.Laporan yang dibuat oleh kepala laporatorium tidak memiliki periode yang pasti,hanya sesuai dengan kebutuhan.Apabila kebutuhan sangat mendesak maka sebelum awal baru semester sudah membuat laporan kepada yayasan agar segera ditanggulangi,akan tetapi bila alat da bahan tidak rusak dalam jumlah yang besar dan masih memiliki stok yang banyak maka walaupun sudah awal semester tidak akan dibuat laporan.
Kurikulum laboratorium disusun oleh masing-masing koordinator,berdasarkan penyampaian materi pelajaran dikelas. Praktikum dilaksanakan untuk memberikan pemahaman yang lebih nyata kepada siswa mengenai konsep dari materi yang disampaikan. Namun selain itu laboratorium kimia juga mengadakan praktikum penelitian yang memberikan pengkayaan terhadap pengetahuan siswa. Praktikum ini telah diadakan selama 2 terakhir untuk kelas XI dan XII dan diadakan di luar jam pelajaran.Tiap guru yang bertanggung jawab atas jalannya praktikum membuat modul sendiri yang berhubungan juga dengan meteri pelajaran yang telah diajarkan untuk digunakan siswa saat melakukan praktikum.
Pola interaksi yang terjadi tidak hanya antartenaga kerja dalam struktur organisasi di atas, interaksi lain yang memungkinkan terjadi atas dasar suatu keadaan seperti terhadap sarana, peralatan, bahan maupun  lingkungan juga merupakan hal yang penting, interaksi yang terjadi antara koordinator terhadap sarana laboratorium kimia dapat berupa pemeriksaan, perawatan dan perbaikan sehingga sarana laboratorium dapat terjamin keamanan dan ketepatannya untuk pemanfaatanya dalam kegiatan laboratorium. Sama halnya dengan interaksi yang terjadi antara koordinator dengan peralatan laboratorium, adanya pemeriksaan peralatan, perawatan dan perbaikan dilakukan secara rutin sepanjang penggunaannya namun di sekolah ini peralatan laboratorium kimia yang digunakan untuk kegiatan laboratorium tidak disertai dengan penyediaan buku petunjuk penggunaan sehingga setiap koordinator harus memahami cara kerja peralatan dan juga dapat menggunakannya dengan benar yang selanjutnya  dapat diinformasikan kepada praktikan sebelum digunakan.
Bahan kimia habis pakai diorganisir dengan baik dalam penyimpanannya pada lemari bahan, dimana yang bersifat pekat dan mudah menguap disimpan di lemari asam sedangkan yang lainnya disusun berdasarkan urutan abjad hingga memudahkan dalam pencariannya, selain itu untuk bahan yang sudah rusak dimasukkan dalam sebuah lemari tersendiri yang selanjutnya akan dibuang. Label bahan merupakan label asli dari perusahaan yang memproduksinya sehingga pengelola tidak melakukan pelabelan ulang, hanya melakukan pemeriksaan setiap penggunaan yang selanjutnya dilakukan pendataan mengenai keadaan bahan tersebut.
Laboratorium kimia dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pencemar lingkungan, karena menghasilkan limbah cair, padat dan  gas yang sebagian besar  mengandung berbagai bahan kimia yang bersifat toksik, korosif, atau bahkan eksplosif. Dengan demikian perlu adanya interaksi antara pengelola laboratorium terhadap lingkungannya demi menjaga lingkungan hidup.Berdasarkan hasil observasi langsung didapatkan  ruang laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak telah memiliki sirkulasi udara yang baik dengan adanya ventilasi dan dibantu dengan kipas pengatur keluar masuknya udara. Namun karena keterbatasan dana lemari asam yang digunakan untuk tempat mereaksikan berbagai zat yang bersifat mengeluarkan gas beracun tidak dilengkapi dengan kipas penyedot (exhaust fan) hingga limbah gasnya dapat menyebar kedalam ruangan dan sebagian lagi keluar tanpa adanya penanganan terlebih dahulu untuk mengurangi tingkat penyebab polusi udara. Begitu pula halnya dengan pembuangan limbah cair yang tak terorganisir dengan baik karena dari hasil wawancara dengan pengelola laboratorium, tidak ada penjelasan yang dapat menerangkan arah pembuangan limbah cairnya hanya dapat dipastikan bahwa limbah tersebut dibuang ke saluran air di belakang bangunan yang tidak diketahui secara jelas kemana arah alirannya. Namun dapat diketahui bahwa pembuangan limbah ini pasti memberikan dampak negative pada lingkungan.

