Friday 29 August 2014

(PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA KIMIA)

        




















LAPORAN
PRAKTIKUM ANSTRUM

PERCOBAAN PERTAMA
(PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA KIMIA)

ANd9GcQNn_4Gf9iyZoy2i_lY7hJxPyKhAnHLpnSpNIkcWdSrfsUC9KIxcg

DISUSUN OLEH :
FITRI APRIANI PRATIWI







 PERCOBAAN I
PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA KIMIA
A.    Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini diharapkan praktikan dapat :
1.              Mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel.
2.              Mengoperasikan alat spektroskopi UV-Vis cary 50 untuk menentukan panjang gelombang maksimum suatu senyawa.
3.              Menggunakan kuvet sebagi tempat sampel dan blanko.

B. Dasar Teori
     Spektofotometri
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan padapengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna padapanjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prismaatau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer,yaitu sutu alat yang digunakanuntuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorbansi dari suatu cuplikan sebagaifungsi dari konsentrasi. Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panja nggelombang tertentu dan Fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yangditransmisikan atau diabsorbansi. Kelebihan spektrometer dibandingkanfotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi danini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis (Laporan Praktikum Kimia Analisis Tentang PanjangGelombang.http://www.scribd.com/doc/98887084/Laporan-Praktikum-Kimia-Analisis-Tentang-Menentukan-Panjang-Gelombang.)
Panjang gelombang yang kasat mata didefinisikan oleh jangkauan spektral jendela optik,wilayah spektrum elektromagnetik yang melewati atmosfer bumi hampir tanpa mengalami pengurangan intensitas atau sangat sedikit sekali (meskipun cahaya biru dipencarkan lebih banyak dari cahayamerah, salah satu alasan menggapai langit berwarna biru).Radiasielektromagnetik di luar jangkauan panjang gelombang optik, atau jendela transmisilainnya, hampir seluruhnya diserap oleh atmosfer.Dikatakan jendelaoptik karena manusia tidak bisa menjangkau wilayah di luar spektrum optik.Inframerah terletak sedikit di luar jendela optik,namun tidak dapat dilihat oleh mata manusia.(Jim Clark, chem-is-try.org)
Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan analisis kuantitatif adalah: (Underwood,2002),
             1.     Dapat digunakan secara luas
             2.     Memiliki kepekaan yang tinggi
             3.     Keseletifannya cukup baik
             4.     Tingkat ketelitian tinggi

Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen adalah (Underwood,2002),
             1.     Komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi
             2.     Penyerapan komponen-komponen tersebut tidak sama
             3.     Komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu

Spektroskopi UV -Vis
Spektroskopi UV-Vis merupakan teknik spektroskopi pada daerah ultra violet dan sinar tampak. Dari spektrum absorpsi dapat diketahui panjang gelombang dengan absorbans maksimum dari suatu unsur atau senyawa. Semua molekul dapat mengabsorbsi radiasi dalam daerah UV-Vis karena mereka mengandung electron, baik sekutu maupun menyendiri, yang dapat dieksitasikan ke tingkat energy yang lebih tinggi. Panjang gelombang dimana absorbs itu terjadi, bergantung pada berapa kuat electron itu terikat dalam suatu molekul. Elektron dalam suatu ikatan kovalen tunggal terikat dengan kuat dan diperlukan radiasi berenergi tinggi atau panjang gelombang pendek. (Underwood, 2002)
uv2

Sesuai dengan namanya spektrofotometer UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometer UV dan Visible. Pada spektrofotometer UV-Vis menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda yakni sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. (Jim Clark, chem-is-try.org)
Spektrofotometer UV-Vis merupakan spektrofotometer berkas ganda sedangkan pada spektrofotometer VIS ataupun UV termasuk spektrofotometer berkas tunggal. Pada spektrofotometer berkas ganda blanko dan sampel dimasukan atau disinari secara bersamaan, sedangkan spektrofotometer berkas tunggal blanko dimasukan atau disinari secara terpisah.(Jim Clark, chem-is-try.org)



