LAPORAN
PRAKTIKUM ANSTRUM
PERCOBAAN PERTAMA
(PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA KIMIA)
DISUSUN OLEH :
FITRI APRIANI
PRATIWI
PERCOBAAN I
PENENTUAN PANJANG GELOMBANG
MAKSIMUM SENYAWA KIMIA
A. Tujuan
Adapun tujuan dari
praktikum kali ini diharapkan praktikan dapat :
1.
Mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk
digunakan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel.
2.
Mengoperasikan alat spektroskopi UV-Vis cary 50 untuk menentukan panjang gelombang maksimum suatu
senyawa.
3.
Menggunakan kuvet sebagi tempat sampel dan blanko.
B. Dasar Teori
Spektofotometri
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang
berdasarkan padapengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna padapanjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator
prismaatau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa.
Alat yang digunakan adalah spektrofotometer,yaitu sutu alat yang digunakanuntuk
menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
mengukur transmitan ataupun absorbansi dari suatu cuplikan sebagaifungsi dari
konsentrasi. Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panja nggelombang
tertentu dan Fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
yangditransmisikan atau diabsorbansi. Kelebihan spektrometer
dibandingkanfotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih
terseleksi danini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau
celah optis (Laporan Praktikum Kimia Analisis Tentang PanjangGelombang.http://www.scribd.com/doc/98887084/Laporan-Praktikum-Kimia-Analisis-Tentang-Menentukan-Panjang-Gelombang.)
Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh
jangkauan spektral jendela optik,wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati
atmosfer bumi hampir tanpa mengalami pengurangan intensitas atau sangat sedikit
sekali (meskipun cahaya biru dipencarkan lebih banyak dari cahayamerah, salah
satu alasan menggapai langit berwarna biru).Radiasielektromagnetik di luar
jangkauan panjang gelombang optik, atau jendela transmisilainnya, hampir seluruhnya
diserap oleh atmosfer.Dikatakan jendelaoptik karena manusia tidak bisa
menjangkau wilayah di luar spektrum optik.Inframerah terletak sedikit di luar
jendela optik,namun tidak dapat dilihat oleh mata manusia.(Jim Clark, chem-is-try.org)
Keuntungan dari
spektrofotometer untuk keperluan analisis kuantitatif adalah: (Underwood,2002),
1. Dapat digunakan secara luas
2. Memiliki kepekaan yang tinggi
3. Keseletifannya cukup baik
4. Tingkat ketelitian tinggi
Syarat larutan yang
dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen adalah (Underwood,2002),
1. Komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling
bereaksi
2. Penyerapan komponen-komponen tersebut tidak sama
3. Komponen harus menyerap pada panjang gelombang
tertentu
Spektroskopi UV -Vis
Spektroskopi UV-Vis
merupakan teknik spektroskopi pada daerah ultra violet dan sinar tampak. Dari
spektrum absorpsi dapat diketahui panjang gelombang dengan absorbans maksimum
dari suatu unsur atau senyawa. Semua molekul dapat mengabsorbsi radiasi dalam daerah
UV-Vis karena mereka mengandung electron, baik sekutu maupun menyendiri, yang
dapat dieksitasikan ke tingkat energy yang lebih tinggi. Panjang gelombang
dimana absorbs itu terjadi, bergantung pada berapa kuat electron itu terikat
dalam suatu molekul. Elektron dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat dengan
kuat dan diperlukan radiasi berenergi tinggi atau panjang gelombang pendek.