4.4 Administrasi Laboratorium Kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak
Administrasi laboratorium adalah suatu cara pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktivitas laboratorium. Adapun tujuan Administrasi laboratorium di SMAK Santo Petrus Pontianak yaitu:
1. Penyusunan laporan yang obyektif
2. Merencanakan pengadaaan alat dan bahan
3. Mengendalikan efesiensi penggunaan budget
4. Memperlancar pelaksanaan praktikum
5. Mengawasi dan melindungi kekayaan laboratorium
Administrasi laboratorium di SMAK Santo Petrus Pontianak mencakup :
a.       Fasilitas umum laboratorium kimia
Fasilitas umum laboratorium adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan laboratorium. Dalam fasilitas umum  laboratorium SMA K Santo Petrus Pontianak yaitu terdiri dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K ) sebanyak 2 tabung,4 tabung pemadam kebakaran, dan ketersediaan air yang cukup.Setiap laboratorium SMA K Santo Petrus memiliki ruang P3K, namun karena ruangan P3K banyak yang rusak khususnya ruang P3K di Laboratorium Kmia sehingga tidak dapat digunakan. Oleh karena itu pihak sekolah mengambil suatu alternative dengan  menggabung ruang P3K ini menjadi satu untuk semua laboratorium baik laboratorium kimia, fisika, maupun biologi. Dan letak ruang P3K ini yaitu berada dilantai dasar atau bawah laboratorium.Dalam mengantisipasi adanya kecelakaan seperti  kebakaran, laboratorium kimia   SMA K Santo Petrus telah tersedia  tabung pemadam kebakaran yang diletakan dipojok dekat meja guru atau laboran sebanyak 2 tabung dan 2 tabung lainnya diletakan diruang alat dan bahan.Hal ini bertujuan,agar ketika terjadinya kecelakaan seperti kebakaran memudahkan guru atau laboran untuk mengambil tabung pemadam kebakaran sebagai penanganan kecelakaan tersebut.
Selain itu fasilitas umum lainnya yaitu adanya ketersediaan air yang cukup didalam laboratorium kimia SMA K Santo Petrus. Air merupakan fasilitas umum yang sangat penting di dalam laboratorium kimia, fungsi dari air ini adalah untuk mencuci alat, bahan kimia maupun untuk mencuci tangan praktikan yang terkena bahan kimia. Dimana air ini bersumber dari air hujan maupun PDAM yang ditampung dalam penyimpanan air. Dan letak penampung air yang khusus menangani laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak yaitu berada dibelakang tepat di belakang  laboratorium kimianya.
b.        Peralatan dan bahan
Observasi di laboratorium kimia SMA K Santo Petrus meliputi:
  1. Jenis alat atau bahan yang ada
  2. Jumlah masing-masing alat dan bahan
  3. Jumlah pembelian atau tambahan
  4. Jumlah yang pecah, hilang atau habis
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan menyatakan bahwa, penysunan alat dan bahan di  yang sering digunakan berdasarkan abjad serta dilakukan pengelompokan nama depan suatu senyawa, misalnya kelompok abjad huruf (ammonium, ammonium sulfat, aluminium dan seterusnya), begitu juga untuk kelompok abjad huruf B-Z.Kemudian bahan juga disusun secara homongen misalnya kelompok reagen dijadikan satu,kelompok garam,kelompok asam dan lain-lain.Kelemahan terletak pada tidak diberi keterangan mengenai nama bahan  dan kodenya yang terdapat didalam lemari sehingga sulit untuk mengamatinya.Akan tetapi menurut pak Firman ,para siswa tidak ikut membuat larutan dan mengambil alat karena telah disediakan oleh guru dan guru yang bersangkutan telah hafal dengan letak bahan maupun alat sehingga tidak perlu diberi keterangan pada lemari.
Sedangkan Bahan-bahan yang rusak atau tidak dapat digunakan lagi disimpan di lemari khusus dimana lemari khusus ini diberi label bahwa bahan-bahan yang berada dilemari tersebut adalah rusak dan tidak bias digunakan. Begitu juga bahan-bahan yang dibawa oleh siswa (seperti :minyak tanah, minyak goreng untuk pembuatan sabun) juga disimpan di lemari khusus. Bahan yang bersifat volatile dan korosif diletakan dilemari asam, dimana lemari asam di laboratorium kimia SMA K Santo Petrus ini tidak begitu besar dengan ukuran 1 X 0,5m, dan yang berhak menyimpan atau mengambil bahan dilemari ini hanyalah guru, siswa tidak diperkenankan untuk menyimpan atau mengambil bahan tersebut. Hal ini dinaksudkan agar tidak membahayakan siswa.