Spektrofotometer UV-VIS seperti yang tertera pada gambar berikut ini:
Dual Beam Spectrometer
Sumber :(Jim Clark, chem-is-try.org)
Analisis Spektroskopi didasarkan pada interaksi radiasi dengan spesies kimia. Berprinsip pada penggunaan cahaya/tenaga magnek atau listrik untuk mempengaruhi senyawa kimia sehingga menimbulkan tanggapan.Tanggapan tersebut dapat diukur untuk menetukan jumlah atau jenis senyawa. Cara interaksi dengan suatu sampel dapat dengan absorpsi, pemendaran (luminenscence) emisi, dan penghamburan (scattering) tergantung pada sifat materi.Teknik spektroskopi meliputi spektroskopi UV-Vis, spektroskopi serapan atom, spektroskopi infra merah, spektroskopi fluorensi, spektroskopi NMR, spektroskopi massa. (Ilmu Kimia, 2010)
Spektroskopi UV-VIS memiliki instrumentasi yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu sumber radiasi, wadah sampel, monokromator, detektor, serta amplifier dan rekorder. Secara umum diagram instrumen UV-Vis, yaitu :
1.      Sumber radiasi yang digunakan oleh spektronik 20 adalah lampu wolfram atau sering disebut lampu tungsten dan ada juga yang menggunakan lampu Deuteurium (lampu hydrogen).
·         Lampu Tungsten atau Wolfram adalah sumber radiasi dengan panjang gelombang antara 350-2500 nm. Kelebihan dari lampu wolfram adalah energy radiasi yang dilepaskan tidak berpariasi pada berbagai panjang gelombang. Kebaikan lampu wolfarm adalah energi radiasi yang dibebaskan tidak bervariasi pada berbagai panjang gelombang.
·         Lampu deuterium (hydrogen), lampu ini menghasilkan spectrum kontinu dalam daerah UV yang dihasilkan oleh eksitasi elektrik dan deuterium atau hydrogen pada tekanan rendah dimana sinar timbul karena pemanasan filament dan elektroda logam. lampu deuterium mengandung gas deuterium pada kondisi tekanan rendah dan dihubungkan dengan tegangan tinggi. Ini menghasilkan suatu spektrum kontinu yang merupakan spektrum UV.
2.      Wadah sampel yang digunakan disebut sel atau kuvet. Kuvet yang baik untuk spektroskopi UV-Vis yaitu kuvet dari kuarsa yang dapat melewatkan radiasi daerah ultraviolet (< 350 nm). Sel yang baik tegak lurus terhadap arah sinar untuk meminimalkan pengaruh pantulan radiasi. Kuvet harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut :
a.       Tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya.
b.       Permukaannya secara optis harus benar- benar sejajar.
c.        Harus tahan (tidak bereaksi) terhadap bahan- bahan kimia.
d.       Tidak boleh rapuh.
e.        Mempunyai bentuk (design) yang sederhana.
Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).
3.      Monokromator digunakan sebagai alat penghasil sumber sinar monokromatis, kata  lainnya adalah menghasilkan radiasi dengan satu panjang gelombang.
4.    Detektor berfungsi untuk menangkap sinar yang merupakan sinar terusan dari   larutan. Sifat-sifat detector yang ideal, antara lain :
a.       Kepekaan tinggi
b.       Perbandingan sinyal dan nosie tinggi
c.        Punya respon tetap pada daerah panjang gelombang pengamatan.
d.       Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
e.        Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga radiasi.
5.               Amplifier dan Rekorder berfungsi untuk memperkuat hasil pembacaan detector tadi dalam hal panjang gelombang. Selanjutnya panjang gelombang tersebut di lanjutkan kerecorder untuk mengubah kedalam bentuk sinyal-sinyal listrik dalam bentuk spekrum.
Baik sinar polikromatis maupun monokromatis bila dilewatkan ke suatu larutan maka intensitasnya akan berkurang. Berkurangnya intensitas sinar terjadi akibat serapan larutan tersebut, sebagian dipantulkan dan dihamburkan. Untuk mendapatkan selektivitas dan sensitivitas yang baik umumnya dipakai sinar monokromatis, dan dipilih panjang gelombang yang memberikan serapan maksimum (panjang gelombang maksimum). Terkadang  sebuah larutan memiliki lebih dari satu panjang gelombang maksimum. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan panjang gelombang yang sesuai baik berdasarkan sensitivitasnya maupun berdasarkan daerah serapan senyawa pengganggu yang ada dilarutan tersebut (Khopkar, 2002).