(Underwood, 2002)
Sesuai dengan
namanya spektrofotometer UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometer UV
dan Visible. Pada spektrofotometer UV-Vis menggunakan dua buah
sumber cahaya berbeda yakni sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. (Jim Clark, chem-is-try.org)
Spektrofotometer
UV-Vis merupakan spektrofotometer berkas ganda sedangkan pada spektrofotometer VIS ataupun UV termasuk spektrofotometer berkas tunggal. Pada
spektrofotometer berkas ganda blanko dan sampel dimasukan atau disinari secara
bersamaan, sedangkan spektrofotometer berkas tunggal blanko dimasukan atau disinari
secara terpisah.(Jim Clark, chem-is-try.org)
Spektrofotometer UV-VIS seperti yang tertera pada gambar berikut ini:
Analisis Spektroskopi didasarkan pada
interaksi radiasi dengan spesies kimia. Berprinsip pada penggunaan
cahaya/tenaga magnek atau listrik untuk mempengaruhi senyawa kimia sehingga
menimbulkan tanggapan.Tanggapan tersebut dapat diukur untuk menetukan jumlah
atau jenis senyawa. Cara interaksi dengan suatu sampel dapat dengan absorpsi,
pemendaran (luminenscence) emisi, dan penghamburan (scattering) tergantung pada
sifat materi.Teknik spektroskopi meliputi spektroskopi UV-Vis, spektroskopi
serapan atom, spektroskopi infra merah, spektroskopi fluorensi, spektroskopi
NMR, spektroskopi massa. (Ilmu Kimia, 2010)
Spektroskopi UV-VIS memiliki instrumentasi
yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu sumber radiasi, wadah sampel, monokromator, detektor, serta amplifier dan rekorder. Secara umum diagram instrumen UV-Vis,
yaitu :
1.
Sumber
radiasi yang digunakan
oleh spektronik 20 adalah lampu wolfram atau sering disebut lampu tungsten dan
ada juga yang menggunakan lampu Deuteurium (lampu hydrogen).
·
Lampu
Tungsten atau Wolfram
adalah sumber radiasi dengan panjang gelombang antara 350-2500 nm. Kelebihan dari
lampu wolfram adalah energy radiasi yang dilepaskan tidak berpariasi pada
berbagai panjang gelombang. Kebaikan lampu wolfarm adalah energi radiasi yang
dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang.
·
Lampu
deuterium (hydrogen),
lampu ini menghasilkan spectrum kontinu dalam daerah UV yang dihasilkan oleh
eksitasi elektrik dan deuterium atau hydrogen pada tekanan rendah dimana sinar
timbul karena pemanasan filament dan elektroda logam. lampu deuterium mengandung gas deuterium
pada kondisi tekanan rendah dan dihubungkan dengan tegangan tinggi. Ini
menghasilkan suatu spektrum kontinu yang merupakan spektrum UV.
2. Wadah sampel yang digunakan disebut sel atau kuvet. Kuvet yang
baik untuk spektroskopi UV-Vis yaitu kuvet dari kuarsa yang dapat melewatkan
radiasi daerah ultraviolet (< 350 nm). Sel yang baik tegak lurus terhadap arah sinar
untuk meminimalkan pengaruh pantulan radiasi. Kuvet harus memenuhi syarat- syarat sebagai
berikut :
a.
Tidak
berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya.
b.
Permukaannya
secara optis harus benar- benar sejajar.
c.
Harus
tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan- bahan kimia.
d.
Tidak
boleh rapuh.
e.
Mempunyai
bentuk (design) yang sederhana.
Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass,
sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV.
Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak
(visible).
3. Monokromator digunakan sebagai alat penghasil sumber sinar
monokromatis, kata lainnya adalah menghasilkan radiasi dengan
satu panjang gelombang.
4. Detektor berfungsi
untuk menangkap sinar yang merupakan sinar terusan dari larutan. Sifat-sifat detector yang ideal,
antara lain :
a.
Kepekaan
tinggi
b.
Perbandingan
sinyal dan nosie tinggi
c.
Punya
respon tetap pada daerah panjang gelombang pengamatan.
d.
Waktu
respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
e.
Signal
listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
5. Amplifier dan Rekorder berfungsi untuk
memperkuat hasil pembacaan detector tadi dalam hal panjang gelombang.
Selanjutnya panjang gelombang tersebut di lanjutkan kerecorder untuk mengubah
kedalam bentuk sinyal-sinyal listrik dalam bentuk spekrum.
Baik sinar polikromatis maupun monokromatis
bila dilewatkan ke suatu larutan maka intensitasnya akan berkurang.