Selain itu ada tersedia pula lemari khusus untuk tempat penyimpanan hasil karya siswanya seperti hasil pembuatan sabun. Hal ini menjadi suatu kelebihan di laboratorium kimia SMA K Santo Petrus ini yang jarang ditemukan di laboratorium lainnya. Namun letak alat dan bahan kimia bergabung dengan laboratorium biologi sehingga terjadi koordinator antara koodinator kedua laboratorium, hal ini menjadi kelemahan di laboratorium kimia SMA K Santo Petrus.
c.        Kegiatan laboratorium
Penyusunan jadwal praktikum kimia SMA K Santo Petrus,  tidak sama dengan jadwal pelajarannya jadi memiliki waktu tersendiri, pengunaan laboratorium kimia seminggu sekali untuk tiap kelas dari hari senin sampe jumat. Dimana terdapat dua kelas yang melakukan praktikum kimia ini/ harinya yang terdiri dari kelas XI IPA (terdiri dari lima kelas) dan XII IPA (terdiri dari lima kelas), jadi ada 10 kelas yang mengikuti praktukum dengan pembagian hari yang berbeda. Sedangkan kelas X belum ada penjurusan sehingga hanya diberikan materi tanpa praktikum. Adapun jadwal praktikum kimia SMA K Santo Petrus ini yaitu :
Tabel 1 Jadwal Praktukum Kimia SMA K Santu Petrus Pontianak Tahun Pelajaran 2012/2013 Semester 1
NO
HARI
SIF
JAM
KELAS
1
Senin
1
2
13.30-15.00
15.15-16.45
XIIA 3
2
Selasa
1
2
13.30-15.00
15.15-16.45
XIIA 1
XIA 1
3
Rabu
1
2
13.30-15.00
15.15-16.45
XIA 2
XIA 4
4
Kamis
1
2
13.30-15.00
15.15-16.45
XIIA 5
XIIA 4
5
Jum’at
1
2
13.30-15.00
15.15-16.45
XIA 5
XIA 3

Selain praktikum,juga dilakukan penelitian (pengayaan) dari penerapan materi kimia atau disebut kimia terapan yang telah diberikan melalui praktikum penelitian oleh semua siswa yang ingin melakukan penelitian, dimana guru sebagai pembimbing, kegiatan pengkayaan ini baru bejalan pada tahun ini (2012). Jadwal pengayaan ini disesuikan oleh jadwal sekolah. Artinya pengayaan dilakukan diluar jam sekolah dan praktikum.Jam Pengayaan ini wajib diikuti oleh seluruh siswa-siswi dengan tujuan mengembangkan bakat mereka di bidang kimia.
d.       Keadaaan bangunan/ruangan laboratorium kimia
Setiap laboratorium harus memiliki denah yang menggambarkan keadaaan macam ruang yang ada, jaringan listrik, jaringan air dan jaringan gas. Sedangkan di laboratorium kimia SMA K Santo Petrus tidak terdapat denah yang menunjukan lokasi tersebut, dan saluran pembuangan limbah bahan kimia juga tidak jelas, bahkan pihak sekolah juga mengakui bahwa mereka tidak tahu persis tempat pembuangan limbah bahan kimia, dan mereka hanya tahu laboratorium jadi dan siap digunakan. Sedangkan jarungan listrik dan air sudah tertata dengan baik. Pembagian luas ruangan (ruang praktikum dan ruang alat bahan+ruang asam) disesuaikan dengan jumlah siswa,
e.        Ketenangan dan ketenagaan laboratorium kimia
Aktifitas siswa di dalam ruangan selama praktikum sudah berlangsung baik, dimana sebelum praktikum dimulai guru memperknalkan alat bahan yang akan digunakan, letak ruangan praktikum juga brdasarkan analisis SWOT bahwa sangat baik ditempatkan di lantai atas hal ini dengan mempertimbangkan kecekaan yang terjadi seperti kebakaran, sehingga lantai bawah mudah untuk dievakuasi. Serta dilantai atas juga Jauh dari hiruk pikuk yang mengganngu jalannya praktikum, sistem pengamanan yang mendukung terciptanya  ketenangan praktikum. Dalam hal ini laboratorium kimia SMA K Santo Petrus tidak memiliki laboran, namun langsung di tangani aleh dua guru kimianya yang berperan sebagai coordinator laboratorium dan dikepalai oleh seorang guru yang bertanggung jawab untuk semua jenis laboratorium.