Cara Kerja Spekofotometer
Cara kerja spektrometer secara singkat adalah sebagai berikut.Tempatkan larutan pembanding, misalnya blanko dalam sel pertama sedangkanlarutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200-650 nm ( 650-1100 nm ) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi.Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup ” nol ” galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih yang diinginkan, bukan fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blanko dan ” nol ” galvanometer didapat dengan memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakn tombol transmitansi,kemudian atur besarnya pada 100 %. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutansampel,(Vogel Svela, G. 1995).
Perubahan warna mencerminkan suatu perubahan dalampengabsorbansian cahaya oleh larutan, yang menyertai perubahan konsentrasidari spesies yang menyerap. Dalam suatu titrasi visual, sebenarnya orangmenggunakan semua segi titrator fotometrik yang automatic, cahayadilewatkan larutan menuju mata, yang merupakan transduser peka cahaya yangberespon dengan isyarat dan kalau tidak, membuatnya tepat untuk diteruskanke system penyetopan aliran yang bersifat elektromekanis, (Khopkar, 2002).
Titik akhir itu kemudian dicari letaknya dengan titik potong garis-garislurus yang diekstrapolasi, yang ditarik lewat titik-titik yang diambilsecukupnya sebelum dan sesudah bagian yang membundar. Kurva titrasisemacam itu mudah dihitung, orang semata-mata menghitung konsentrasispesies yang menyerap titik dimana saja, dengan menggunakan tetapankeseimbangan reaksi itu, kemudian menghitung sumbangan tiap spesies padaabsorbansi dari larutan menurut Hukum Beer, (Underwood, 1981).
Suatu larutan berwarna dapat menyerap sinar pada panjang gelombang tampak.Intensitas yang diserap mempunyai hubungan tertentu dengan konsentrasi. Jika intensitas sinar pada cuplikan yang tidak diketahui konsentrasinya dibandingkan dengan suatu larutan standar, maka konsentrasi larutan cuplikan itu dapat diketahui. Larutan yang akandi tentukan konsentrasinya harus diperlakukan sama dengan larutan standar. Hubunganantara intensitas yang diserap dengan konsentrasi ditunjukkan oleh hukum lambert-beer.(Rohman ,2008:232)
       Spektrum Cahaya Tampak dan Warna-warna Komplementer
Panjang Gelombang
Warna
Warna Komplementer
400-435
Violet
Kuning-Hijau
435-480
Biru
Kuning
480-490
Hijau-Biru
Orange
490-500
Biru-Hijau
Merah
500-560
Hijau
Ungu
560-580
Kuning-hijau
Violet
580-595
Kuning
Biru
595-610
Orange
Hijau-Biru
610-750
Merah
Biru-Hijau
       Sumber : (Rohman ,2008:232)
            Hukum Lambert Beer
Suatu larutan berwarna dapat menyerap sinar pada panjang gelombang tampak. Intensitas yang diserap mempunyai hubungan tertentu dengan konsentrasi. Jika intensitas sinar pada cuplikan yang tidak diketahui  konsentrasinya dibandingkan dengan suatu larutan standar, maka konsentrasi larutan cuplikan itu dapat diketahui. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya harus diperlukan sama dengan larutan standar. Hubungan antara intensitas yang diserap dengan konsentrasi ditunjukkan oleh hukum lambert beer. (Sitorus Marham, 2009)
Absorbansi dari hukum lambert-beer antara lain sebagai berikut:
A= logA
A=log 10
A= log 10( 100) – log 10 ( %T)
   = log 10 10² - log 10 ( %T)
  = 2 –  log 10 %T

Keterangan :
P0= Intensitas sinar datang
P= Intensitas sinar yang diteruskan
b = Panjang sel/kuvetA = Absorban
(Alexeyev, V. 1969).