Berkurangnya intensitas sinar terjadi akibat serapan larutan tersebut, sebagian
dipantulkan dan dihamburkan. Untuk mendapatkan selektivitas dan sensitivitas
yang baik umumnya dipakai sinar monokromatis, dan dipilih panjang gelombang
yang memberikan serapan maksimum (panjang gelombang maksimum). Terkadang sebuah larutan memiliki lebih dari satu
panjang gelombang maksimum. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan panjang
gelombang yang sesuai baik berdasarkan sensitivitasnya maupun berdasarkan
daerah serapan senyawa pengganggu yang ada dilarutan tersebut (Khopkar, 2002).
Cara Kerja Spekofotometer
Cara kerja
spektrometer secara singkat adalah sebagai berikut.Tempatkan larutan pembanding,
misalnya blanko dalam sel pertama sedangkanlarutan yang akan dianalisis pada
sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200-650 nm ( 650-1100 nm ) agar
daerah λ yang diperlukan dapat terliputi.Dengan ruang fotosel dalam keadaan
tertutup ” nol ” galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih
yang diinginkan, bukan fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blanko dan ” nol
” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakn
tombol transmitansi,kemudian atur besarnya pada 100 %. Lewatkan berkas cahaya
pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan
absorbansi larutansampel,(Vogel Svela, G. 1995).
Perubahan warna
mencerminkan suatu perubahan dalampengabsorbansian cahaya oleh larutan, yang
menyertai perubahan konsentrasidari spesies yang menyerap. Dalam suatu titrasi
visual, sebenarnya orangmenggunakan semua segi titrator fotometrik yang
automatic, cahayadilewatkan larutan menuju mata, yang merupakan transduser peka
cahaya yangberespon dengan isyarat dan kalau tidak, membuatnya tepat untuk
diteruskanke system penyetopan aliran yang bersifat elektromekanis, (Khopkar,
2002).
Titik akhir itu
kemudian dicari letaknya dengan titik potong garis-garislurus yang
diekstrapolasi, yang ditarik lewat titik-titik yang diambilsecukupnya sebelum
dan sesudah bagian yang membundar. Kurva titrasisemacam itu mudah dihitung,
orang semata-mata menghitung konsentrasispesies yang menyerap titik dimana
saja, dengan menggunakan tetapankeseimbangan reaksi itu, kemudian menghitung
sumbangan tiap spesies padaabsorbansi dari larutan menurut Hukum Beer,
(Underwood, 1981).
Suatu larutan
berwarna dapat menyerap sinar pada panjang gelombang tampak.Intensitas yang
diserap mempunyai hubungan tertentu dengan konsentrasi. Jika intensitas sinar
pada cuplikan yang tidak diketahui konsentrasinya dibandingkan dengan suatu larutan
standar, maka konsentrasi larutan cuplikan itu dapat diketahui. Larutan yang
akandi tentukan konsentrasinya harus diperlakukan sama dengan larutan standar.
Hubunganantara intensitas yang diserap dengan konsentrasi ditunjukkan oleh
hukum lambert-beer.(Rohman ,2008:232)
Spektrum Cahaya Tampak dan Warna-warna
Komplementer
Panjang Gelombang
|
Warna
|
Warna Komplementer
|
400-435
|
Violet
|
Kuning-Hijau
|
435-480
|
Biru
|
Kuning
|
480-490
|
Hijau-Biru
|
Orange
|
490-500
|
Biru-Hijau
|
Merah
|
500-560
|
Hijau
|
Ungu
|
560-580
|
Kuning-hijau
|
Violet
|
580-595
|
Kuning
|
Biru
|
595-610
|
Orange
|
Hijau-Biru
|
610-750
|
Merah
|
Biru-Hijau
|
Sumber
: (Rohman ,2008:232)
Hukum Lambert Beer
Suatu larutan berwarna dapat menyerap sinar
pada panjang gelombang tampak. Intensitas yang diserap mempunyai hubungan
tertentu dengan konsentrasi. Jika intensitas sinar pada cuplikan yang tidak
diketahui konsentrasinya dibandingkan
dengan suatu larutan standar, maka konsentrasi larutan cuplikan itu dapat
diketahui. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya harus diperlukan sama
dengan larutan standar. Hubungan antara intensitas yang diserap dengan
konsentrasi ditunjukkan oleh hukum lambert beer. (Sitorus Marham, 2009)
Absorbansi dari hukum lambert-beer antara lain
sebagai berikut:
A= logA
A=log 10
A= log 10( 100) – log 10 ( %T)
= log 10 10² - log 10 ( %T)
= 2 – log 10 %T
Keterangan :
P0= Intensitas sinar datang
P= Intensitas sinar yang diteruskan
b = Panjang sel/kuvetA = Absorban
(Alexeyev, V. 1969).
