Friday 29 August 2014

MENJAWAB FITNAH MISSIONARIS



>>JUDUL TS :MUSLIM MENJAWAB GUGATAN DARI MISSIONARIS mengenai QS thaha: 9
>>Deskripsi ts : akun bernama Fauzi Ikhsn yang sudah ketahuan sebagai MUSLIM GADUNGAN menggugat tahta: 9 . Dia mengatakan bahwa siapa yang mengucapkan ayat kocak ini? ALLAH SWT ? Nabi Muhammad???
>>MUSLIM MENJAWAB:
1. Jawaban saya tentu jangankan surah qs. Tahta:9 bahkan SELURUH SURAH didalam al-quran adalah FIRMAN ALLAH SWT
2. Untuk memahaminya maka silahkan baca lengkap QS. THAHA Ayat 9-16
3. Nah sekarang silahkan simak QS. THAHA Ayat 9-16: Firman Allah Ta’ala kepada Nabi Musa ‘alaihis salam di lembah Thuwa, penekanan adanya kebangkitan dan bahwa manusia akan diberi balasan sesuai amalnya.
وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَى (٩) إِذْ رَأَى نَارًا فَقَالَ لأهْلِهِ امْكُثُوا إِنِّي آنَسْتُ نَارًا لَعَلِّي آتِيكُمْ مِنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى النَّارِ هُدًى (١٠)فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ يَا مُوسَى (١١) إِنِّي أَنَا رَبُّكَ فَاخْلَعْ نَعْلَيْكَ إِنَّكَ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى (١٢) وَأَنَا اخْتَرْتُكَ فَاسْتَمِعْ لِمَا يُوحَى (١٣)إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي (١٤) إِنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى (١٥) فَلا يَصُدَّنَّكَ عَنْهَا مَنْ لا يُؤْمِنُ بِهَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَتَرْدَى (١٦
Terjemah dan Tafsir Surat Thaha Ayat 9-16
----Qs. Thaha Ayat 9. [11]Dan apakah telah sampai kepadamu kisah Musa[12]?
Tafsir:
>>[11] Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan pertanyaan sebagai taqrir (penetapan) dan ta’zhim (pengagungan) terhadap kisah itu.
>>[12] Yakni pada awal kebahagiaannya dan awal kenabiannya.
---------------
Qs. Thaha Ayat 10. Ketika dia (Musa) melihat api[13], lalu dia berkata kepada keluarganya[14], "Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu[15].”
>>tafsir :
>>[13] Saat itu, Musa ‘alaihis salam sedang berjalan dari Madyan menuju Mesir, namun Beliau salah jalan, Beliau merasakan kedinginan dan tidak memiliki sesuatu untuk menghangatkan badannya.
>>[14] Yakni istrinya.
>>[15] Yakni yang menunjukkan jalan kepada Beliau, di mana Beliau telah tersesat jalan karena gelapnya malam. Ketika itu yang Beliau cari adalah cahaya atau api hissiy (konkret) dan hidayah hissiy, yakni cahaya atau api dalam arti yang menghangatkan badan Beliau dan menerangi jalan dan yang akan mengarahkan jalan kepada Beliau, namun ternyata yang Beliau dapatkan adalah cahaya maknawi, yaitu cahaya wahyu yang dengannya ruh dan hati bersinar, hidayah hakiki, yakni hidayah kepada jalan yang lurus yang dapat menyampaikan ke surga. Beliau memperoleh sesuatu yang di luar perkiraannya.
---------
Qs. Thaha Ayat 11. Maka ketika dia mendatanginya (ke tempat api itu)[16] dia dipanggil, "Wahai Musa!
>>Tafsir:
>>[16] Api itu dilihatnya dari jauh, ia pada hakikatnya adalah cahaya, namun ia merupakan api yang membakar dan menyinari. Hal ini ditunjukkan oleh sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
« إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَنَامُ وَلاَ يَنْبَغِى لَهُ أَنْ يَنَامَ يَخْفِضُ الْقِسْطَ وَيَرْفَعُهُ يُرْفَعُ إِلَيْهِ عَمَلُ اللَّيْلِ قَبْلَ عَمَلِ النَّهَارِ وَعَمَلُ النَّهَارِ قَبْلَ عَمَلِ اللَّيْلِ حِجَابُهُ النُّورُ - وَفِى رِوَايَةِ أَبِى بَكْرٍ النَّارُ - لَوْ كَشَفَهُ لأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ مَا انْتَهَى إِلَيْهِ بَصَرُهُ مِنْ خَلْقِهِ » .
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak tidur dan tidak patut bagi-Nya untuk tidur. Dia menurunkan timbangan dan mengangkatnya. Diangkat kepada-Nya amal yang dilakukan pada malam hari sebelum amal yang dilakukan pada siang hari, dan amal yang dilakukan di siang hari sebelum amal yang dilakukan di malam hari. Hijab (tirai)-Nya adalah cahaya –dalam riwayat Abu Bakar, “adalah api.”- jika dibuka tirai itu tentu cahaya dan keagungan wajah-Nya akan membakar makhluk yang dilihat-Nya (yakni semua makhluk-Nya).” (HR. Muslim)
------------
Qs. Thaha Ayat 12. [17]Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci[18], Thuwa.
>>Tafsir:
>>[17] Allah memberitahukan kepadanya, bahwa Dia adalah Tuhannya, dan Dia memerintahkan Musa untuk bersiap-siap bermunajat dengan-Nya serta serius memperhatikannya dan melepas sandalnya karena sedang berada di lembah suci Thuwa. Kalau sekiranya tidak ada penyucian dari-Nya tetapi hanya sebagai tempat yang dipilih Allah untuk bermunajat dengan Musa, maka yang demikian cukup sebagai keutamaannya. Banyak para mufassir berkata, “Sesungguhnya Allah memerintahkan Musa melepas kedua sandalnya, karena keduanya terbuat dari kulit keledai.” Wallahu a’lam.
>>[18] Bisa juga diartikan “yang diberkahi.”
--------
Qs. Thaha Ayat 13. Dan Aku telah memilih engkau[19], maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu)[20].
>>tafsir:
>>[19] Di antara kaummu. Hal ini merupakan nikmat besar yang diberikan Allah kepadanya yang menghendaki untuk disyukuri.
>>[20] Karena ia merupakan dasar agama dan penopang dakwah Islamiyyah.
--------
Qs. Thaha Ayat 14. Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku[21] dan laksanakanlah shalat[22] untuk mengingat Aku[23].
>>tafsir:
>>[21] Yakni dengan mengarahkan semua ibadah yang nampak maupun tersembunyi, yang dasar maupun yang cabang.
>>[22] Disebutkan shalat meskipun ia termasuk ke dalam ibadah, karena kelebihan dan keistimewaannya dan karena di dalamnya terdapat ibadah hati, lisan dan anggota badan.
>>[23] Yang demikian, karena tanpa mengingat-Nya, maka akan hilang semua kebaikan, maka Allah mensyariatkan berbagai ibadah yang tujuannya adalah untuk mengingat-Nya, terutama shalat. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Terj. Al ‘Ankabut: 45) Yakni shalat yang di sana terdapat dzikrullah itu lebih besar dari sekedar dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.
--------
Qs. Thaha Ayat 15. Sungguh, hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya)[24] agar setiap orang dibalas sesuai dengan apa yang dia usahakan.
Tafsir:
>>[24] Dia memberitahukan kedekatannya dan menunjukkan tanda-tandanya. Namun tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya selain Dia, malaikat yang didekatkan dan nabi yang diutus tidaklah mengetahuinya. Hikmah adanya kiamat adalah agar amal manusia selama di dunia diberikan balasan dan agar keadilan tegak seperti yang dijelaskan pada lanjutan ayatnya.
---------
Qs. Thaha Ayat 16. Maka janganlah engkau dipalingkan dari (kiamat itu) oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan mengikuti keinginannya[25], yang menyebabkan engkau binasa[26].”
Tafsir:
>>[25] Di mana ia berusaha menyebarkan keragu-raguan tentang kedatangan kiamat dan membantahnya dengan kebatilan, menegakkan syubhat semampunya, mengikuti hawa nafsunya dan tidak ada niat untuk mencari yang hak, bahkan harapan paling sedikitnya adalah mengikuti hawa nafsunya. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap orang yang seperti ini keadaannya atau jangan sampai menerima sedikit pun perkataan dan perbuatannya yang memalingkan dari beriman kepada kiamat. Allah memperingatkan terhadap orang seperti ini, karena ia termasuk yang perlu diwaspadai bisikannya, mengingat jiwa manusia yang suka ikut-ikutan. Dalam ayat ini terdapat peringatan dan isyarat agar waspada terhadap semua penyeru kepada kebatilan, yang menghalangi dari beriman yang wajib atau menghalangi kesempurnaannya atau menaruh syubhat di hatinya, dan dari melihat buku-buku yang berisi seperti itu.
[26] Jika engkau mengikuti jalannya.
Kesimpulan :
1. Yang memerintahkan nabi musa untuk shalat adalah ALLAH SWT
2. ALLAH SWT yang telah memberikan wahyu kepada Nabi Musa\
3. Qs. Tahta 9-16 menekankan akan adanya kebangkitan sebagai hari pertanggungjawaban seluruh perbuatan manusia semasa hidup dan akan diberikan balasan sesuai amalannya.
4. Apabila fauzi mengalami kesesatan pikir itu disebabakan oleh kedangkalan fauzi dalam memahami ayat al-quran yang didasarkan pada kebencian fauzi saj
5. Pertanyaan saya untuk fauzi apakah menjadi missionaris adalah sesuatu yang sangat hina dan memalukan? Sampai harus memalsukan identitas dan menjadi seorang muslim gadungan . cukup dijawab didalam hati anda saja
Oleh: Fitri Apriani Pratiwi

No comments:

Post a Comment