Kondisi berikut adalah keabsahan hukum Beer. Cahaya yang digunakanharus monokromatis, bila tidak demikian maka akan diperoleh dua nilaiabsorbansi pada dua panjang gelombang. Hukum tersebut tidak diikuti olehlarutan yang pekat. Konsentrasi lebih tinggi untuk beberapa garam tidak berwarna justru mempunyai efek absorbansi yang berlawanan.Larutan yang bersifat memancarkan pendar-fluor atau suspensi tidak selalu mengikuti hukum Beer. Jika selama pengukuran pada larutan encer terjadi reaksi kimia sepertipolimerisasi, hidrolisis, asosiasi atau disosiasi, maka hukum Beer tidak berlaku, (Alexeyev, V. 1969).


C. Metodelogi Percobaan
C.1 Alat dan Bahan
C.1.1 Alat
No.
Nama Alat
Jumlah
1.
Kaca arloji
1 buah
2.
Spatula
1 buah
3.
Labu ukur 100 ml
1 buah
4.
Kuvet
2 buah
5.
Pipet tetes
1 buah
6.
Beaker glass
1 buah
7.
Corong kaca
1 buah
8.
Spektroskopi UV-Vis Cary 50
1 set
9.
Tabung reaksi
2 buah
10.
Rak tabung reaksi
1 buah

                        C.1.2 Bahan
No.
Nama bahan
Jumlah
1.
Larutan Fenol
            100ml,500 ppm
2.
Larutan etanol
Secukupnya
3.
Tissue
Secukupnya


C.2         Skema Kerja
Pembuatan Larutan Sampel
 




Dilarutkan dengan 100 ml pelarut etanol
 
                                                     
                                                     

Dikocok sesuai dengan aturan mengocok labu ukur
 

Larutan Fenol 500 ppm tak berwarna
 
 




                                                      
                                                      





Persiapan Larutan untuk  Di Analisis

Larutan Fenol 500 ml
 

Larutan Blanko (etanol )
 
                                                                                            


Dimasukkan masing-masing dalam kuvet yang telah dibersihkan hingga 2/3 tinggi kuvet
 
 



Dihindari terbentuknya gelembung udara yang menempel di kuvet karena akan mengganggu
 
                                                                                   

Larutan Siap dianalisis
 
 

















Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum
 















Dipilih baseline corection dan dklik ok

 
                           
 







D. Hasil Pengamatan
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Pembuatan larutan Fenol
Ditimbang 50 mg Fenol

Dilarutkan dengan etanol sebesar 50 ml
Diencerkan hingga 50 mL

50 mg Fenol berbentuk kristal putih
Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna
2
Larutan sampel dan blanko dimasukkan ke dalamspektrofotometer UV-Vis cary 50
Larutan tetap tak berubah warna
3
Ditentukan Panjang gelombang maksimumberdasarkan kurva hubungan absorbansi denganpanjang gelombang
Λmaks =260nm
Abs = 3.052