Kondisi berikut adalah keabsahan
hukum Beer. Cahaya yang digunakanharus monokromatis, bila tidak demikian maka
akan diperoleh dua nilaiabsorbansi pada dua panjang gelombang. Hukum tersebut
tidak diikuti olehlarutan yang pekat. Konsentrasi lebih tinggi untuk beberapa
garam tidak berwarna justru mempunyai efek absorbansi yang berlawanan.Larutan
yang bersifat memancarkan pendar-fluor atau suspensi tidak selalu mengikuti
hukum Beer. Jika selama pengukuran pada larutan encer terjadi reaksi kimia
sepertipolimerisasi, hidrolisis, asosiasi atau disosiasi, maka hukum Beer tidak
berlaku, (Alexeyev, V. 1969).
C. Metodelogi Percobaan
C.1 Alat dan Bahan
C.1.1 Alat
No.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Kaca arloji
|
1 buah
|
2.
|
Spatula
|
1 buah
|
3.
|
Labu ukur 100 ml
|
1 buah
|
4.
|
Kuvet
|
2 buah
|
5.
|
Pipet tetes
|
1 buah
|
6.
|
Beaker glass
|
1 buah
|
7.
|
Corong kaca
|
1 buah
|
8.
|
Spektroskopi UV-Vis Cary 50
|
1 set
|
9.
|
Tabung reaksi
|
2 buah
|
10.
|
Rak tabung reaksi
|
1 buah
|
C.1.2
Bahan
No.
|
Nama bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Larutan Fenol
|
100ml,500 ppm
|
2.
|
Larutan etanol
|
Secukupnya
|
3.
|
Tissue
|
Secukupnya
|
C.2
Skema Kerja
Pembuatan
Larutan Sampel
|
|
||||||
|
Persiapan
Larutan untuk Di Analisis
|
|
|
|
|
Pengukuran
Panjang Gelombang Maksimum
|
D.
Hasil Pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Pembuatan
larutan Fenol
Ditimbang 50 mg Fenol
Dilarutkan dengan etanol sebesar 50 ml
Diencerkan hingga 50
mL
|
50 mg Fenol
berbentuk kristal putih
Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna
|
2
|
Larutan
sampel dan blanko dimasukkan ke dalamspektrofotometer UV-Vis cary 50
|
Larutan tetap tak
berubah warna
|
3
|
Ditentukan Panjang gelombang maksimumberdasarkan kurva hubungan
absorbansi denganpanjang gelombang
|
Λmaks =260nm
Abs = 3.052
|
Kurva
Hubungan Absorbansi dan Panjang Gelombang
Data
Panjang Gelombang
E.
Perhitungan
Pembuatan Fenol 500 ppm
500 ppm =massa
(mg) /0,1L
Massa (mg) =500 x 0,1
=50 mg
F.
Pembahasan
Pada percobaan penentuan panjang
gelombang maksimum senyawa kimia ini bertujuan agar praktikan dapat
mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang
gelombang maksimum larutan sampel, dapat menggunakan kuvet sebagai tempat
sampel dan blanko, dan dapat mengoperasikan alat spektroskopi UV-Vis cary 50
untuk menentukan panjang gelombang maksimum suatu senyawa.
Adapun prinsip umum percobaan kali ini yaitu absorbsi radiasi
elektromagnetik (UV-Vis) dengan energi tertentu yang akan mengakibatkan
terjadinya satu atau lebih transisi elektronik dalam suatu senyawa dari tingkat
energy rendah ke tingkat energy tinggi dan kemuadian elektron tersebut kembali
ke keadaan dasar dengan panjang gelombang tertentu yang ditangkap oleh detektor
dan ditampilkan pada layar komputer dalam bentuk spektrum.