4.5 Keamanan Dan Keselamatan  Kerja serta Tata Tertib Laboratorium  Kimia Sma K   Santo Petrus
Kegiatan di laboratorium cukup berisiko pada keselamatan praktikan maupun koordinator pelaksana praktikum, yang dapat disebabkan oleh penggunaan bahan yang cukup berbahaya bila dihirup dan disentuh secara langsung. Oleh sebab itu diperlukan suatu standar keselamatan kerja yang harus dipatuhi selama kegiatan praktikum berlangsung.
Beberapa standar keselamatan yang harus dipenuhi dalam laboratorium, yaitu:
1.      Peringatan-peringatan tertulis yang ditempel pada bagian-bagian tertentu menjelaskan beberapa hal berbahaya yang harus dihindari oleh pengguna laboratorium
2.      Informasi mengenai penanganan dari kecelakaan kecil maupun besar
3.      Tersedianya tabung pemadam kebakaran dan kotak P3K
4.      Pemberian label pada bahan-bahan tertentu mengenai bahaya penggunaannya
5.      Tersedianya pintu darurat yang memberikan kemudahan untuk keluar dalam mengantisipasi kecelakaan yang terjadi
6.      Tersedianya akses air yang dapat digunakan untuk menangani kecelakaan
7.      Melengkapi standar keamanan diri saat melakukan praktikum yang terdiri dari: jas, masker, sarung tangan, kaca mata pelindung dan alas kaki yang menutupi seluruh bagian kaki
8.      Sirkulasi udara yang baik dan memadai
9.      Penanganan limbah yang baik dan berwawasan lingkungan

Standar keamanan di laboratorium kimia SMA K Santo Petrus Pontianak, dilengkapi dengan tabung pemadam kebakaran yang dapat digunakan untuk menghentikan kebakaran dengan kapsitas yang kecil dengan demikian dapat menghindari kebakaran yang besar, kotak P3K  yang dilengkapi dengan berbagai macam obat maupun peralatan penanganan kecelakaan yang terjadi pada pelaksanaan praktikum, memiliki pelabelan yang lengkap pada setiap tabung bahan berdasarkan kriteria bahan tersebut, selain itu pula laboratorium ini dilengkapi dengan sejumlah penampungan air yang dapat memenuhi kebutuhan laboratorium maupun penangan kecelakaan. Dan juga ruang praktikum yang dilengkapi dengan ventilasi serta kipas penyedot yang membantu terjadinya sirkulasi udara yang baik.
Namun demikian laboratorium kimia di sekolah ini tidak memberikan poster-poster yang berisi peringatan mengenai kecelakaan yang dapat terjadi maupun penanganannya. Ruang laboratoriumnya tidak memiliki pintu darurat walau keberadaannya di lantai paling atas sehingga apabila terjadi suatu kecelakaan yang menyebabkan kebakaran dapat memperlambat proses evakuasi. Penanganan limbah tidak dilakukan oleh pihak pengelola laboratorium bahkan saat ini dipertanyakaan pihak sekolah tidak dapat menjelaskan aliran pembuangan limbah, namun dapat dipastikan bahwa limbah lansung dibuang keluar, yang memungkinkan dapat menjadi sumber pencemar lingkungan. Sama halnya dengan standar keamanan diri saat praktikum berlangsung, praktikan tidak melengkapi dirinya dengan jas, sarung tangan, kaca mata pelindung dan masker, alasannya karena praktikum yang dilaksanakan telah dirancang agar tidak terlalu membahayakan praktikan dengan cara bahan yang digunakan dibuat degan konsentrasi yang kecil oleh guru pembimbing.
Tata tertib yang dibuat untuk keamanan laboratorium kimia SMA K Santo Petrus Pontianak dirancang oleh koordinator laboratorium dan diinformasikan pada seluruh siswa pada saat pertemuan pertama di laboratorium. selain itu agar tata tertib ini dipatuhi maka dilakukan penempelan pada dinding ruang-ruang tertentu yang dapat dengan mudah dilihat oleh siswa. Tujuan dari tata tertib yang dibuat adalah untuk mendukung kelancaran pelaksanaan praktikum, juga untuk mencegah  kecelakaan yang mungkin terjadi dalam laboratorium.