Kurva Hubungan Absorbansi dan Panjang Gelombang


Data Panjang Gelombang

E. Perhitungan
Pembuatan Fenol 500 ppm
500 ppm      =massa (mg) /0,1L
Massa (mg) =500 x 0,1  
                    =50 mg





F. Pembahasan
            Pada percobaan penentuan panjang gelombang maksimum senyawa kimia ini bertujuan agar praktikan dapat mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel, dapat menggunakan kuvet sebagai tempat sampel dan blanko, dan dapat mengoperasikan alat spektroskopi UV-Vis cary 50 untuk menentukan panjang gelombang maksimum suatu senyawa.
 Adapun prinsip umum percobaan kali ini yaitu absorbsi radiasi elektromagnetik (UV-Vis) dengan energi tertentu yang akan mengakibatkan terjadinya satu atau lebih transisi elektronik dalam suatu senyawa dari tingkat energy rendah ke tingkat energy tinggi dan kemuadian elektron tersebut kembali ke keadaan dasar dengan panjang gelombang tertentu yang ditangkap oleh detektor dan ditampilkan pada layar komputer dalam bentuk spektrum.
Pada percobaan ini ,penentuan panjang gelombang maksimum pada senyawa Fenol dilakukan dengan menggunakan spektofotometer UV-Vis cary 50, dimana percobaan ini dilakukan berdasarkan adanya transisi electron yang dapat terjadi pada senyawa Fenol akibat adanya penyerapan sebagian radiasi elektromagnetik yang dilewatkan dari suatu instrument spektroskopi UV-Vis. Electron-elektron yang terdapat pada senyawa fenol dapat mengalami transisi elektron atau tereksitasi dari tingkat energy dasar dikarenakan adanya sebagian energi yang diserap oleh senyawa Fenol.
Dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, dimana panjang gelombang yang dipilih dalam rentang daerah ultraviolet (200-400nm). Ini dikarenakan larutan sampel (Fenol) tidak memiliki warna sehingga diharapkan panjang gelombang maksimum sampel dapat teramati.
Adapun instrumen yang digunakan dalam percobaan ini adalah spektroskopi UV-Vis cary 50 dimana sampel yang digunakan berupa larutan yaitu larutan Fenol tak berwarna dan konsentrasi yang dibuat tidak pekat yaitu 500 ppm atau 500 mg/L. Dalam pembuatan larutan sampel menggunakan pelarut etanol.Hal ini dikarenakan etanol memiliki syarat-syarat pelarut-pelarut yang digunakan spektrofotometri yaitu :
1.    Melarutkan cuplikan
2.    Meneruskan radiasi dalam daerah panjang gelombang yang sedang dipelajari.
3.    Pelarut yang dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna
4.    Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis.
5.    Kemurniannya harus tinggi, atau derajat untuk analisis tinggi.
6.    Dikarenakan pelarut etanol  ini karena tidak menyerap radiasi sinar pada l
7.    Etanol merupakan senyawa yang memiliki gugus hidroksil sehingga akan mudah melarutkan Fenol yang memiliki gugus hidroksil juga.