Pada percobaan
ini ,penentuan panjang gelombang maksimum pada
senyawa Fenol
dilakukan dengan menggunakan spektofotometer UV-Vis cary 50, dimana percobaan
ini dilakukan berdasarkan adanya transisi electron yang dapat terjadi pada
senyawa Fenol
akibat adanya penyerapan sebagian radiasi elektromagnetik yang dilewatkan dari
suatu instrument spektroskopi UV-Vis. Electron-elektron yang terdapat pada
senyawa fenol
dapat mengalami transisi elektron
atau tereksitasi dari tingkat energy dasar dikarenakan adanya sebagian energi yang diserap oleh
senyawa Fenol.
Dengan menggunakan spektrofotometer
UV-Vis, dimana panjang gelombang yang dipilih dalam rentang daerah ultraviolet
(200-400nm). Ini dikarenakan larutan sampel (Fenol) tidak memiliki warna
sehingga diharapkan panjang gelombang maksimum sampel dapat teramati.
Adapun instrumen yang digunakan dalam percobaan
ini adalah spektroskopi UV-Vis cary 50 dimana sampel yang digunakan berupa
larutan yaitu larutan Fenol tak berwarna dan konsentrasi yang dibuat tidak
pekat yaitu 500 ppm atau 500 mg/L. Dalam pembuatan larutan sampel menggunakan
pelarut etanol.Hal ini dikarenakan etanol memiliki syarat-syarat pelarut-pelarut yang digunakan
spektrofotometri yaitu :
1.
Melarutkan cuplikan
2.
Meneruskan radiasi dalam daerah panjang gelombang yang sedang
dipelajari.
3.
Pelarut yang dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap terkonjugasi
pada struktur molekulnya dan tidak berwarna
4.
Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis.
5.
Kemurniannya harus tinggi, atau derajat untuk analisis tinggi.
6.
Dikarenakan pelarut etanol ini karena tidak menyerap radiasi sinar pada l
7.
Etanol merupakan senyawa yang
memiliki gugus hidroksil sehingga akan mudah melarutkan Fenol yang memiliki
gugus hidroksil juga.
Sebelum menguji larutan sampel
dengan spektrofotometer UV-Vis, terlebih dahulu dilakukan pengujian larutan
blanko untuk mengkalibrasi alat instrumentasi spektroskopi UV-Vis. Pelarut
etanol yang digunakan tersebut dijadikan sebagai blanko dengan tujuan untuk
mengkalibrasi alat instrumentasi spektroskopi UV-Vis agar dapat meminimalisir
kesalahan pada pemakaian instrumentasi spektroskopi UV-Vis sehingga diperoleh
besar absorbansi dan panjang gelombang maksimum sampel dengan teliti.
Larutan blanko dimasukkan ke dalam
kuvet yang telah dibilas dengan larutan etanol. Tujuan pembilasan ini antara lain:
1.Agar tidak ada lagi zat
pengotor misalnya debu, atau sisa-sisa pelarut yang berasal dari pencucian
kuvet.
2. Kuvet yang digunakan
harus benar-benar bersih karena jika ada pengotor yang dapat menyerap radiasi sinar
pada λ dimana saat dilakukan pengukuran dapat mengganggu hasil analisis.
Ketika masing-masing kuvet yang telah berisi
pelarut etanol dan larutan Fenol ini akan dimasukkan ke dalam spektroskopi
UV-Vis secara bergantian maka bagian kuvet yang bening harus mengarah pada
jalur radiasi yang melewatinya sehingga dapat diteruskan dengan sempurna.