Tata tertib yang dibuat tidak dikhususkan untuk laboratorium kimia, tetapi berlaku umum di area gedung laboratorium dan selalu dilakukan revisi. Tata tertib ini berlaku umum karena gedung laboratorium merupakan gedung terpadu yang terdiri dari berbagai macam laboratorium.

BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi diatas dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1.      Sekolah Santo Petrus Pontianak terletak di jalan K. S. Tubun memiliki dua gedung yaitu gedung sekolah gedung laboratorium. Dimana pada gedung laboratorium memilki empat lantai yang terdiri dari lantai dasar (kantin, hall, dan laboratorium fisika), lantai satu (perpustakaan), lantai dua (ruang multimedia dan laboratorium computer) dan lantai tiga (laboratorium kimia dan laboratorium biologi).
2.      Laboratorium kimia SMA K Santo Petrus Pontianak berukuran 6 x 10 m dan memiliki ruang alat yang mencakup ruang bahan dan lemari asam berukuran 1,5 x 10 m. Lemari asam yang dibuat dekat dengan jendela berukuran 1 x 1,5m.
3.      Laboratorium SMA K Santo Petrus Pontianak dipertanggung jawabkan oleh seorang  kepala sekolah, hingga kedudukannya dalam struktur organisasi laboratorium berada pada bagian paling atas, dan diikuti oleh seorang kepala laboratorium yang juga merupakan salah satu guru di Santo Petrus. Dibawah kepala laboratorium merupakan coordinator untuk setiap macam laboratorium, yang mana di tangani oleh masing-masing guru mata pelajaran.
4.      Administrasi laboratorium kimia di SMA K Santo Petrus Pontianak terdiri dari fasilitas umum ( P3K, tabung pemadam kebakaran, dan ketersediaan air), peralatan dan bahan (penysunan alat dan bahan di  yang sering digunakan berdasarkan abjad serta dilakukan pengelompokan nama depan suatu senyawa), kegiatan praktikum (Penyusunan jadwal praktikum kimia SMA K Santo Petrus,  tidak sama dengan jadwal pelajarannya jadi memiliki waktu tersendiri, pengunaan laboratorium kimia seminggu sekali untuk tiap kelas dari hari senin sampe jumat.), keadaaan bangunan/ruangan laboratorium kimia (di laboratorium kimia SMA K Santo Petrus tidak terdapat denah yang menunjukan lokasi tersebut), dan ketenagaan laboratorium kimia (laboratorium kimia SMA K Santo Petrus tidak memiliki laboran, namun langsung di tangani aleh dua guru kimianya).
5.      Laboratorium kimia di sekolah ini tidak memberikan poster-poster yang berisi peringatan mengenai kecelakaan yang dapat terjadi maupun penanganannya. Sedangkan tata tertib yang dibuat untuk keamanan laboratorium kimia SMA K Santo Petrus Pontianak dirancang oleh coordinator laboratorium dan diinformasikan pada seluruh siswa pada saat pertemuan pertama di laboratorium.

5.2       Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu:
1.      Untuk pihak sekolah khususnya kepada pihak yang memiliki wewenang dalam pengembangan laboratorium, diharapkan dapat memberikan fasilitas atau sarana dan perlengkapan laboratorium seperti kipas penyedot asap untuk ruang asam dan melengkapi system keselamatan diri bagi pengguna laboratorium serta system keamanan laboratorium seperti pintu darurat.
2.      Untuk pihak koordinator laboratorium kimia yang dalam hal ini bertindak sebagai pengelola laboratorium kimia secara keseluruhan dapat merincikan administrasi laboratorium dan melakukan pembukuanya.
3.      Membuat tata tertib khusus pengguna laboratorium kimia agar terhindar dari kecelakaan laboratorium kimia
4.      Memperbaiki system pembuangan limbah karena akan berdampak buruk pada lingkungan.
5.      Pihak sekolah dapat terus melaksanaan praktikum penelitian karena merupakan kegiatan yang dapat memberikan keterampilan lebih pada siswa terlebih bila praktikum yang dilakukan berbasis lingkungan.
6.      Meningkatkan koordinasi antara komponen organisasi laboratorium untuk peningkatan kinerja serta dapat melaksanakan manajemen laboratorium yang baik.













No comments:

Post a Comment