Sebelum menguji larutan sampel dengan spektrofotometer UV-Vis, terlebih dahulu dilakukan pengujian larutan blanko untuk mengkalibrasi alat instrumentasi spektroskopi UV-Vis. Pelarut etanol yang digunakan tersebut dijadikan sebagai blanko dengan tujuan untuk mengkalibrasi alat instrumentasi spektroskopi UV-Vis agar dapat meminimalisir kesalahan pada pemakaian instrumentasi spektroskopi UV-Vis sehingga diperoleh besar absorbansi dan panjang gelombang maksimum sampel dengan teliti.
Larutan blanko dimasukkan ke dalam kuvet yang telah dibilas dengan larutan etanol. Tujuan pembilasan ini antara lain:
1.Agar tidak ada lagi zat pengotor misalnya debu, atau sisa-sisa pelarut yang berasal dari pencucian kuvet.
2. Kuvet yang digunakan harus benar-benar bersih karena jika ada pengotor yang dapat menyerap radiasi sinar pada λ dimana saat dilakukan pengukuran dapat mengganggu hasil analisis.
Ketika masing-masing kuvet yang telah berisi pelarut etanol dan larutan Fenol ini akan dimasukkan ke dalam spektroskopi UV-Vis secara bergantian maka bagian kuvet yang bening harus mengarah pada jalur radiasi yang melewatinya sehingga dapat diteruskan dengan sempurna.
Pada saat memegang kuvet yang harus diperhatikan adalah posisi tangan yang memegangnya dimana bagian kuvet yang dipegang adalah bagian yang buram. Hal ini dilakukan agar pada bagian kuvet yang bening tidak terkena kotoran seperti adanya gambar sidik jari. Dengan adanya pengotor-pengotor tersebut pada bagian kuvet yang bening ini dapat mengganggu hasil analisis sebab pengotor tersebut juga turut mengabsorbsi radiasi sinar yang melewatinya. Dilakukannya pengukuran blanko pelarut ini bertujuan untuk mengetahui besarnya adsorbansi pelarut sehingga dapat dihitung besarnya adsorbansi sampel dengan menentukan selisih antara adsorbansi sampel + pelarut dan adsorbansi pelarut.
A = A sampel + pelarut  - A pelarut
Kuvet yang digunakan pada alat instrumentasi spektroskopi UV-Vis ini terbuat dari kuarsa karena dapat melewatkan radiasi daerah ultraviolet dan visible. Pemasangan kuvet pada alat instrumentasi harus tegak lurus terhadap arah sinar, tujuannya untuk meminimalkan pengaruh pantulan radiasi.
Pengukuran blanko pelarut dan larutan Fenol dilakukan secara terpisah karena instrumen UV-Vis yang digunakan adalah instrument spektroskopi UV-Vis berkas tunggal dimana instrument tunggal ini menggunakan kalibrasi.
Proses kerja dari instrumentasi UV-Vis dalam percobaan ini adalah  dimulai dari sumber radiasi yang merupakan sumber cahaya ini menggunakan lampu wolfram (tungsten) yang berada pada daerah panjang gelombang 350-2200 nm. Setelah sumber sinar ini ditembakkan maka sinar akan masuk ke kromator dimana kromator ini akan merubah sinar polikromatis menjadi monokromatis sesuai dengan pengukuran yang dilakukan. Sinar monokromatis ini dengan panjang gelombang yang sesuai akan melewati suatu celah sempit yang disebut slit.Lebarnya celah slit inilah yang mempengaruhi ketelitian monokromator. Setelah sinar akan melewati kuvet atau wadah sampel dimana sebagian sinar akan menyerap pada panjang gelombang tampak (visible), penyerapan sinar ini menghasilkan transisi elektron pada molekul Fenol. Energi radiasi yang diserap tersebut akan menaikkan elektron ikat ke tingkat energi eksitasi. Sebagian sinar lagi ditransmisikan menuju detektor untuk mengubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan besaran yang dapat diukur. Hasil dari pengoperasian yang dilakukan pada instrumen ini akan terekan direcorder dalam bentuk sinyal yang akan tampak pada monitor berupa spektrum absorpsi yang merupakan plot antara absorbans sebagai ordinat dan panjng gelombang sebagai absis. Jadi fungsi rekorder disini yaitu mengubah panjang gelombang hasil deteksi dari detector yang diperkuat oleh amplifier menjadi sinyal-sinyal listrik dalam bentuk spectrum. Sinyal-sinyal listrik dalam bentuk spectrum ini dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu dibawa ke monitor sehingga dapat dibaca dan dapat di print.
Dari hasil scaning yang dicetak panjang gelombang maksimum ditentukan dari nilai absorbansi yang paling besar yaitu 3.052 dengan panjang gelombang maksimum sebesar 260,0 nm.Adapun dari hasil percobaan yang dilakukan bahwa panjang gelombang yang diperoleh sangat jauh berbeda dengan literatur dimana panjang gelombang maksimum untuk larutan fenol sekitar 480-490 nm . Peristiwa berkurangnya panjang gelombang maksimum pada senyawa ini terjadi efek hipokromik. Efek hipokromik merupakan pergeseran ke panjang gelombang lebih pendek. Hal ini disebabkan oleh perubahan pelarut yaitu air atau adanya konjugasi dari elektron pasangan bebas
Senyawa Fenol memiliki panjang gelombang maksimum sebesar 480-490 nm, maka senyawa ini menyerap cahaya dalam daerah tampak,sehingga senyawa ini memiliki elektron yang lebih mudah dipromosikan daripada senyawa yang menyerap cahaya pada panjang gelombang UV yang lebih pendek.
Hasil spektrum yang diperoleh ini tidak tidak sesuai dengan literatur karena terdapat perbedaan panjang gelombang yang sangat jauh, padahal nilai absorbansi nya belum maksimal. Hal ini dapat disebabkan hal-hal sebagai berikut :
1.      Pembuatan larutan yang tidak cermat. Dalam proses pengenceran harus dikerjakan dalam volume yang dapat diukur dengan teliti karena perbedaan volume yang sangat kecil akan dapat menyebabkan kesalahan.
2.      Alat-alat seperti gelas-gelas standard yang digunakan dalam pembuatan larutan belum mempunyai kualitas analitis yang tinggi. Oleh karena itu  diperlukan Alat-alat seperti gelas-gelas standard yang mempunyai kualitas analitis yang tinggi.
3.      Larutan sampel yang digunakan sangat pekat sehingga zat terlarut yang terkandung dalam larutan sampel itu banyak akibatnya sinar yang diserap banyak sedangkan sinar ditransmisikan sedikit.