Pada saat memegang kuvet yang harus diperhatikan
adalah posisi tangan yang memegangnya dimana bagian kuvet yang dipegang adalah
bagian yang buram. Hal ini dilakukan agar pada bagian kuvet yang bening tidak
terkena kotoran seperti adanya gambar sidik jari. Dengan adanya
pengotor-pengotor tersebut pada bagian kuvet yang bening ini dapat mengganggu
hasil analisis sebab pengotor tersebut juga turut mengabsorbsi radiasi sinar
yang melewatinya. Dilakukannya pengukuran blanko pelarut ini bertujuan untuk
mengetahui besarnya adsorbansi pelarut sehingga dapat dihitung besarnya
adsorbansi sampel dengan menentukan selisih antara adsorbansi sampel + pelarut
dan adsorbansi pelarut.
A = A sampel
+ pelarut - A pelarut
Kuvet yang digunakan pada alat
instrumentasi spektroskopi UV-Vis ini terbuat dari kuarsa karena dapat
melewatkan radiasi daerah ultraviolet dan visible. Pemasangan kuvet pada alat
instrumentasi harus tegak lurus terhadap arah sinar, tujuannya untuk
meminimalkan pengaruh pantulan radiasi.
Pengukuran blanko pelarut dan larutan Fenol
dilakukan secara terpisah karena instrumen UV-Vis yang digunakan adalah
instrument spektroskopi UV-Vis berkas tunggal dimana instrument tunggal ini
menggunakan kalibrasi.
Proses kerja dari instrumentasi UV-Vis dalam
percobaan ini adalah dimulai dari sumber
radiasi yang merupakan sumber cahaya ini menggunakan lampu wolfram (tungsten)
yang berada pada daerah panjang gelombang 350-2200 nm. Setelah sumber sinar ini
ditembakkan maka sinar akan masuk ke kromator dimana kromator ini akan merubah
sinar polikromatis menjadi monokromatis sesuai dengan pengukuran yang
dilakukan. Sinar monokromatis ini dengan panjang gelombang yang sesuai akan
melewati suatu celah sempit yang disebut slit.Lebarnya celah slit inilah yang
mempengaruhi ketelitian monokromator. Setelah sinar akan melewati kuvet atau
wadah sampel dimana sebagian sinar akan menyerap pada panjang gelombang tampak
(visible), penyerapan sinar ini menghasilkan transisi elektron pada molekul Fenol.
Energi radiasi yang diserap tersebut akan menaikkan elektron ikat ke
tingkat energi eksitasi. Sebagian sinar lagi ditransmisikan menuju detektor
untuk mengubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran yang
dapat diukur. Hasil dari pengoperasian yang dilakukan pada instrumen ini akan
terekan direcorder dalam bentuk sinyal yang akan tampak pada monitor berupa
spektrum absorpsi yang merupakan plot antara absorbans sebagai ordinat dan
panjng gelombang sebagai absis. Jadi
fungsi rekorder disini yaitu mengubah panjang gelombang hasil deteksi dari
detector yang diperkuat oleh amplifier
menjadi sinyal-sinyal listrik dalam bentuk spectrum. Sinyal-sinyal listrik
dalam bentuk spectrum ini dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu dibawa ke
monitor sehingga dapat dibaca dan dapat di print.
Dari hasil scaning yang dicetak panjang
gelombang maksimum ditentukan dari nilai absorbansi yang paling besar yaitu 3.052
dengan panjang gelombang maksimum sebesar 260,0 nm.Adapun dari hasil percobaan
yang dilakukan bahwa panjang gelombang yang diperoleh sangat jauh berbeda
dengan literatur dimana panjang gelombang maksimum untuk larutan fenol sekitar 480-490
nm . Peristiwa berkurangnya panjang gelombang maksimum pada senyawa ini terjadi
efek hipokromik. Efek hipokromik merupakan pergeseran ke
panjang gelombang lebih pendek. Hal ini disebabkan oleh perubahan pelarut yaitu air atau adanya konjugasi dari elektron pasangan bebas
Senyawa Fenol memiliki panjang
gelombang maksimum sebesar 480-490 nm, maka senyawa ini menyerap cahaya dalam daerah tampak,sehingga senyawa ini memiliki elektron yang lebih mudah dipromosikan daripada
senyawa yang menyerap cahaya pada panjang gelombang UV yang lebih pendek.
