Konsep Dasar PAKEM
PAKEM adalah sebuah pendekatan pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan belajar yang beragam untuk
mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman dengan penekanan pada belajar
sambil bekerja (learning by doing), sementara guru menggunakan berbagai sumber
dan alat bantu belajar, termasuk pemnafaatan lingkungan supaya pembelajaran
lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan efektif .
Dari pengertian di atas, jelas bahwa
pendekatan PAKEM meskipun yang diharapkan pertama dan utama keaktifan dan
kekreatifan peserta didik, namun sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan
kreatif pula. Agar pendekatan PAKEM ini dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, sudah tentu guru harus merancang pembelajarannya dengan baik, melaksanakannya
dengan baik, dan akhirnya menilai hasil pembelajaran dengan baik pula. Di
samping keaktifan guru, kreativitas guru juga sangat menentukan apakah skenario
pembelajarannya dapat berjalan atau tidak.
Alasan Penerapan PAKEM
Sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa
pendekatan PAKEM diterapkan di Indonesia,
yakni:
1. PAKEM lebih memungkinkan peserta didik
dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran. Selama ini kita mengenal
pembelajaran model konvensional yang dinilai hanya guru yang aktif (monologis),
sementara peserta didiknya pasif, sehingga pembelajarannya dinilai menjemukan,
kurang menarik, dan tidak menyenangkan.
2. PAKEM lebih memungkinkan, baik peserta
didik maupun guru sama-sama kreatif. Guru berupaya kreatif, mencoba berbagai cara
melibatkan semua peserta didiknya dalam pembelajaran. Sementara peserta didik
juga dituntut kreatif pula dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru, maupun
bahan ajar dengan segala alat bantunya sehingga pada akhirnya hasil
pembelajaran dapat meningkat.
Ciri-ciri/Karakteristik PAKEM
Sebagaimana telah kita ketahui PAKEM
merupakan kependekan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Dari kata-kata itulah kita dapat mengetahui ciri-ciri atau
karakteristik dari PAKEM itu sendiri.
3. Aktif
Ciri pertama pendekatan pembelajaran PAKEM
adalah aktif. Maksudnya pembelajaran ini memungkinkan peserta didik
berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, memanipulasi obyek-obyek yang ada
di dalamnya dan mengamati pengaruh dari manipulasi obyek-obyek tersebut. Dalam
hal ini guru pun terlibat secara aktif, baik dalam merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi proses pembelajarannya.
4. Kreatif
Ciri kedua pembelajaran ini adalah kreatif.
Maksudnya pembelajarannya membangun kreativitas peserta didik dalam
berinteraksi dengan lingkungan, bahan ajar, dan sesama peserta didik, utamanya
dalam menghadapi tantangan atau tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam
pembelajaran. Dalam hal ini, guru pun dituntut untuk kreatif dalam merancang
dan melaksanakan pembelajaran PAKEM ini.
5. Efektif
Ciri ketiga pembelajaran model ini adalah
efektif. Maksudnya, dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan
dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik.
6. Menyenangkan
Ciri keempat pembelajaran ini adalah
menyenangkan. Maksudnya, pembelajaran PAKEM dirancang dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan. Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Dalam kaitan ini, Rose and Nicholl (2003)
mengatakan bahwa pembelajaran yang menyenangkan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Menciptakan lingkungan tanpa stress,
lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, namun harapan untuk sukses
tetap tinggi.
b. Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan.
Anda ingin belajar ketika Anda melihat manfaat dan pentingnya bahan ajar.
c. Menjamin bahwa belajar secara emosional
adalah positif, yang pada umumnya hal itu terjadi ketika belajar dilakukan
bersama dengan orang lain, ketika ada humor dan dorongan semangat , waktu rehat
dan jeda teratur, serta dukungan antusias.
d. Melibatkan secara sadar semua indera dan
juga pikiran otak kiri dan otak kanan.
e. Menantang peserta didik untuk dapat
berpikir jauh ke depan dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari dengan
sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk memahami bahan ajar.
f. Mengkonsolidasikan bahan yang sudah
dipelajari dengan meninjau ulang dalam periode-periode yang relaks.
Agar pembelajaran dapat menyenangkan dan
efektif perlu melibatkan pembelajaran multi-indera
1) Dengan membaca dan memvisualisasikan
bahan ajar….berati Anda telah melihatnya ------- Visual
2) Dengan memberi fakta kunci keras-keras,
mengajukan pertanyaan, dan menjawabnya…berarti Anda telah mendengarnya ----
Auditorial
3) Dengan menuliskan pokok masalah pada
kartu dan menyusunnya dalam urutan logis…berarti Anda telah melakukannya-
Kinestetik/Fisik.
Dalam PAKEM sebaiknya kita menggunakan
SAVI, yaitu:
- Somatis : belajar sambil bergerak dan
berbuat
- Auditori : belajar dengan berbicara dan
mendengarkan
- Visual : belajar dengan mengamati dan
menggambarkan
- Intelektual: belajar dengan memecahkan
masalah dan merenung.
Komponen PAKEM
Sekurang-kurangnya ada empat komponen
PAKEM, yaitu:
7. Mengalami: dalam hal ini peserta didik
mengalami secara langsung dengan memanfaatkan banyak indera. Bentuk konkretnya
adalah peserta didik melakukan: pengamatan, percobaan, penyelidikan, wawancara.
Jadi, peserta didik belajar banyak melalui berbuat.
8. Interaksi: dalam hal ini interaksi
antara peserta didik itu sendiri maupun dengan guru baik melalui diskusi/tanya
jawab maupun melalui metode lain (misalnya, bermain peran) harus selalu ada dan
terjaga karena dengan interaksi inilah pembelajaran menjadi lebih hidup dan
menarik.
9. Komunikasi: dalam hal ini komunikasi
perlu diupayakan. Komunikasi adalah cara kita menyampaikan apa yang kita
ketahui. Interaksi tidak cukup jika tidak terjadi komunikasi. Bahkan interaksi
menjadi lebih bermakna jika interaksi itu komunikatif.
10. Refleksi: merupakan hal penting lainnya
agar pembelajaran itu bermakna. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran
yang memungkinkan terjadinya refleksi dari si peserta didik ketika mereka
mempelajari sesuatu. Refleksi di sini maksudnya adalah memikirkan kembali apa
yang diperbuat/dipikirkan atau yang sudah dipelajarinya. Dengan refleksi kita
bisa menilai efektif atau tidaknya pembelajaran. Jangan-jangan setelah
direfleksi ternyata pembelajaran kita yang menyenangkan, namun tingkat
penguasaan substansi atau materi masih rendah atau belum tercapai sesuai yang
kita harapkan.
No comments:
Post a Comment