Pada kurva hubungan absorbsi dan panjang gelombang yang didapatkan tidak memenuhi hukum Lambert Beer dimana hasil scanning memperlihatkan spectrum yang memiliki banyak puncak dengan lembah yang pendek.Sedangkan menurut hukum Lambert Beer mengatakan bahwa suatu pengukuran absorbansi pada panjang gelombang maksimum terjadi apabila  memberikan garis linier.





G. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari percobaan yang telah dilakukan antara lain:
1.      Fungsi larutan blanko untuk mengkalibrasi.
2.      Larutan Fenol tidak berwarna sehingga menyerap dengan panjang gelombang  ultraviolet 200-400nm
3.      Kuvet yang digunakan harus dalam keadan steril.
4.      Dengan menggunakan alat spektroskopi UV-Vis cary 50 didapat panjang gelombang maksimum senyawa Fenol sebesar 260 nm.
5.      Senyawa Fenol ini memiliki electron yang lebih mudah dipromosikan daripada senyawa yang menyerap cahaya pada panjang gelombang UV yang lebih pendek.
6.      Fenol memiliki absorbansi maksimal sebesar 3.052
7.      Etanol dipilih sebagai pelarut dikarenakan air memiliki syarat-syarat pelarut-pelarut yang digunakan spektrofotometri
8.      Panjang gelombang yang diperoleh sangat jauh berbeda dengan literatur dimana memiliki selisih sekitar 230 nm.









DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010. Laporan Praktikum Kimia Analisis Tentang Panjang Gelombang .http://www.scribd.com/doc/98887084/Laporan-Praktikum-Kimia-Analisis-Tentang-Menentukan-Panjang-Gelombang diakses tanggal 26 April 2013).
Anonim.2010. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum  Senyawa Bahan Pewarna.(online).(http://www.scribd.com/doc/96588023/Penentuan-Panjang-Gelombang-Maksimum-Senyawa-Bahan-Pewarna, diakses tanggal 26 April 2013).
Alexeyev, V. 1969. Quantitative Analysis. Moscow: MIR Publishers.

Clark, Jim. 2007. Hukum Beer-Lambert.(online). http://www.chem-is try.org/materi_kimia /instrumen_analisis/ spektrum_serapan_ultraviolet-tampak__uv-vis_/ hukum_beer_lambert/, diakses tanggal 26 April 2013).

Day, R.A. dan Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.

Gandjar, Ibnu Gholib dan Rohman, Abdul. 2007.Kimia Farmasi Analisis
.Yogyakarta:Pustaka Pelajaran.

Ilmu Kimia. 2010. Spektroskopi UV-Vis. http://www.dokterkimia.com /2010/05/spektroskopi-uv-vis.html, diakses tanggal 26 April 2013).
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.

Sitorus, Marham. 2009. Spektroskopis Eludasi Struktur Molekul Organik.  Padang :   UNAND.

LAMPIRAN FOTO




1 comment:

  1. saya mau nanya
    saya mengukur kekeruhan dengan spektrofotometri dengan panjang gelombang 860 nm.
    kira kira kenapa harus 860nm ya?

    ReplyDelete