Hasil spektrum yang diperoleh ini tidak tidak
sesuai dengan literatur karena terdapat perbedaan panjang gelombang yang sangat
jauh, padahal nilai absorbansi nya belum maksimal. Hal ini dapat disebabkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Pembuatan
larutan yang tidak cermat. Dalam proses pengenceran harus dikerjakan dalam volume yang dapat
diukur dengan teliti karena perbedaan volume yang sangat kecil akan dapat menyebabkan
kesalahan.
2. Alat-alat seperti gelas-gelas standard yang digunakan dalam
pembuatan larutan belum mempunyai kualitas analitis yang tinggi. Oleh karena itu diperlukan Alat-alat seperti gelas-gelas standard yang mempunyai kualitas analitis yang tinggi.
3. Larutan
sampel yang digunakan sangat pekat sehingga zat terlarut yang terkandung dalam
larutan sampel itu banyak akibatnya sinar yang diserap banyak sedangkan sinar
ditransmisikan sedikit.
Pada
kurva hubungan absorbsi dan panjang gelombang yang didapatkan tidak memenuhi
hukum Lambert Beer dimana hasil scanning memperlihatkan spectrum yang memiliki
banyak puncak dengan lembah yang pendek.Sedangkan menurut hukum Lambert Beer
mengatakan bahwa suatu pengukuran absorbansi pada panjang gelombang maksimum terjadi
apabila memberikan garis linier.
G. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang didapatkan dari percobaan yang telah dilakukan antara lain:
1.
Fungsi larutan blanko untuk mengkalibrasi.
2.
Larutan Fenol tidak berwarna sehingga menyerap
dengan panjang gelombang ultraviolet 200-400nm
3.
Kuvet yang digunakan harus dalam keadan steril.
4.
Dengan menggunakan alat spektroskopi UV-Vis cary 50 didapat panjang
gelombang maksimum senyawa Fenol sebesar 260 nm.
5.
Senyawa Fenol ini memiliki electron yang lebih mudah
dipromosikan daripada senyawa yang menyerap cahaya pada panjang gelombang UV
yang lebih pendek.
6.
Fenol memiliki absorbansi
maksimal sebesar 3.052
7.
Etanol dipilih sebagai pelarut
dikarenakan air memiliki syarat-syarat pelarut-pelarut yang digunakan
spektrofotometri
8.
Panjang gelombang yang
diperoleh sangat jauh berbeda dengan literatur dimana memiliki selisih sekitar
230 nm.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2010. Laporan Praktikum Kimia Analisis
Tentang Panjang Gelombang .http://www.scribd.com/doc/98887084/Laporan-Praktikum-Kimia-Analisis-Tentang-Menentukan-Panjang-Gelombang diakses tanggal 26 April 2013).
Anonim.2010. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Senyawa Bahan Pewarna.(online).(http://www.scribd.com/doc/96588023/Penentuan-Panjang-Gelombang-Maksimum-Senyawa-Bahan-Pewarna, diakses tanggal 26 April 2013).
Alexeyev, V. 1969. Quantitative
Analysis. Moscow: MIR Publishers.
Clark, Jim. 2007. Hukum
Beer-Lambert.(online). http://www.chem-is try.org/materi_kimia /instrumen_analisis/
spektrum_serapan_ultraviolet-tampak__uv-vis_/ hukum_beer_lambert/, diakses tanggal 26 April 2013).
Day, R.A. dan Underwood, A.L.
2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.
Gandjar, Ibnu Gholib dan
Rohman, Abdul. 2007.Kimia Farmasi Analisis
.Yogyakarta:Pustaka Pelajaran.
Ilmu Kimia. 2010. Spektroskopi
UV-Vis. http://www.dokterkimia.com /2010/05/spektroskopi-uv-vis.html, diakses tanggal 26 April 2013).
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik.
Jakarta : UI Press.
Sitorus, Marham. 2009. Spektroskopis Eludasi Struktur Molekul
Organik.
Padang : UNAND.
LAMPIRAN FOTO
saya mau nanya
ReplyDeletesaya mengukur kekeruhan dengan spektrofotometri dengan panjang gelombang 860 nm.
kira kira kenapa harus 860nm ya?